Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Tiongkok. (Unsplash.com/Macau Photo Agency)

Jakarta, IDN Times - China dan Kamboja pada 6 April 2025 mengadakan latihan militer gabungan di pangkalan angkatan laut (AL) yang baru diperluas di pesisir Teluk Thailand. Kapal perang dari kedua negara melakukan latihan termasuk manuver formasi. 

Stasiun penyiaran milik pemerintah China, CCTV, mengatakan latihan tersebut dilakukan satu hari setelah Pangkalan AL Ream yang diperluas diresmikan. Fasilitas ini menjadi kekhawatiran bagi Amerika Serikat (AS) karena dapat menjadi pos militer terdepan bagi Beijing, dilansir The Straits Times pada Senin (7/4/2025).

1. Kamboja menyambut semua negara sahabat di Pangkalan AL Ream

Para pakar militer China mengatakan bahwa di masa mendatang latihan semacam ini kemungkinan besar akan semakin sering dilakukan. Nantinya, hal itu tidak hanya melibatkan unsur AL, tetapi juga unsur darat dan udara yang akan membantu menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan.

Kapal-kapal militer China telah berputar melalui Ream di provinsi Sihanoukville, sejak peningkatan yang didanai Beijing dimulai pada Juni 2022. Tindakan ini dilakukan setelah Kamboja menghancurkan fasilitas buatan AS di pangkalan Sihanoukville pada 2020, setelah menolak tawaran Washington untuk memperbaikinya.

Sementara itu, Phnom Penh telah berulang kali membantah laporan mengenai kesepakatan rahasia dengan Beijing untuk menempatkan pasukannya di pangkalan tersebut. Kamboja mengklaim bahwa pihaknya terbuka untuk menampung kapal militer dari negara lain.

NHK News melaporkan, Kamboja sebelumnya mengumumkan bahwa mereka akan menerima kapal dari Pasukan Bela Diri Maritim Jepang di pangkalan yang baru selesai dibangun pada pertengahan April.

2. Kamboja rayakan selesainya Pangkalan AL Ream yang didanai China

Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan delegasi Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) menghadiri upacara peresmian pangkalan yang diperluas pada Sabtu (5/4/2025). Fasilitas tersebut mencakup dermaga baru yang dapat menampung kapal-kapal yang lebih besar.

Manet mengatakan, pembangunan pusat pelatihan dan logistik bersama antara Phnom Penh dan Beijing merupakan peningkatan infrastruktur yang akan akan memodernisasi dan memperkuat kemampuan AL Kamboja untuk mengelola situasi di wilayah maritim Kamboja. Juga, memastikan pertahanan nasional yang efektif sesuai dengan Konstitusi Kerajaan Kamboja.

"Hal ini untuk mencegah, melindungi, mengatasi, dan merespons insiden secara tepat waktu dan efektif. Serta, akan memiliki peluang yang lebih luas dalam kerja sama keamanan maritim dengan mitra internasional dan dalam kerangka kerja sama regional, sejalan dengan kebijakan nasional Kamboja dan strategi nasional keamanan maritim," ujar Manet dalam unggahannya di X pada 5 April.

Ia juga menekankan bahwa Pangkalan AL Ream tidak berada di bawah kendali China. Di sisi lain, ia menyampaikan rasa terima kasihnya atas bantuan Beijing.

3. Kamboja merupakan sekutu China di Asia Tenggara

Ilustrasi bendera Kamboja. (unsplash.com/Daniel Bernard)

Kamboja telah lama menjadi salah satu sekutu paling setia China di Asia Tenggara, di saat yang sama Beijing telah memperluas pengaruhnya atas Phnom Penh dalam beberapa tahun terakhir. Di bawah mantan pemimpin Hun Sen, ayah perdana menteri Kamboja saat ini, Beijing menggelontorkan miliaran dolar untuk investasi infrastruktur. 

Sejak 2022, China telah berkontribusi terhadap pembaruan Pangkalan AL Ream, yang awalnya dibangun sebagian menggunakan dana AS. Sementara, dalam beberapa tahun terakhir, hubungan Kamboja-AS telah memburuk.

Pada akhir 2023, kapal perang China untuk pertama kalinya berlabuh di dermaga sepanjang 363 meter tersebut, yang terletak di satu-satunya garis pantai Kamboja di bagian selatan negara itu di antara Thailand-Vietnam. Phnom Penh diperkirakan akan menerima dua kapal perang dari China, guna meningkatkan kemampuan pertahanannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorRahmah N