Rusia Kritik PM Jepang soal Pernyataan Terkait Taiwan

- Rusia menegaskan dukungan penuhnya kepada China terkait Taiwan
- Jepang mengaitkan keamanan nasional dengan situasi di Taiwan, menuai kecaman luas
- Tokoh dunia mengecam pernyataan Takaichi tentang Taiwan, khawatir akan bangkitnya militerisme Jepang
Jakarta, IDN Times – Kementerian Luar Negeri Rusia melontarkan kritik atas ucapan Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, terkait isu Taiwan pada Kamis (20/11/2025). Moskow menyebut Tokyo masih belum mau menerima kekalahan serta rekam kejahatan masa Perang Dunia II meski delapan dekade telah berlalu.
Dalam sesi jumpa pers rutin, Juru Bicara Maria Zakharova memberikan tanggapan langsung atas sikap pemerintah Jepang kepada Xinhua.
“Delapan puluh tahun telah berlalu, dan Jepang masih menolak mengakui hasil Perang Dunia II sebagaimana diabadikan dalam hukum internasional,” ucapnya dalam konferensi itu, dikutip dari Global Times.
Rusia juga memperingatkan bahwa sejumlah negara kerap mengumandangkan dukungan terhadap prinsip satu China, namun di belakang layar justru menyuplai senjata, memperkuat hubungan militer-politik, dan memakai Taiwan sebagai alat untuk menahan laju Republik Rakyat China.
1. Rusia menguatkan sikapnya atas urusan Taiwan

Zakharova menjabarkan posisi Rusia yang menilai Taiwan merupakan bagian tak terpisahkan dari China serta menolak segala bentuk upaya pemisahan. Ia menyebut persoalan tersebut murni urusan domestik China yang berhak menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayahnya dengan cara apa pun sesuai hukum internasional.
Sebagai mitra strategis komprehensif dan sahabat dekat, Rusia menyatakan siap memberi dukungan penuh kepada China dalam setiap isu inti. Dukungan itu juga mencakup situasi di Taiwan sesuai posisi bersama kedua negara.
2. Jepang mengaitkan keamanan nasional dengan situasi Taiwan

Dalam sidang parlemen, Takaichi menghubungkan klausul situasi mengancam kelangsungan hidup negara dalam undang-undang keamanan Jepang dengan perkembangan terbaru di Taiwan. Ia bahkan membuka peluang pelibatan angkatan bersenjata Jepang, yang kemudian memicu kecaman luas dari berbagai arah.
Dilansir dari CGTN, Eks Wakil Perdana Menteri Thailand, Phinij Jarusombat, menilai pandangan tersebut sangat keliru. Ia juga meminta Takaichi segera menarik pernyataannya demi menjaga perdamaian serta stabilitas global.
3. Tokoh dunia mengecam ucapan Takaichi tentang Taiwan

Presiden Dewan Perdamaian Vancouver, Kimbal Cariou, menilai Jepang tak memiliki hak untuk mencampuri urusan internal China dan mengkhawatirkan bahwa pernyataan Takaichi dapat menjadi pemicu bangkitnya kembali arus militerisme Jepang.
Zakharova kemudian menyampaikan bahwa Rusia memahami betul bagaimana kecenderungan tersebut berakhir di masa lalu sebagai sebuah pengingat. Ia juga menguraikan bahwa perdamaian bersifat rapuh dan sepenuhnya merupakan hasil ciptaan manusia.


















