Ceko Akan Sumbang Amunisi ke Ukraina dari Keuntungan Aset Rusia

21 Agu 2024, 10:59 WIB

Brahm

ilustrasi bendera Republik Ceko (unsplash.com/@kojak78)

Intinya sih...

Ceko akan menggunakan profit aset milik Rusia untuk menyumbangkan amunisi kepada Ukraina.
UE membekukan dana 200 miliar euro dari aset Bank Sentral Rusia sebagai respons terhadap invasi Rusia ke Ukraina.
Presiden Ceko percaya Ukraina dapat masuk dalam anggota NATO, meskipun tidak berhasil mengembalikan seluruh wilayah yang diokupasi oleh Rusia.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Republik Ceko, pada Selasa (20/8/2024), akan menggunakan dana hasil profit aset milik Rusia untuk menyumbangkan amunisi kepada Ukraina. Langkah ini sebagai upaya lanjutan untuk membantu Ukraina dalam melawan agresi militer Rusia di negaranya.

Republik Ceko dikenal sebagai salah satu negara Eropa yang mendukung penuh Ukraina dalam melawan Rusia. Praha juga menuding Moskow terus melancarkan serangan hybrid dan menyebarkan propaganda di negaranya secara intensif dalam beberapa bulan terakhir.

1. Sebut sebagai kesempatan unik untuk mendukung Ukraina

Menteri Pertahanan Ceko, Jana Cernochova, mengatakan bahwa langkah ini adalah kesempatan unik untuk mendukung Ukraina secara cepat dan efektif dengan menggunakan uang yang sebenarnya berasal dari Rusia.

"Ini didasarkan pada kesukesan inisiatif Uni Eropa (UE) yang mendekati kami beberapa pekan lalu untuk mulai menggunakan dana aset Rusia yang dibekukan untuk membeli amunisi modern bagi militer Ukraina," tuturnya, dikutip The Moscow Times.

"Kami ingin menggunakan dana tersebut untuk memberikan militer Ukraina amunisi berkaliber tinggi yang sangat mereka butuhkan di tengah peperangan," sambungnya.

Sejauh ini, UE sudah membekukan dana sekitar 200 miliar euro (Rp3.426 triliun) dari aset-aset Bank Sentral Rusia yang disimpan di negara-negara anggotanya sejak dimulainya invasi skala besar Rusia ke Ukraina.

2. Presiden Ceko percaya Ukraina akan masuk ke dalam NATO

Presiden Republik Ceko, Petr Pavel. (twitter.com/prezidentpavel)

Presiden Republik Ceko Petr Pavel mempercayai bahwa Ukraina akan dapat masuk dalam anggota NATO. Meskipun Ukraina tidak berhasil mengembalikan semua teritori yang diokupansi oleh Rusia.

"Saya tidak berpikir bahwa restorasi penuh mengenai seluruh teritori adalah sebuah persyaratan awal. Jika nantinya ada sebuah demarkasi, bahkan sebuah perbatasan administratif, kemudian kami akan menganggap ini sebagai batas administratif sementara dan menerima Ukraina ke dalam NATO," terangnya, dikutip Politico.

Ia mencontohkan bahwa situasi yang sama terjadi pada Jerman Barat. Negara itu dapat bergabung ke dalam NATO pada 1955 meski terpecah, sebelum akhirnya bergabung dengan Jerman Timur pada 1990.

"Meskipun sebagian Jerman diokupansi oleh Uni Soviet, keseluruhannya tetap diterima masuk NATO. Maka, saya pikir ada dua teknis dan solusi legal unutk memperbolehkan Ukraina bergabung dalam NATO tanpa menyeret NATO dalam konflik dengan Rusia," sambungnya.

3. Rusia ancam akan membalas tindakan UE

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova. (x.com/mfa_russia)

Pada Mei 2024 lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengancam akan membalas rencana UE untuk menggunakan pendapatan dari aset-aset Rusia yang dibekukan dalam membantu militer Ukraina.

"Kami berbicara mengenai rencana lain untuk melegitimasi pencuri di tingkat negara. UE sudah menunjukkan bahwa mereka bukanlah tempat yang meyakinkan bagi investor untuk menanamkan sahamnya," ujarnya, dilansir Reuters.

Ia menambahkan, aksi UE tersebut adalah tindakan ilegal dan telah merusak pondasi dari sistem keuangan global.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.