Uruguay Buka Layanan Call Center untuk Warga Transgender

Tingginya angka depresi dari penduduk transgender

Jakarta, IDN Times - Organisasi sosial Colectivo Trans de Uruguay pada Kamis (16/9/2021) mengumumkan pembukaan layanan call center bagi penduduk transgender di negaranya. Tujuan dibukanya layanan ini sebagai bentuk penyelesaian sejumlah masalah yang kerap dialami komunitas LGBTQ di negara Amerika Selatan itu. 

Pasalnya, selama ini marak terjadi kasus pelecehan dan kekerasan yang menimpa orang dalam komunitas transgender. Lantas, tindakan tersebut dapat memicu tekanan batin dan permasalahan psikis dari para warga transgender dan LGBT lainnya. 

1. Konsultasi dapat dilakukan dengan beberapa metode

Dikutip dari The Rio Times, konsultasi yang dibuat oleh Colectivo Trans de Uruguay dapat dilakukan dengan telepon biasa ataupun video call di seluruh penjuru Uruguay. Selain itu, pengguna juga memanfaatkan layanan ini dengan SMS maupun aplikasi perpesanan WhatsApp. 

Sementara itu, terdapat dua nomor telepon yang dapat dihubungi untuk mendapatkan layanan ini. Sedangkan prosedurnya, pihak penelepon yang menghubungi diharuskan untuk memberikan data-data yang diperlukan dan kemudian sehari setelahnya waktu beserta jam konsultasi akan diberikan. 

Kepala Colectivo Trans de Uruguay, Collette Spinetti menjelaskan bahwa fungsi layanan ini sebagai bentuk wadah untuk mendengar dan mendukung permasalahan yang mendesak dari seseorang dalam komunitas transgender. Namun, ia menjelaskan bahwa ini bukanlah layanan terapi yang memiliki jangka waktu lama karena terbatasnya dana. 

2. Layanan ini juga dikhususkan bagi masyarakat LGBTQ di Uruguay

Baca Juga: Honduras Disebut Bersalah Atas Pembunuhan Perempuan Transgender

Meskipun layanan ini dikhususkan bagi seseorang dalam golongan transgender, non-binari, dan gender tertentu lainnya. Namun, call center ini juga dapat dimanfaatkan oleh orang dalam komunitas LGBTQ secara menyeluruh yang sedang membutuhkannya. 

Akan tetapi, Spinetti memberikan klarifikasi lebih lanjut bahwa CTU (Colectivo Trans de Uruguay) saat ini dikhususkan bagi orang transgender, lantaran kelompok itu yang diketahui sangat membutuhkannya saat ini. 

"Pada masa pandemik, permasalahan terkait kesehatan mental dari penduduk transgender makin memburuk. Semua masalah terkait dipecat dari perusahaan, hukuman secara sepihak, kekerasan dalam keluarga, kekerasan dalam pendidikan. Hal ini akan memicu kemarahan, depresi, agoraphobia dan akan berujung pada percobaan bunuh diri" tambah Spinetti, dilansir dari La Diaria

3. Dibukanya kembali kasus pembunuhan empat orang transgender di Uruguay

Uruguay Buka Layanan Call Center untuk Warga Transgenderinstagram.com/emi.wanders/

Pembukaan layanan call center bagi penduduk transgender di Uruguay ini juga dilatarbelakangi dibukanya kembali investigasi kasus pembunuhan empat orang trans beberapa waktu lalu. Keempat orang itu ditembak di kawasan Metropolitan Montevideo lebih dari 10 tahun lalu. Pasalnya, kasus itu bukanlah perampokan tapi murni kasus kekerasan.

Dilaporkan dari Prensa Latina, kasus ini dibuka kembali setelah terkuaknya seorang pelaku kasus produksi pornografi anak dan penyelundup anak. Pelaku itu disebut juga menjadi seorang yang bertanggung jawab atas kasus pembunuhan empat orang transgender tersebut.

Terkait kasus pembunuhan itu, Spinetti selama ini diketahui bekerja dan mendesak agar penyidikan kasus itu kembali dibuka. Sedangkan kasus kekerasan pada warga transgender di Uruguay dan Amerika Latin lainnya diketahui tergolong tinggi.

Baca Juga: Presiden Ceko Sebut Transgender Orang Menjijikkan

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya