Kasus COVID-19 Meningkat Drastis, Brussels: Hampir Seperti 'Tsunami'

Peningkatannya mencatatkan rekor terburuk kedua di Uni Eropa

Brussels, IDN Times - Belgia kembali melakukan pembatasan ketat untuk mencegah dampak penyebaran COVID-19, setelah statistik data menunjukkan peningkatan angka meningkat sangat drastis dalam beberapa waktu terakhir. 

Negara yang menjadi lokasi markas besar Uni Eropa itu, mengaku kini menjadi salah satu negara yang paling terpukul parah dari serangan virus. Lonjakan baru bahkan menyebabkan beberapa rumah sakit terpaksa menunda operasi yang bukan prioritas untuk fokus pada penanganan pandemi. Pemerintah Belgia mengaku mulai kehilangan kendali dan kewalahan atas situasi yang ada dan menggambarkannya sebagai serangan 'tsunami' infeksi. 

1. Situasi peningkatan kasus COVID-19 di Belgia saat ini terburuk di wilayah Eropa

Kasus COVID-19 Meningkat Drastis, Brussels: Hampir Seperti 'Tsunami'Perdana Menteri Belgia, Alexande De Croo. Belgia kini krmbali menghadapi kenaikan tajam kasus COVID-19. Twitter.com/alexanderdecroo

Melansir dari The Guardian, Frank Vandenbroucke, selaku menteri kesehatan Belgia mengatakan kepada penyiar RTL, bahwa orang Belgia perlu mengubah perilaku mereka secara radikal. Dia menggambarkan situasi di salah satu wilayah bagian selatan dan juga di ibu kota Brussel, sebagai yang terburuk dan paling berbahaya di seluruh Eropa.

Dia berkata: “Kami adalah wilayah yang paling terpengaruh di seluruh Eropa. Kami sangat dekat dengan 'tsunami'… sehingga kami tidak lagi mengontrol apa yang sedang terjadi. Saat ini kami masih dapat mengontrol, tetapi dengan kesulitan dan stres yang luar biasa."

Vandenbroucke melanjutkan, bahwa jika situasi terus meningkat dari yang sudah ada, maka akan lebih banyak perawatan selain COVID-19 yang terpaksa ditunda dan itu jelas menandakan situasi yang sangat berbahaya. 

"Hal utama adalah perilaku orang,” kata Vandenbroucke. “Mereka harus memahami bahwa mereka harus melindungi diri mereka sendiri dan orang yang mereka cintai. Oleh karena itu hargai jarak, kenakan masker jika tidak ada jarak, batasi jumlah kontak… Ini penting.  Saya hanya dapat mengulangi: virus bukanlah kesalahan siapa pun, jadi jangan membuat salah satu pihak merasa bersalah.  Tapi sekarang, memperbaiki situasi ini adalah tanggung jawab semua orang.”

2. Kenaikan jumlah kasus meningkat sejak bulan September

Kasus COVID-19 Meningkat Drastis, Brussels: Hampir Seperti 'Tsunami'idn media

Sebelumnya, sekretaris kesehatan Inggris Matt Hancock, pernah memuji langkah penerapan Belgia dalam menanggulangi pandemi dan menjadikannya sebagai "model" untuk diterapkan di negaranya sendiri. 

Tetapi kini, Perdana Menteri Alexander De Croo mengatakan situasi di Belgialebih serius daripada di bulan Maret, ketika negara itu menerapkan lockdown. Kenaikan jumlah kasus di negara berpenduduk 11,5 juta orang itu meningkat sejak September lalu, diiringi oleh aktivitas kembali orang-orang seperti biasanya. 

Menurut laporan Associated Press, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins, Belgia mencatat rata-rata 73,95 kasus harian per 100.000 orang selama tujuh hari terakhir. Hal itu menjadikannya rekor terburuk kedua di Uni Eropa setelah Republik Ceko. 

Antara tanggal 9 dan 15 Oktober, rata-rata 7.876 infeksi baru harian dilaporkan, meningkat 79 persen dari minggu sebelumnya. Selasa pekan lalu saja, 12.051 infeksi virus telah diidentifikasi, menandai "jumlah infeksi tertinggi yang tercatat dalam satu hari sejak dimulainya pandemi," kata Dr Steven Van Gucht, juru bicara Pusat Krisis virus Belgia, dalam konferensi pers. "Kami juga melewati 10.000 tanda infeksi pada Rabu (14/10), dengan 10.932 kasus yang dikonfirmasi dalam satu hari."

Baca Juga: 10 Negara dengan Kasus COVID-19 Terbanyak, Indonesia Masuk Gak?

3. Pembatasan lebih ketat dari sebelumnya akan diterapkan

Kasus COVID-19 Meningkat Drastis, Brussels: Hampir Seperti 'Tsunami'Papan informasi bertuliskan #staysafe. Unsplash.com/G-R Mottez

Pembatasan terbaru dari pemerintah Belgia mulai berlaku pada hari Senin kemarin (19/10). Selama empat minggu, semua bar dan restoran di seluruh negeri harus ditutup.
Namun, mengambil makanan dibawa pulang masih memungkinkan hingga pukul 10 malam dan jam malam akan diberlakukan hingga pukul 5 pagi. 

Pertemuan di luar rumah hanya diperbolehkan dengan satu orang dan batasan untuk tamu di rumah hanya boleh sebanyak empat orang. Setelah dua minggu penerapan total ini dilaksanakan, pengukuran pun akan dievaluasi.

Baca Juga: Kekebalan Hilang, Penyintas COVID-19 Bisa Terpapar Virus Corona Lagi

Calledasia Lakawa Photo Verified Writer Calledasia Lakawa

Broken crayons still color

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya