Rusia Tuduh Ukraina Beri Racun Pemimpin di Luhanks dan Kherson

Rusia-Ukraina saling tuding

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertahanan Rusia menuding Ukraina sengaja meracuni pemimpin di wilayah dudukan Moskow di Luhanks dan Kherson. Meskipun keduanya diketahui masih hidup dan menjalankan tugasnya sebagai pejabat di wilayah tersebut. 

Sejak berkecamuknya perang Rusia-Ukraina, sejumlah pejabat antek Rusia di Ukraina sudah menjadi target serangan dari orang tak dikenal yang diduga sebagai partisan. Mereka mendapat serangan berupa diracun, penembakan, hingga pemboman mobil. 

Baca Juga: China Tegaskan Tidak Pernah Kirim Senjata Mematikan ke Rusia

1. Diduga berniat membunuh pemimpin antek Rusia di Ukraina

Kepala Kemhan Rusia bagian Perlindungan Radiasi, Kimia, dan Biologi Igor Kirillov menyebut pemimpin Luhansk Leonid Pasechnik sudah diracun pada Desember 2023 lalu. 

"Pasechnik sudah diracun dengan kandungan phenolic pada 5 Desember 2023. Senyawa kimia tersebut sudah digunakan di dalam proses industri, seperti industri plastik, farmasi, dan disinfektan, dan dapat menjadi bahan berbahaya jika berada dalam konsentrasi tinggi," terangnya pada Senin (19/2/2024). 

Dilansir The Moscow Times, Kirillov menuding Barat berusaha membunuhnya dengan memberikan racun, tapi klaim itu tidak dapat dipastikan kebenarannya. Pasalnya, Pasechnik dapat menghadiri konferensi pers sepekan setelah diduga diracun. 

Selain Pasechnik, mantan Wali Kota Kherson Vladimir Saldo yang kini ditujuk memimpin wilayah dudukan Rusia di Kherson sempat diracun pada Agustus 2022. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan. 

2. Ukraina tuding Rusia bunuh delapan tentara di Avdiivka dan Vesele

Rusia Tuduh Ukraina Beri Racun Pemimpin di Luhanks dan KhersonTentara Ukraina. (twitter.com/DefenceU)

Pada hari yang sama, Ukraina menuding Rusia telah menembak enam tentaranya di Avdiivka dan dua tentara lain Vesele. Eksekusi itu disebut dilakukan setelah Rusia berhasil mengontrol penuh Avdiivka. 

"Investigasi sudah dibuka untuk mengusut dugaan penembakan kepada tentara Ukraina yang ditawan di Avdiivka dan Vesele. Enam tawanan perang tersebut sudah terluka parah dan disebut senang menunggu dievakuasi," terang Kejaksaan Donetsk, dikutip Reuters.

Berdasarkan rekaman video yang diambil dari sebuah drone, menunjukkan pasukan Rusia menembak dua tentara Ukraina dalam jarak dekat di Vesele. 

"Diperkirakan tentara Rusia tidak ingin meninggalkan tawanan tersebut hidup, sehingga mereka membunuhnya dengan senapan mesin," ungkapnya tanpa memberikan keterangan kapan berlangsungnya kejadian tersebut.  

Baca Juga: Diaspora Rusia di Eropa Gelar Demo atas Kematian Navalny

3. Rusia mengontrol penuh pabrik kimia di Avdiivka

Setelah merebut Avdiivka, Rusia disebut sudah mengontol penuh pabrik kimia dan cola di kota tersebut. Bahkan, bendera Rusia sudah dikibarkan di area tersebut yang menunjukkan keberhasilannya. 

Dilansir Meduza, menurut kabar dari akun Telegram pro-Rusia, Rybar, Moskow menyebut sebagian posisi Ukraina sudah ditinggalkan oleh pasukannya. Namun, masih ada sejumlah pasukan yang melawan untuk mempertahankan Avdiivka. 

Pekan lalu, Panglima Militer Ukraina Oleksandr Syrskyi mengumumkan penarikan pasukan Ukraina di Avdiivka. Padahal, kota tersebut adalah salah satu benteng pertahanan Ukraina yang mengarah langsung ke Kota Donetsk. 

Baca Juga: Rayuan Ukraina Buat Jepang dalam Proses Rekonstruksi Perang

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya