Rusia Temukan Paket Berisi Alat Peledak Seberat 70 kg dari Ukraina

Rusia tuding Ukraina ada di balik aksi terorisme

Jakarta, IDN Times - Badan Keamanan Federal Rusia (FSB), pada Selasa (2/4/2024), mengklaim berhasil menemukan paket yang berisi alat peledak. Pihaknya menyebut paket tersebut dikirim dari Ukraina dengan tujuan melancarkan aksi terorisme di teritori Rusia. 

Setelah insiden serangan teroris di Crocus City Hall, Rusia makin gencar dalam mencari terduga teroris di negaranya. Selain menyebut ISIS-K sebagai pelaku teroris di Moskow, Kremlin juga mengklaim bahwa Ukraina ikut andil dalam membantu serangan tersebut. 

1. Alat peledak disembunyikan dalam ornamen Kristen Ortodoks

FSB mengatakan bahwa alat peledak dikirim dari Ukraina dalam sejumlah kotak di dalam truk. Alat peledak tersebut disembunyikan di dalam patung, foto, dan ornamen untuk Gereja Kristen Ortodoks. 

Dilaporkan The Moscow Times, penyitaan alat peledak ini menyusul diadakannya inspeksi di Pskov, perbatasan Latvia. Alat tersebut diketahui sudah melewati beberapa negara Uni Eropa (UE) sebelum memasuki wilayah Rusia. 

"Pengiriman ini adalah bagian dari lalu lintas penyelundupan alat peledak dari Ukraina melewati UE. Alat peledak itu sudah melewati Rumania, Hungaria, Slovakia, Polandia, Lithuania, dan Latvia," terangnya. 

Petugas FSB mengatakan bahwa alat peledak yang berhasil disita beratnya mencapai 70 kg. Pihaknya juga akan menyelidiki lebih lanjut terkait dengan kasus ini. 

Baca Juga: Dewan Keamanan Rusia: NATO Sedang Berperang Lawan Moskow 

2. Alat peledak diklaim mampu merobohkan apartemen 5 lantai

Kepala Departemen Pusat Forensik, Kementerian Dalam Negeri Rusia Dmitry Belotserkovsky mengatakan, paket tersebut mengandung kandungan plastik  'Hexogen' yang memiliki daya ledak tinggi. 

Dilansir Kyiv Post, ia menyebut bahwa Hexagon merupakan plastik peledak yang memiliki daya ledak lebih besar 50 persen dari TNT. Sebanyak 70 kg alat peledak tersebut diperkirakan dapat meledakkan apartemen 5 lantai. 

Juru bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa penemuan ini mengindikasikan adanya keterlibatan Ukraina dalam aksi terorisme di negaranya. 

"Ini adalah sinyal besar yang memberikan bukti sangat meyakinkan bahwa metode teroris dilakukan oleh rezim Kiev. Tentu saja, kita membutuhkan investigasi lebih lanjut soal ini," ungkapnya. 

3. Rusia investigasi keterlibatan Ukraina dalam serangan teroris

Kepala Komite Investigatif Rusia, Alexander Bastrykin, akan menyelidiki lebih lanjut terkait dengan dugaan keterlibatan Ukraina, Amerika Serikat (AS), dan sejumlah negara Barat dalam kasus terorisme di Moskow. 

"Ukraina dan Barat menampik semua keterlibatan dan tuduhan yang dilayangkan pejabat Rusia. Mereka pun menyebut bahwa Rusia mengeksploitasi tragedi ini untuk melancarkan serangan ke Ukraina," ungkapnya. 

"Investigasi akan menelisik informasi yang tersedia dan membuat sebuah keputusan prosedural sebagai bagian dari inspeksi," sambungnya. 

Komite Investigatif Rusia menyebut penyelidikan ini berdasarkan permintaan dari beberapa anggota parlemen dan tokoh politik di Rusia, termasuk politikus nasionalis Alexander Dugin. 

Baca Juga: Soal Bunuh Warga Asing di Gaza, Israel: Gak Sengaja 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya