China Bakal Impor Produk Makanan Laut dari Jepang Lagi

- 10 Prefektur di Jepang masih dilarang ekspor produk lautnya
- Tak ada kelainan dari hasil sampel
- Pembuangan limbah nuklir Jepang sejak Agustus 2023
Jakarta, IDN Times - China mengumumkan akan segera melanjutkan impor produk makanan laut dari beberapa wilayah Jepang. Mereka mengakhiri larangan hampir 2 tahun.
Sejak 2023, China melarang impor dari Jepang karena khawatir atas pembuangan air limbah olahan dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima oleh Jepang. Padahal, Negeri Sakura menegaskan, ekosistem laut tidak akan terdampak.
1. Sepuluh Perfektur di Jepang masih dilarang ekspor produk lautnya

Meski demikian, dalam pemberitahuan pada Minggu (29/6/2025), Bea Cukai China mengatakan, produk makanan laut dari 10 prefektur - Fukushima, Gunma, Tochigi, Ibaraki, Miyagi, Niigata, Nagano, Saitama, Tokyo, dan Chiba - akan tetap dilarang masuk ke negara tersebut.
“Produk dari wilayah lain akan memerlukan sertifikat kesehatan, sertifikat kualifikasi deteksi zat radioaktif, dan sertifikat area produksi yang dikeluarkan oleh pemerintah Jepang untuk deklarasi bea cukai China,” kata pemberitahuan tersebut, dikutip dari Channel News Asia.
2. Tak ada kelainan dari hasil sampel

Otoritas bea cukai China mengatakan, keputusan hari Minggu dibuat setelah tidak ada kelainan yang terdeteksi setelah pengambilan sampel dan pemantauan air limbah secara internasional dan independen dalam jangka panjang.
China melarang semua impor makanan laut Jepang sejak Agustus 2023, tak lama setelah Tokyo mulai membuang air limbah nuklir Fukushima yang telah diolah, yang memicu reaksi diplomatik dan ekonomi.
Pemberitahuan hari Minggu mengatakan, Tiongkok akan mengawasi secara ketat impor makanan laut Jepang dan akan mengambil tindakan jika menemukan pelanggaran terhadap hukum, peraturan, dan standar keamanan pangan Tiongkok yang relevan.
3. Pembuangan limbah nuklir Jepang

Bencana Fukushima disebabkan oleh gempa bumi dan tsunami yang merusak sistem pendingin reaktor nuklir, menyebabkan kebocoran dan kontaminasi air. Air yang terkontaminasi telah diolah melalui Advanced Liquid Processing System (ALPS) untuk menghilangkan sebagian besar zat radioaktif, kecuali tritium.
Tritium adalah isotop hidrogen radioaktif yang sulit dipisahkan dari air. Jepang membuang air yang mengandung tritium dengan tingkat yang telah diencerkan hingga batas aman yang ditetapkan oleh Badan Atom Internasional (IAEA).
Pembuangan limbah ini telah disetujui oleh pemerintah Jepang, pemerintah prefektur Fukushima, dan IAEA, tetapi menuai kritik dari negara-negara tetangga dan organisasi lingkungan karena kekhawatiran tentang dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan. Salah satu yang mengkritik adalah China.