Swiss Undang Paus dalam Negosiasi Perdamaian Ukraina
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Swiss Viola Amherd, pada Minggu (5/5/2024), mengunjungi Vatikan untuk bertemu dengan Paus Fransiskus. Kunjungan ini untuk membahas krisis internasional beserta perundingan perdamaian yang diusung Ukraina di Swiss pada Juni mendatang.
Perundingan perdamaian yang diinisiasi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Swiss menimbulkan ketegangan baru antara Ukraina-Rusia. Pasalnya, ia menolak mengundang Rusia dalam perundingan dan memunculkan keraguan akan hasil dari negosiasi tersebut.
1. Vatikan disebut tanggapi positif undangan dari Swiss
Amherd mengaku sudah mengundang Paus Fransiskus untuk hadir dalam perundingan perdamaian konflik Ukraina di Lucerne pada 15-16 Juni mendatang.
"Kami sudah mengundang Vatikan dan Paus Fransiskus juga menanggapi undangan perundingan perdamaian tersebut dengan sangat positif," terangnya, dikutip Ukrinform.
Ia pun menyebut bahwa undangan perundingan perdamaian Ukraina sudah direspons baik oleh beberapa negara-negara penting lain, termasuk Brasil, India, China, dan Afrika Selatan.
"Kami sudah mengirimkan undangan pekan ini. Saya percaya diri bahwa kami akan mendapatkan hasil yang baik. Saya sudah bertemu dengan Volodymyr Zelenskyy dan percaya kami akan melakukan yang terbaik untuk membantu Ukraina," tambahnya.
2. Swiss akan rekonstruksi barak tentaranya di Vatikan
Editor’s picks
Selain membahas soal Ukraina, Amherd juga mendukung rencana Paus mengenai rekonstruksi barak Tentara Swiss dan rekrutmen anggota baru Tentara Swiss untuk ditempatkan di Vatikan.
Dilansir Swiss Info, ia mengumumkan bahwa barak pasukan penjaga Swiss tidak dibangun oleh Vatikan, tapi menggunakan dana yayasan swasta di Swiss. Amherd mengatakan, masih membutuhkan dana tambahan sebesar 1,5 juta dolar AS (Rp24 miliar) dari 55 juta dolar AS (Rp881,2 miliar) untuk membiayai pembangunan gedung.
Selain membahas soal Ukraina, Swiss dan Vatikan juga membicarakan mengenai Perang Sipil Sudan dan komitmen bersama untuk mendukung hukum kemanusiaan internasional, serta melawan hukuman mati.
3. Lavrov sebut Eropa sengaja mengisolasi Rusia
Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergey Lavrov, menuduh Eropa berniat mengisolasi Rusia. Ia mendesak agar Barat tetap membuka pintu kepada Rusia di tengah ketegangan ini.
"Sejauh ini, Eropa ingin mempagari diri dari Rusia dan mengisolasi kami. Tidak perlu dijelaskan lagi soal kebodohan ini. Ini hanya menunjukkan kualitas keputusan politikus Eropa di bagian barat. Padahal, pintu seharusnya tetap terbuka," ungkapnya.
Dilaporkan Tass, Lavrov menyatakan, Rusia tidak akan berpartisipasi dalam segala pertemuan yang dipromosikan oleh Zelenskyy.
"Ketika Swiss mengatakan bahwa mereka ingin mengundang Rusia dalam konferensi itu, mereka hanya berbohong. Kami tidak akan hadir dalam pertemuan itu yang hanya berfungsi mempromosikan formula perdamaian dari Zelenskyy," sambungnya.
Baca Juga: Ukraina Tewaskan 116 Tentara Rusia dalam Sekali Serangan Rudal
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.