Tugas pertama camerlengo adalah memverifikasi kematian Paus. Ritual ini telah mengalami perubahan seiring waktu. Dahulu, camerlengo memanggil nama baptis Paus tiga kali sambil mengetuk dahinya dengan palu perak.
Melansir Britannica, cara ini terakhir dipakai saat kematian Paus Pius XI tahun 1939. Sekarang prosesnya lebih sederhana, yaitu menutupi wajah Paus dengan kerudung dan membuat sertifikat kematian resmi yang dilampirkan pada dokumen dari Departemen Kesehatan Vatikan.
Camerlengo juga menyegel kamar dan kantor Paus, mengambil alih Istana Vatikan, serta memberitahu kematian Paus kepada kardinal vikaris Roma dan kardinal imam agung Basilika Santo Petrus. Kardinal Dekan lalu menyampaikan berita ini kepada semua kardinal, duta besar di Tahta Suci, dan pemimpin negara dunia. Sebelumnya, Camerlengo juga bertugas menghancurkan cincin Paus (Cincin Nelayan) dan segel timah yang dulu dipakai untuk menyegel dokumen resmi kepausan.
Selama masa kekosongan, camerlengo mengelola aset dan hak Tahta Suci. Ia memimpin komite tiga kardinal lain dalam tugasnya. Camerlengo berhak meminta informasi keuangan dari departemen Vatikan, termasuk rincian urusan penting yang sedang berjalan. Ia juga boleh meminta laporan anggaran dan keuangan Tahta Suci untuk tahun lalu dan tahun depan.
Camerlengo berperan penting dalam persiapan konklaf, yaitu pertemuan kardinal untuk memilih Paus baru. Ia bekerja dengan tiga kardinal yang mewakili kelompok uskup, imam, dan diakon untuk menyiapkan konklaf.
Camerlengo mengatur pertemuan para kardinal sebelum konklaf dan memastikan proses pemilihan berjalan tertib dan rahasia. Setelah Paus baru terpilih, tugas camerlengo berakhir, namun biasanya Paus baru tetap mempertahankan camerlengo dari pendahulunya.