Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi peluncuran roket (pexels.com/SpaceX)
ilustrasi peluncuran roket (pexels.com/SpaceX)

Intinya sih...

  • Awak Shenzhou-21 bertahan di Tiangong tanpa kapsul cadangan

  • Pakar menjelaskan deteksi kerusakan dan perbandingan insiden

  • China mengembangkan program antariksa dan target misi bulan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – China meluncurkan pesawat antariksa Shenzhou-22 tanpa awak dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan pada Selasa (25/11/2025). Peluncuran memakai roket Long March-2F pada pukul 12.11 waktu Beijing dan dinyatakan berhasil oleh Badan Antariksa Berawak China (CMSA). Misi ini merupakan peluncuran darurat pertama yang pernah dilakukan China sejak program antariksa berawak negara itu berjalan.

Pesawat tersebut membawa perlengkapan medis, suku cadang, serta peralatan perbaikan untuk kapsul Shenzhou-20 yang mengalami kerusakan. Masalah muncul setelah kapsul pengembali Shenzhou-20 tertabrak serpihan antariksa hingga jendelanya retak dan tak lagi aman digunakan. Kerusakan itu ditemukan ketika pergantian awak pada awal November 2025. Awak Shenzhou-20 akhirnya pulang dengan kapsul Shenzhou-21 dan mengalami penundaan kepulangan selama sembilan hari.

1. Awak Shenzhou-21 bertahan di Tiangong tanpa kapsul cadangan

ilustrasi astronaut (pexels.com/cottonbro studio)

Tiga taikonaut tiba di Tiangong dengan Shenzhou-21 pada 1 November 2025. Mereka adalah Zhang Lu, Wu Fei, dan Zhang Hongzhang yang kini berada di stasiun tanpa kapsul penyelamat cadangan karena wahana yang mereka tumpangi sebelumnya sudah dipakai untuk memulangkan kru lama. Situasi ini membuat ketiganya menunggu dukungan tambahan dari Bumi hingga Shenzhou-22 diluncurkan.

Pihak berwenang China mengatakan ketiga taikonaut tetap menjalankan tugas seperti biasa dan berada dalam kondisi baik di orbit. Sementara itu, Shenzhou-20 yang rusak masih menempel pada modul stasiun dan akan dibawa kembali ke Bumi untuk pemeriksaan lebih rinci. Proses ini diperlukan untuk memastikan penyebab keretakan jendela yang terjadi akibat hantaman puing antariksa.

Dilansir dari The Independent, Shenzhou-22 awalnya dijadwalkan sebagai misi berawak yang baru akan diberangkatkan pada April 2026. Namun, jadwal tersebut dimajukan agar pesawat dapat berfungsi sebagai pengganti kapsul pemulangan bagi Zhang Lu, Wu Fei, dan Zhang Hongzhang. Para pakar menyebut Shenzhou-22 sebagai kendaraan penyelamat bagi awak yang kini bertugas di Tiangong.

2. Pakar menjelaskan deteksi kerusakan dan perbandingan insiden

Roket Lijian-1 Y5 membawa total 15 satelit, termasuk Xiguang-1 04 pada Senin (11/11/2024). (x.com/China Focus)

Dilansir dari Livemint, Yang Yuguang menjabat Ketua Komite Transportasi Antariksa Federasi Astronautika Internasional (IAF) menyampaikan bahwa keretakan pada Shenzhou-20 dipicu oleh serpihan antariksa yang mengenai pesawat tersebut. Ia menambahkan bahwa situasi ini tak terduga karena kerusakan baru terlihat saat pergantian awak dan terjadi hanya sekitar 20 hari sebelum keputusan peluncuran darurat diambil.

Ia kemudian membandingkan insiden ini dengan Soyuz-MS22 milik Rusia pada 2022. Wahana tersebut juga tertabrak serpihan antariksa hingga mengalami kebocoran cairan pendingin dan membuat kepulangan awak tertunda hampir enam bulan. Ia turut menyebut kasus Boeing Starliner yang membuat Sunita Williams dan Butch Wilmore tertahan hampir sembilan bulan.

“Kali ini, kami di China hanya menunda sembilan hari untuk kru Shenzhou-20 kembali ke Bumi,” katanya.

3. China mengembangkan program antariksa dan target misi bulan

Bendera China (pexels.com/aboodi vesakaran)

Dilansir dari Al Jazeera, program antariksa China berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Negara itu menjadi pihak ketiga setelah Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet yang mampu mengirim manusia ke orbit secara mandiri pada 2022. China juga menargetkan pendaratan taikonaut di Bulan pada 2030 sebagai bagian dari ekspansi eksplorasi luar angkasa jangka panjangnya.

Stasiun antariksa Tiangong memiliki arti Istana Surgawi dan telah dihuni secara permanen sejak 2021. Kehadiran stasiun ini merupakan langkah mandiri China setelah dilarang bergabung dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Larangan tersebut muncul karena kekhawatiran keamanan nasional AS terhadap badan antariksa China yang berada di bawah kendali militer negara tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team