Ukraina Sebut Gencatan Senjata Hanya Menguntungkan Rusia

Tolak adanya jeda dalam perang

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, pada Kamis (11/1/2024), mengatakan bahwa gencatan senjata hanya akan menguntungkan Rusia. Ia merasa jeda dalam peperangan akan membuat Rusia semakin kuat dan siap untuk melancarkan serangan baru. 

Belakangan ini, Ukraina semakin terdesak akibat tingginya intensitas serangan udara dan misil Rusia ke seluruh negaranya. Bahkan, Kiev mengakui terjadi kelangkaan sistem pertahanan udara yang berfungsi menghalau serangan-serangan udara Rusia. 

1. Zelenskyy sebut Rusia mengupayakan pengadaan misil dari Korea Utara

Dalam kunjungannya ke Estonia, Zelenskyy menyebut tidak ada dialog politik yang berhasil bersama Rusia.  

"Sejak kami mengerti seberapa banyak senjata yang mereka produksi saat ini, kami tahu berapa banyak drone dan artileri yang mereka produksi per hari. Kami lihat apa yang kurang dari mereka dan mereka tengah mengalami kelangkaan drone dan artileri. Terdapat pula kelangkaan misil," terang Zelenskyy, dikutip Interfax

"Mereka bernegosiasi terkait dengan pengadaan misil. Mereka belum mencapai sebuah kesepakatan dan mereka sudah menerima lebih dari 1 juta artileri dari Korea Utara. Kenapa mereka melakukan ini? Mereka tidak punya waktu," terangnya. 

Ia menegaskan, jeda dalam perang ini tidak akan menghentikan konflik. Ia menyebut gencatan senjata selama 2-3 tahun akan membuat mereka kuat dan mampu menggilas Ukraina dengan mudah. 

Baca Juga: Zelenskyy Sindir Pemimpin Barat yang Semakin Ragu Bantu Ukraina

2. Zelenskyy sebut Ukraina layak masuk NATO

Ukraina Sebut Gencatan Senjata Hanya Menguntungkan RusiaTentara Ukraina. (twitter.com/DefenceU)

Pada kesempatan yang sama, Zelenskyy juga menyebut Ukraina layak menjadi bagian dari NATO. Ia menegaskan bahwa tentaranya akan memperkuat pertahanan bagian timur.  

"Dengan mengundang kami sebagai anggota NATO, maka blok militer itu akan mendapatkan pengalaman militer langsung. Bukan hanya teori, melainkan bagaimana praktik langsung di lapangan," terangnya, dilansir Kyiv Post

Di sisi lain, Presiden Estonia Alar Karis menekankan bahwa negaranya akan terus mendukung Ukraina melawan agresi militer Rusia. Ia pun menyerukan Barat agar tidak melupakan Ukraina dan bersedia membantu. 

"Negara-negara demokratik telah berbuat banyak untuk membantu Ukraina, tetapi kami harus secara kolektif membantu memastikan bahwa Ukraina menang dan negara agresor dapat dikalahkan," ungkap Karis. 

3. Ukraina mengupayakan produksi drone secara massal

Ukraina Sebut Gencatan Senjata Hanya Menguntungkan RusiaIlustrasi drone. (unsplash.com/@asoggetti)

Wakil Perdana Menteri Ukraina, Mykhailo Fedorov, mengatakan bahwa pabrik persenjataan di Ukraina terus meningkatkan produksi drone atau UAV (Unmanned Aerial Vehicles). Namun, anggaran saat ini tidak cukup untuk membeli senjata itu. 

"Sampai hari ini, harga pasaran melonjak begitu tajam dibandingkan jumlah uang untuk membeli semua UAV yang sudah diproduksi. Maka dari itu, kami butuh meningkatkan finansial dan membuka pasar yang lebih luas, sehingga harga akan jatuh berkat kompetisi dan produksi dalam negeri," katanya. 

Fedorov menambahkan, terdapat 200 perusahaan di Ukraina yang memproduksi drone. Saat ini, sudah ada sekitar 70 perusahaan lokal yang setuju menyuplai drone ke militer Ukraina. 

Dilaporkan Reuters, teknologi UAV sudah digunakan secara luas dalam perang Rusia-Ukraina yang hampir memasuki tahun kedua. Senjata ini sangat efektif untuk mencapai target dan tidak terlalu mahal. 

Baca Juga: Belarus Dituding Bawa Anak Ukraina untuk Dilatih Militer

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya