Presiden Ukraina Berhasil Lolos 3 Kali Percobaan Pembunuhan

Pasukan khusus sudah diterjunkan sebelum invasi dimulai

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky dilaporkan telah lolos tiga kali percobaan pembunuhan usai invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai minggu lalu. Hal ini terjadi setelah presiden berusia 44 tahun itu memutuskan untuk tetap berada di Kiev selagi perang berkecamuk di Ukraina. 

Sebelum perang terjadi, sejumlah pejabat dan oligarki Ukraina memutuskan untuk meninggalkan negaranya menggunakan pesawat jet pribadi. Sementara, Zelensky dan keluarganya memutuskan untuk tetap berada di Kiev. 

Baca Juga: Volodymyr Zelenskyy, Mantan Pelawak yang Jadi Presiden Ukraina 

1. Percobaan pembunuhan berhasil digagalkan pasukan Ukraina

Berdasarkan laporan dari The Times yang dilansir Business Insider, terdapat beberapa kali percobaan pembunuhan terhadap Zelenskyy yang digagalkan oleh pasukan keamanan Ukraina. Informasi itu didapat dari orang yang bekerja di Badan Intelijen Rusia (FBS), tapi menentang invasi. 

Salah satu percobaan pembunuhan terjadi di pinggiran Kiev yang digagalkan pada Sabtu minggu lalu. Namun, pelaku sudah disingkirkan sebelum ia mencapai target untuk membunuh Zelensky. 

Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina (NSDC), Oleksiy Danilov, sudah memberikan laporan yang sama dalam Telegram pada minggu ini. 

"Saya dapat mengatakan bahwa kami telah menerima informasi dari FSB, yang tidak ingin terlibat dalam peperangan. Terima kasih atas ini karena pasukan elit Kadyrov dapat dihancurkan sebelum membunuh presiden kami," ujar Danilov. 

Baca Juga: Nama Presiden Ukraina Dieja Berbeda-beda, Mana yang Tepat?

2. Ribuan pasukan bersenjata Wagner dan Chechnya sudah diterjunkan ke Ukraina

Dilaporkan Vice, lebih dari 2.000 anggota kelompok Wagner dipercaya sudah diterjunkan ke Ukraina. Mereka diturunkan beberapa minggu sebelum dimulainya invasi untuk melengserkan pemerintahan Zelenskyy. 

Diperkirakan terdapat lebih dari 400 pasukan bersenjata yang diterjunkan di Kiev dengan tujuan untuk membunuh atau menangkap sejumlah pejabat tinggi pemerintahan yang masih ada di ibu kota Ukraina.

Sementara itu, Pemerintah Ukraina sudah menugaskan pencarian kepada pasukan khusus tersebut sebagai prioritas utama saat ini. Hasilnya, beberapa pasukan khusus Wagner dan Chechnya berhasil dilumpuhkan sebelum berhasil masuk ke wilayah ibu kota. 

Sampai saat ini, belum diketahui dengan jelas seberapa banyak kelompok militan asal Rusia yang sudah dilumpuhkan.

Baca Juga: Bantah Media Rusia, Presiden Ukraina Tegaskan Dirinya Tak Pernah Kabur

3. Pasukan Wagner dan Chechnya dikenal brutal dan berbahaya

Ribuan pasukan khusus Wagner dan Chechnya yang diterjunkan ke Ukraina diperkirakan sudah sejak Januari. Namun, terdapat perkiraan bahwa kedua pasukan khusus Rusia itu mengemban misi lain di samping untuk membunuh presiden. 

Pasukan khusus Chechnya yang berada di bawah Ramzan Khadirov dikenal sebagai salah satu pasukan berbahaya. Pasalnya, mereka dikenal dapat menggunakan berbagai taktik brutal demi menyelesaikan misi yang diberikan. 

Di sisi lain, kelompok Wagner yang selama ini diterjunkan untuk operasi di beberapa negara Afrika dan Timur Tengah, termasuk Suriah sudah berada di lapangan untuk memberikan arah bagi tank Rusia menuju ke ibu kota Kiev. 

Pasukan khusus Wagner disebut bisa datang dari mana saja untuk melangsungkan aksi yang sangat brutal dan menghilang dengan cepat. Pasukan itu sudah diberitahu terkait rencana invasi Ukraina dari Putin sejak Desember lalu, dilansir dari Daily Mail

Bahkan, beberapa tentara dan jenderal diketahui takut untuk menentang invasi tersebut lantaran beberapa di antaranya sudah dieksekusi akibat melawan. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya