Bendera Kolombia di Cartagena. (instagram.com/houstoncultures)
Kunjungan Olguin ke Kolombia ini disebut atas perintah pemimpin Kartel Sinaloa saat ini, yakni Ismael 'El Mayo' Zambada. Ia ditugaskan untuk menemui kelompok gerilya pembelot FARC untuk melakukan negosiasi dan mengetes kualitas kokain yang diproduksi di wilayah selatan Kolombia.
Dilaporkan Insight Crime, utusan kartel narkoba Meksiko di Kolombia sudah ada sejak lama untuk mengadakan perjanjian bisnis, dan mengawal pengiriman narkoba dari produsennya di Kolombia. Menurut intelijen kepolisian, utusan kartel Meksiko diketahui sudah ada di 11 dari 32 departemen di Kolombia, termasuk di perbatasan Venezuela.
Namun, perjanjian pengadaan narkoba antara FARC dan kartel Meksiko saat ini tidak hanya dengan imbalan uang semata. Melainkan juga perjanjian pengadaan senjata api dari kartel Meksiko, yang memiliki kemudahan untuk mendapatkan suplai senjata dari AS.
Penyelundupan senjata api dari kartel narkoba ke organisasi kriminal, meliputi FARC, ELN, dan Clan del Golfo telah berdampak pada kasus kekerasan di Kolombia. Semakin tingginya pasokan senjata ke Kolombia, akan beresiko terhadap aparat keamanan sejak perjanjian perdamaian antara Pemerintah Kolombia dan FARC pada 2016.
Pasalnya, pada tahun lalu, tercatat ada 148 personel militer dan aparat kepolisian yang tewas di Kolombia. Angka ini menunjukkan peningkatan 57 persen dibanding tahun 2020 dan jadi yang tertinggi dalam enam tahun terakhir, dilansir Reuters.