Protes RUU Antiagen Asing, Dubes Georgia di Prancis Mundur

Ikut tolak RUU anti-agen asing

Intinya Sih...

  • Dubes Georgia di Prancis mundur sebagai penolakan RUU anti-agen asing
  • Georgia mendapat tekanan dari AS dan UE, UE akan menentukan aksesi tahun ini
  • Kritikan terhadap kekerasan aparat keamanan terhadap demonstran di Georgia

Jakarta, IDN Times - Duta Besar (Dubes) Georgia di Prancis, Gotcha Javakhishvili, mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatannya pada Kamis (9/5/2024). Aksi ini sebagai bentuk penolakan atas usulan Rancangan Undang-Undang (RUU) antiagen asing di negaranya. 

Situasi di Georgia masih panas di tengah ngototnya pemerintahan yang dipegang Partai Georgian Dream untuk meresmikan RUU antiagen asing. Tak hanya diprotes warganya, pemerintah Georgia juga mendapat tekanan hebat dari Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE). 

1. Merasa tugasnya semakin berat usai diusulkannya RUU antiagen asing

Javakhishvili mengungkapkan, pengunduran dirinya karena situasi terkini di Georgia. Ia menilai tugasnya sebagai Dubes semakin berat seiring tegangnya relasi Georgia dengan negara-negara Barat. 

"Secara personal, saya tidak tahu siapapun di sekitar saya, termasuk dengan pemerintahan di sekitar maupun diplomat yang secara terbuka menyatakan dirinya pro-Rusia. Saya paham bahwa ini adalah sebuah taktik untuk mencapai tujuan tertentu," ungkapnya, dikutip Civil

Ia juga merasa tugasnya saat ini adalah mendukung aspirasi rakyat Georgia menjadi bagian dari Uni Eropa (UE) dan tidak ingin menghalanginya. 

"Saya tidak lagi melihat peran saya dan dukungan yang searah dengan aspirasi menuju ke Eropa. Saya sejujurnya harus mengungkapkan protes dan kepuasan dalam pemilu. Saya tidak ingin opini baik saya dinilai sebagai langkah politik tertentu," sambungnya. 

Baca Juga: Warga Georgia Beri Ultimatum untuk Tarik RUU Antiagen Asing

2. UE minta Georgia tunjukkan keinginan kuat untuk bergabung

Protes RUU Antiagen Asing, Dubes Georgia di Prancis MundurBendera Uni Eropa (pexels.com/@dusan-cvetanovic)

Dubes UE di Georgia Paweł Herczyński mengungkapkan bahwa UE akan menentukan soal pembukaan aksesi kepada Georgia atau tidak pada tahun ini. Ia mengingatkan agar Tbilisi menunjukkan keinginan kuat bergabung dengan UE. 

"UE akhirnya membuka pintu bagi Georgia, tapi yang menjadi pertanyaan adalah adanya keraguan dan masih berpikir ulang. Saya melihat adanya kebingungan dan perpecahan dalam publik. Bahkan adanya intimidasi dan kekerasan," terangnya. 

"Georgia butuh membuktikan komitmen kuat untuk mengikuti nilai-nilai UE dan menunjukkan reformasi yang dibutuhkan. Peluang ini ada saat ini. Anda tidak boleh melewatkannya. Tolong jangan menyianyiakan kesempatan ini," tambahnya. 

Ia menekankan bahwa UE ingin membantu Georgia dan menginginkan Georgia sukses dalam mencapai stabilitas keamanan dan ekonomi di masa yang akan datang. 

3. AS kembali kritik aksi kekerasan aparat keamanan di Georgia

Protes RUU Antiagen Asing, Dubes Georgia di Prancis MundurPersonel SSG di Georgia. (facebook.com/sssgeo)

Menanggapi situasi di Georgia, juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Georgia Matthew Miller kembali mengungkapkan kritikan terhadap tindakan kekerasan dari aparat keamanan terhadap demonstran. 

"Aparat keamanan Georgia terus menembakkan gas air mata dan meriam air kepada demonstran yang berada di jalan setiap hari untuk menolak rencana pemerintah meresmikan RUU antiagen asing selama sebulan terakhir," pungkasnya, dikutip Reuters.

"Kami merasa sangat terganggu dengan aksi ini. Kami mengkhawatirkan soal peningkatan kekerasan fisik dan hinaan kepada masyarakat sipil dan aktivis oposisi, beserta jurnalis di Georgia. Kami mengecam ini dan menyerukan independensi penuh dan investigasi soal ini," sambungnya. 

Baca Juga: Anggota Parlemen Georgia Adu Jotos gegara UU Antiagen Asing

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya