Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Umat Kristiani di Gaza Berduka Atas Wafatnya Paus Fransiskus

Paus Fransiskus (commons.wikimedia.org/Alfredo Borba)
Intinya sih...
  • Paus Fransiskus dikenal vokal menentang agresi militer Israel di wilayah Palestina.
  • Paus secara rutin melakukan video call dengan komunitas Kristen di Gaza untuk menyampaikan doa dan solidaritas.
  • Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menyampaikan belasungkawa atas meningggalnya Paus Fransiskus, yang disebutnya sebagai sahabat setia rakyat Palestina.

Jakarta, IDN Times - Kepergian Paus Fransiskus pada Senin (21/4/2025) meninggalkan luka mendalam bagi umat Kristiani di Gaza. Pasalnya, Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik itu dikenal vokal menentang agresi militer Israel di wilayah Palestina.

Sejak perang Israel-Hamas meletus pada Oktober 2023, Paus secara rutin melakukan video call dengan komunitas Kristen di Gaza untuk menyampaikan doa dan solidaritas. Rutinitas itu bahkan tetap dilakukannya saat ia dirawat di rumah sakit pada Februari 2025.

"Saya selalu menantikan untuk mendengar kata-kata dari Bapa Suci. Saya akan menontonnya di televisi, dan melalui layar. Dia memberi kami harapan melalui pesan dan doanya," kata Elias al-Sayegh dari Zeitoun, dilansir dari Al Jazeera.

"Kami merasa kami hidup karena doa dan berkahnya. Setiap hari, dia memperbarui harapan kami akan berakhirnya perang dan pertumpahan darah. Doanya akan selalu bersama kami untuk perdamaian di tanah damai, Palestina," tambahnya.

1. Dikenal sebagai sosok yang selalu menyerukan perdamaian dan keadilan

Sementara itu, George Ayad dari al-Sahaba mengungkapkan bahwa kepergian Paus membuat warga Gaza merasa seolah-olah cahaya cinta dan perdamaian telah padam. Ia mengenang tokoh religius tersebut sebagai sosok yang tidak pernah lelah menyerukan perdamaian dan keadilan.

"Di tengah rasa sakit dan blokade yang mencekik yang kami alami, kami berpegang teguh pada kata-katanya sebagai secercah harapan. Paus tidak pernah melupakan Gaza dalam doanya – dan hari ini, kami mempersembahkan doa kami untuk jiwanya," kata pria berusia 67 tahun itu.

George Antone, kepala komite darurat di Gereja Keluarga Kudus di Gaza, mengatakan bahwa dalam video call rutin di gereja, Paus tidak hanya berbicara dengan pastor, namun juga dengan semua orang yang ada di ruangan.

Panggilan video terakhirnya terjadi pada Sabtu (19/4/2025) malam.

“Dia mengatakan dia berdoa untuk kami, dia memberkati kami, dan dia mengucapkan terima kasih atas doa kami,” kata Pastor Paroki Keluarga Kudus, Romo Gabriel Romanelli, kepada Vatican News.

2. Presiden Palestina dan Hamas sampaikan belasungkawa

Dalam sebuah pernyataan, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menyampaikan belasungkawa atas meningggalnya Paus Fransiskus, yang disebutnya sebagai sahabat setia rakyat Palestina.

"Paus Fransiskus adalah seorang pembela setia nilai-nilai perdamaian, cinta, dan iman di seluruh dunia. Dia mengakui Negara Palestina dan mengibarkan bendera Palestina di Vatikan,” kata Abbas, dilaporkan oleh WAFA.

Gerakan Hamas juga mengungkapkan duka cita, seraya memuji Paus atas sikapnya yang konsistennya dalam menentang perang Israel di Gaza.

"Paus Fransiskus adalah seorang pembela yang gigih terhadap hak-hak sah rakyat Palestina, khususnya dalam posisinya yang jelas terhadap perang, agresi, dan tindakan genosida yang dilakukan terhadap rakyat kami di Gaza dalam beberapa bulan terakhir," kata pejabat senior Hamas, Basem Naim, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Roya News.

3. Paus Fransiskus serukan gencatan senjata di Gaza sehari sebelum meninggal

Sehari sebelum kematiannya, Paus Fransiskus muncul di hadapan umat Katolik di Basilika Santo Petrus dalam Misa Paskah pada Minggu (20/4/2025). Kehadirannya disambut gembira oleh lebih dari 30 ribu jemaat dan wisatawan.

Dalam kesempatan itu, ia kembali menyerukan perdamaian di Gaza, dengan mengimbau  pihak-pihak yang bertikai agar menyepakati gencatan senjata, membebaskan sandera dan membantu warga yang kelaparan.

"Iklim anti-Semitisme yang berkembang di seluruh dunia mengkhawatirkan. Namun pada saat yang sama, saya memikirkan rakyat Gaza, dan khususnya komunitas Kristennya, di mana konflik yang mengerikan terus menyebabkan kematian dan kehancuran, serta menciptakan situasi kemanusiaan yang dramatis dan menyedihkan," ujarnya.

Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin (21/4/2025) di usia 88 tahun. Vatikan menyatakan bahwa ia meninggal akibat stroke dan gagal jantung. Selama hidupnya, Paus Fransiskus diketahui mengidap sejumlah penyakit. Terakhir, ia menjalani perawatan selama 38 hari akibat pneumonia. Pemakamannya dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (26/4/2025).

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us