Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi. (x.com/kantei)
Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi. (x.com/kantei)

Intinya sih...

  • China berjanji membela diri untuk menjaga kedaulatannya, menuntut Jepang menarik pernyataan kontroversial.

  • China mendesak Takaichi menarik pernyataannya, ingin Tokyo menunjukkan komitmen terhadap Beijing.

  • Taiwan memberikan dukungannya kepada Jepang, meningkatkan ketegangan antara Jepang-China atas Taiwan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, mengatakan bahwa pernyataan Perdana Menteri (PM) Jepang, Sanae Takaichi, terkait Taiwan telah melewati 'garis merah' yang sudah ditetapkan China. Ia menuduh pemimpin Jepang tersebut mencoba melakukan intervensi militer atas Taiwan.

"Tindakan PM Jepang secara terbuka mengirimkan sinyal yang salah mengenai Taiwan adalah mengejutkan," kata Wang dalam pernyataan resminya pada Minggu (23/11/2025) yang diunggah di laman resmi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China, dikutip dari The Straits Times.

Pernyataan Wang tersebut merujuk pada komentar Takaichi pada 7 November di Parlemen, mengenai kemungkinan serangan Beijing terhadap Taiwan dapat memicu respons militer dari Tokyo.

1. China berjanji membela diri untuk menjaga kedaulatannya

Pada Jumat (21/11/2025), China mengangkat masalah ini dengan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dan berjanji untuk membela diri.

Wang mengatakan dalam menanggapi langkah Jepang, Beijing harus dengan tegas membalas. Ini tidak hanya untuk menjaga kedaulatan dan integritas wilayahnya, tetapi juga untuk mempertahankan pencapaian pascaperang yang diperoleh dengan susah payah yang dijamin dengan darah dan pengorbanan.

"Jika Jepang tetap berada di jalur yang salah dan terus melanjutkannya, semua negara dan rakyat berhak untuk meneliti kembali kejahatan historis Jepang. Serta, dengan tegas mencegah kebangkitan militerisme Jepang," ungkapnya.

Negeri Tirai Bambu menganggap Taiwan sebagai provinsi pemberontak yang harus dipersatukan dengan daratan, bahkan jika perlu dengan kekerasan. Daratan utama yang dipimpin Komunis dan Taiwan yang memerintah sendiri telah diperintah secara terpisah sejak mereka berpisah pada 1949 karena perang saudara.

2. China mendesak Takaichi menarik pernyataannya

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning. (x.com/SpoxCHN_MaoNing)

Juru bicara Kemenlu China, Mao Ning, telah mendesak Takaichi untuk menarik kembali pernyataannya soal kemungkinan darurat Taiwan. Ia juga menyerukan agar Tokyo menunjukkan melalui langkah-langkah praktis komitmennya terhadap Beijing.

"Jika Jepang benar-benar berharap untuk mengembangkan hubungan strategis yang saling menguntungkan dan ingin membangun hubungan yang konstruktif dan stabil, maka Jepang harus segera menarik kembali pernyataannya," ujar Mao pada 21 November 2025, dikutip dari NHK News.

Mao menanggapi setelah Takaichi mengatakan sebelumnya bahwa sama sekali tidak ada perubahan dalam arah keseluruhan posisi Jepang. Ini untuk memajukan hubungan yang saling menguntungkan berdasarkan kepentingan strategis bersama yang ditegaskannya dan dalam pembicaraannya bulan lalu dengan Presiden China Xi Jinping.

Sementara itu, Takaichi mengatakan ia telah belajar dari kesalahannya dan akan menahan diri untuk tidak menyebutkan kemungkinan skenario, di mana Jepang akan mengerahkan pasukan di masa mendatang. Namun, ia menolak untuk menarik kembali pernyataannya.

3. Taiwan memberikan dukungannya kepada Jepang

Baru-baru ini, Presiden Taiwan Lai Ching-te mengunggah foto dirinya yang tengah menyantap makan siang sushi buatan Jepang. Hal tersebut mengisyaratkan dukungannya terhadap Tokyo di tengah meningkatnya ketegangan antara Jepang-China atas Taiwan.

"Makan siang hari ini adalah sushi dan sup miso. Ikan ekor kuning asal Kagoshima dan kerang dari Hokkaido," tulis Lai dalam bahasa Jepang dan Mandarin di X, pada 20 November 2025.

Hal ini terjadi tak lama setelah China memberlakukan kembali larangan impor makanan laut Jepang. Beijing mengklaim Tokyo gagal menyediakan bahan teknis yang dibutuhkan untuk pengiriman.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Taiwan Lin Chia-lung mendesak rakyat pulau itu untuk mendukung Jepang. Ia mengimbau orang-orang untuk meningkatkan perjalanan ke Jepang dan membeli lebih banyak produk negara tersebut. Hal ini guna menunjukkan persahabatan antara Taipei-Tokyo, dilansir Kyodo News.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team