Orca yang Habiskan 17 Hari Gendong Bangkai Anaknya, Kini Jadi Ibu Lagi

Si paus pembunuh dulu sempat viral dengan kisah mengharukan

Washington, IDN Times – Masih ingatkah kamu akan kisah paus pembunuh yang viral karena tidak mau melepaskan bangkai anaknya selama 17 hari? Kisah yang terjadi pada tahun 2018 itu, sempat menghebohkan sosial media dan secara luas menjadi sorotan dunia karena begitu menyentuh hati.

Kini, setelah kurang lebih dua tahun berlalu sejak kejadian tersebut, paus yang diberi nama Tahlequah dan oleh para peneliti dikenal sebagai J35 itu, dilaporkan telah kembali melahirkan setelah penantian yang panjang, berdasarkan rilis berita dari Pusat Penelitian Paus (Whale Research Center) di Washington, pada 6 September, 2020.

1. Peneliti tetapkan kelahiran bayi orca jatuh pada hari Jumat pekan lalu (4 September, 2020)

Melansir dari laporan pusat penelitian tersebut, bayi paus pembunuh yang lahir dan terlihat pertama kali di selat Juan de fuca, wilayah perairan AS, berada dalam kondisi yang tampak sehat serta dewasa sebelum waktunya. Dengan lincah, ia digambarkan berenang penuh semangat bersama induknya. Para peneliti lalu menetapkan Jum'at lalu (4 September, 2020) sebagai hari kelahirannya. Hal itu berdasarkan dari bentuk sirip punggungnya yang tegak, sementara bayi paus biasanya membutuhkan waktu satu hingga dua hari untuk meluruskan sirip setelah terus membungkuk di dalam rahim.

Mengutip dari The Guardian, kehamilan Tahlequah pertama kali dilaporkan beberapa minggu lalu oleh kelompok konservasi nirlaba Sealife Response, Rehabilitation, and Research, yang juga dikenal sebagai SR3. Peneliti Dr. Holly Fearnbach telah memimpin upaya untuk memantau para paus pembunuh di wilayah Pacific Northwest dari atas melalui kamera drone dan mampu menyimpulkan sejumlah kehamilan paus, yang salah satunya adalah Tahlequah, dengan cara membandingkan foto udara mereka dari waktu ke waktu. 

Ketika bertemu dengan paus beserta anaknya, para peneliti menerangkan bahwa sifat Tahlequah yang tidak ingin didekati dan memilih terpisah dari kawanan membuat mereka hanya dapat melihat selama beberapa menit saja saat paus itu melintasi perbatasan di Kanada.

2. Kisah paus pembunuh Tahlequah yang sempat viral di 2018 

Orca yang Habiskan 17 Hari Gendong Bangkai Anaknya, Kini Jadi Ibu LagiIlustrasi gambar paus pembunuh. Unsplash.com/NOAA

Tahlequah menjadi terkenal pada tahun 2018 ketika ia terlihat mendorong tubuh anaknya yang tiada di sekitar Laut Salish, tak jauh dari Washington dan British Columbia. Sesekali ia menaruh bangkai anak di atas tubuhnya dan bila sang anak mulai jatuh tenggelam, ia akan menyelam untuk menuntun tubuh itu kembali berada disisinya.

Kejadian yang dijuluki oleh para peneliti sebagai ‘tur duka’, berlangsung selama 17 hari lamanya dengan menempuh jarak hingga 1000 mil jauhnya. Paus Orca pada dasarnya memang diketahui memiliki kebiasan membawa tubuh anak-anak mereka yang sudah mati hingga seminggu, tetapi lamanya masa berkabung yang dihadapi oleh Tahlequah disebut oleh para peneliti sebagai sesuatu yang tidak biasa.

“Tahlequah khususnya sangat berarti bagi saya,” kata fotografer satwa liar Alena Ebeling-Schuld.  "Perjalanan kesedihannya sangat berdampak, menceritakan kisah kepada khalayak luas tidak hanya tentang penderitaan para ‘Penghuni Selatan’, tetapi juga tentang kompleksitas emosi hewan - sesuatu yang dengan cepat diabaikan manusia.”

3. Paus pembunuh di wilayah perairan AS alami kepunahan

Orca yang Habiskan 17 Hari Gendong Bangkai Anaknya, Kini Jadi Ibu LagiIlustrasi gambar menampakkan paus pembunuh atau paus orca. Unsplash.com/Thomas Lipke

Kesedihan sang ibu yang menarik perhatian dunia tatkala itu, membantu menggambarkan kesulitan yang dihadapi jenisnya karena terancam punah untuk meningkatkan kesadaran kita semua akan bahaya yang tengah dihadapi para paus pembunuh.  Meskipun orca adalah mamalia yang paling banyak tersebar di dunia selain manusia, hewan tersebut termasuk dalam daftar spesies yang terancam punah di AS, yang memberi mereka perlindungan ekstra berdasarkan hukum, melansir dari The Independent.

 Ancaman utama bagi paus orca adalah pasokan makanan yang semakin menipis akibat pembangunan bendungan dan pembangkit listrik tenaga air yang menganggu populasi salmon sebagai konsumsi paus pembunuh. Para peneliti turut mengungkapkan fakta bahwa tekanan lingkungan telah menyebabkan paus mengalami stress nutrisi secara terus-menerus dan mengakibatkan begitu banyak presentase kehamilan yang gagal , serta sekitar 40 persen kematian terjadi pada anak-anak mereka yang lahir.

Meski demikian, para peneliti terus berusaha agar kepunahan itu tidak sampai meluas dan mengharapkan kerjasama terutama dari elemen masyarakat untuk mendukung upaya tersebut. Kisah kelahiran anak Tahlequah pun menjadi kisah kesuksesan tersendiri yang dijadikan penyemangat bahwa nasib para paus di laut selatan AS, masih belum kehilangan harapannya.

Baca Juga: 7 Fakta Menarik Hiu Paus, Ikan Terbesar di Dunia yang Berhati Lembut  

Calledasia Lakawa Photo Verified Writer Calledasia Lakawa

Broken crayons still color

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya