Anak-anak Sekolah Ikut Protes Besar Tuntut Reformasi Thailand
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bangkok, IDN Times - Sejumlah anak-anak sekolah mengikuti protes besar-besaran yang terjadi di Thailand beberapa hari terakhir ini. Bahkan, yang lebih mengejutkan beberapa diantaranya masih ada yang dibawah umur. Bagaimana situasi di Thailand saat ini?
1. Sebanyak 4 orang demonstran berusia di bawah umur telah ditangkap oleh kepolisian Thailand
Dilansir dari nbcnews.com, sebagian besar anak-anak di bawah umur telah tergabung dalam kelompok mahasiswa dan pegiat demokrasi lama untuk menuntut adanya perubahan di negaranya yang selama ini diperintah oleh rezim yang setia kepada monarki. Protes besar-besaran masih berlanjut hingga saat ini di kota Bangkok, Thailand, di mana polisi telah menggunakan meriam air dan gas air mata untuk membubarkan para demonstran. Memberikan salam hormat dengan menggunakan tiga jari seperti yang dilakukan pada film "The Hunger Games" dan mengenakan pita putih sebagai simbol perlawanan mereka.
Mereka awalnya termotivasi dari rencana mengubah budaya sekolah tradisional Thailand dengan tanda umum pada saat protes yang berbunyi "Kediktatoran pertama kali adalah sekolah". Kelompok pengacara HAM Thailand mengatakan pekan ini saja sudah sebanyak 4 demonstran di bawah umur telah ditangkap karena melanggar keputusan yang dibawa masuk saat pemerintah mengumumkan keadaan darurat pada tanggal 15 Oktober 2020 lalu.
2. UNICEF merasa prihatin terhadap demonstran di bawah umur yang mendapatkan tindakan kekerasan
Peneliti senior Human Rights Watch di Bangkok, Sunai Phasuk, mengatakan protes yang terjadi baru-baru ini bersifat organik dan spontan. Menurut pihaknya, para demonstran di bawah umur telah mengenakan masker dengan tujuan terhindar dari COVID-19 dan tindakan penganiayaan dari pihak aparat setempat. Dua kelompok siswa sekolah menengah telah mengajukan pengaduan ke Kementerian Pendidikan Thailand pada tanggal 24 Agustus 2020 lalu dengan 109 sekolah telah melakukan pelecehan terhadap siswa yang ikut protes besar-besaran.
Editor’s picks
Pengacara yang bertindak untuk para siswa dan mahasiwa mengatakan telah terjadi 103 kasus pelecehan dalam 3 hari terakhir setelah rapat umum besar pada tanggal 16 Agustus 2020 lalu. Badan anak-anak PBB, UNICEF, mengatakan pihaknya prihatin terhadap mereka yang menjadi korban kekerasan dari pihak aparat selama protes berlangsung. Para mahasiswa menjadi peran kunci dalam aksi protes besar-besaran yang sudah berlangsung lama ini.
Baca Juga: Foto-foto Syur Selir Raja Thailand Bocor ke Jurnalis dan Aktivis
3. Di hari yang sama pada malam hari waktu setempat, sebanyak ribuan demonstran menuntut penyerahan kendali atas kekayaan yang dimiliki pihak Kerajaan Thailand
Sebanyak ribuan demonstran pada hari yang sama malam waktu setempat turun ke jalan di kota Bangkok dengan meminta Raja Thailand, Raja Maha Vajiralongkorn, untuk menyerahkan kendali kekayaan Kerajaan Thailand yang ditaksir hingga puluhan miliar dolar Amerika Serikat. Padahal, para demonstran ini bisa saja terancam hukuman penjara karena menghina Kerajaan Thailand secara terang-terangan.
Sebagian besar di antara mereka mengacungkan mainan bebek kuning yang menjadi simbol gerakan baru dan berkumpul di dekat markas besar Siam Commercial Bank (SCB) untuk memprotes kerahasiaan aset Kerajaan Thailand. Para demonstran ingin membuat Raja lebih bertanggung jawab di bawah konstitusi serta membalikkan perubahan yang memberinya kendali pribadi tidak hanya atas kekayaan Kerajaan Thailand saja, tetapi beberapa unit tentara. Dewan biro yang sebelumnya dipimpin oleh Menteri Keuangan Thailand dalam pengaturannya memberikan kesan pengawasan publik.
Seperti yang diketahui, SCB merupakan salah satu bank terbesar yang ada di Thailand dan Raja Maha Vajiralongkorn diketahui memiliki saham sebesar 23 persen dari total kepemilikan saham Bank SCB.
Baca Juga: Thailand Mulai Memberi Dakwaan kepada Para Pemimpin Pro-demokrasi
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.