Rusia Akan Tambah Pasukan di Dekat Swedia dan Finlandia

Rusia terancam dengan Finlandia-Swedia yang mau gabung NATO

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Rusia, pada Rabu (21/12/2022), mengatakan bakal meningkatkan keberadaan pasukannya di perbatasan Swedia dan Finlandia. Langkah ini diambil Rusia menanggapi keputusan Swedia dan Finlandia yang hendak bergabung menjadi anggota NATO. 

Pecahnya perang di Eropa mendorong Swedia dan Finlandia, yang merupakan negara netral, akhirnya berniat gabung ke NATO. Aksi ini demi mencegah kemungkinan invasi Rusia ke negaranya, setelah Moskow melancarkan perang besar-besaran ke Ukraina. 

1. Shoigu sebut langkah ini untuk membalas NATO

Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, mengatakan penumpukan pasukan merupakan aksi balasan kepada NATO, yang terus merangsek masuk ke perbatasan Rusia dan ingin berekspansi. 

"Memberikan sesuatu yang diinginkan NATO untuk memperluas wilayahnya mendekati daratan utama Rusia, sekaligus berekspansi ke Swedia dan Finlandia. Maka, penting untuk menerapkan balasan dan membentuk pasukan di bagian barat laut Rusia," tutur Shoigu, dikutip Politico

Keterangan itu diucapkan ketika ia dan jajaran petinggi militer mengadakan pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Dalam kesempatan itu, Shoigu mengatakan bahwa dibutuhkan setidaknya 1,5 juta tentara demi mengamankan seluruh perbatasan Rusia. 

Dalam hal ini, Putin menyatakan bakal memberikan semua dukungan finansial yang dibutuhkan dalam memenuhi misi tersebut. 

Baca Juga: Joe Biden: AS Berjanji untuk Terus Membantu Ukraina Melawan Rusia

2. Rusia merasa personel militernya kurang untuk melindungi seluruh teritorinya

Rusia Akan Tambah Pasukan di Dekat Swedia dan FinlandiaTentara Rusia yang diterjunkan ke Ukraina. (twitter.com/mod_russia)

Sebelum pencahnya perang, Rusia hanya memiliki tentara sebanyak 1 juta personel. Jumlah itu masih di bawah China yang memiliki 2 juta personel dan India yang mempunyai pasukan sebanyak 1,4 juta personel. 

Rusia menganggap 1 juta tentara itu cukup, tapi mereka mengubah haluan setelah gagalnya meraih kemenangan cepat di Ukraina. Bahkan, militer Rusia harus menghadapi perang panjang dan sengit dari militer Ukraina, dilansir Associated Press.

Pada Agustus lalu, Putin memerintahkan peningkatan jumlah pasukan Rusia hingga 1,15 juta jiwa mulai 1 Januari 2023. Pada September, ia sudah memobilisasi 300 ribu komponen cadangan untuk melapisi tentaranya di Ukraina. 

Meski Putin mengatakan bahwa mobilisasi sudah ditutup, tapi kemungkinan pemanggilan komponen cadangan masih mungkin dilakukan kembali. Ia juga melarang adanya tentara relawan yang mundur atau mengakhiri kontraknya. 

3. Rusia terus bangun pangkalan militer di Arktik

Selain merencanakan pembentukan unit militer di perbatasan Finlandia dan Swedia, Rusia juga membangun pangkalan militer di Arktik. Ini dilakukan saat perang Rusia-Ukraina hampir memasuki satu tahun.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, dalam wawacaranya dengan CNN, menjelaskan soal penemuan foto udara satelit. Ia menyampaikan bahwa ini membuktikan Rusia membangun pangkalan di Kutub Utara. 

"Pembangunan pangkalan militer Rusia di Kutub Utara cukup signifikan. Ini akibat dari tensi antar kedua belah pihak yang mengakibatkan pembentukan militer besar-besaran untuk saling merespons," tuturnya. 

Informasi itu didapat dari Maxar Technologies yang menunjukkan pembangunan pangkalan radar Rusia dan pembenahan pangkalan udara dalam beberapa tahun terakhir. Foto itu tidak menunjukkan pembangunan yang drastis, tapi proyek itu berlangsung bertahap dan terus berlanjut. 

Baca Juga: Di Garis Depan Pertempuran, Zelenskyy Apresiasi Militer Ukraina

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya