Gitanjali Rao Dinobatkan Sebagai 'Kid of the Year' Majalah TIME

Di usia 15 tahun, ia berhasil menemukan teknologi baru

New York, IDN Times - Seorang anak berusia 15 tahun bernama Gijantali Rao berhasil dinobatkan sebagai 'Kid of the Year' majalah TIME tahun 2020 ini. Di usianya yang masih sangat muda ini, ia berhasil menemukan berbagai inovasi baru, salah satunya menciptakan teknologi baru. Bagaimana awal ceritanya?

1. Ia berhasil mengalahkan 5.000 nominator lainnya

Gitanjali Rao Dinobatkan Sebagai 'Kid of the Year' Majalah TIME'Kid of the Year' versi Majalah TIME, Gitanjali Rao. (Twitter.com/gitanjaliarao)

Dilansir dari The Guardian, Rao berhasil meraih gelar tersebut dengan mengalahkan 5.000 nominator lainnya yang dipangkas menjadi 5 finalis oleh komite anak muda bersama seorang presenter TV sekaligus komedian asal Amerika Serikat, Trevor Noah. Sebelumnya, Rao berhasil menemukan sebuah inovasi yang cukup mencengangkan dengan membuat sebuah perangkat yang dapat mengidentifikasi timbal dalam air minum serta sebuah aplikasi dengan ekstensi Chrome yang menggunakan kecerdasan buatan untuk mendeteksi cyberbullying.

Rao sendiri berharap bisa menjadi inspirasi bagi orang lain untuk memimpikan ide dalam memecahkan berbagai masalah di dunia. Penghargaan 'Kid of the Year' merupakan sebuah penghargaan yang pertama kali diadakan pada tahun 2020 ini dan dibuat oleh majalah TIME dan saluran TV, Nickelodeon. Terpilihnya Rao sebagai 'Kid of the Year' karena cara dia menindaklanjuti pekerjaan teknisnya dengan upaya mengajak anak-anak muda untuk bekerja dalam memecahkan masalah yang mereka lihat sehari-hari.

2. Saat wawancara dengan Angelina Jolie, Rao mengakui minat terhadap sains sejak usia dini

Gitanjali Rao Dinobatkan Sebagai 'Kid of the Year' Majalah TIMEGitanjali Rao saat berhasil meraih penghargaan America's Top Young Scientist tahun 2019 lalu. (Twitter.com/gitanjaliarao)

Dalam sebuah wawancara dengan Angelina Jolie beberapa waktu lalu, Rao mengakui bahwa ia minat dengan sains sejak usia dini. Ketika ia duduk di kelas 2 atau 3 SD, ia sudah mulai berpikir tentang bagaimana dapat menggunakan sains dan teknologi untuk menciptakan perubahan sosial. Pertama kalinya, ia mulai mulai membuat pendeteksi timbal dalam air minum dengan meneliti teknologi sensor tabung nano karbon di laboratorium Denver Water. Menurutnya, hanya saja faktor pengubah bahwa pekerjaan penelitian ini akan segera berada di generasinya, jadi jika tak ada orang lain yang mau melakukannya, dia akan melakukannya sendiri.

Begitu juga dengan pendeteksi cyberbullying yang dibuatnya dengan nama layanan Kindly. Maraknya cyberbullying yang terjadi akhir-akhir ini membuat Rao terdorong untuk membuat sebuah aplikasi tersebut berdasarkan kecerdasan buatan. Dengan memasukkan beberapa kata atau frasa yang dianggap sebagai bullying, aplikasi tersebut langsung memberitahu pengguna dengan terdeteksi beberapa kata bullying

Tujuannya untuk memberikan kesempatan untuk memikirkan kembali apa yang dikatakan sebelumnya sehingga tahu apa yang harus dilakukan ke depannya. Ia mengaku sudah melakukan survei kepada para orang tua, guru, serta siswa dan ia merasa berharap para siswa saat ini tidak ingin diatur secara mikro atau teknologi. 

Baca Juga: Selain Greta Thunberg, 7 Kisah Aktivis Cilik Ini Bikin Kagum

3. Sebelumnya, nama Greta Thunberg terpilih sebagai 'Person of the Year' majalah TIME pada tahun 2019 lalu

Gitanjali Rao Dinobatkan Sebagai 'Kid of the Year' Majalah TIMEAktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg. (Instagram.com/gretathunberg)

Pada tahun 2019 lalu, aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg, menjadi fenomenal setelah berhasil terpilih sebagai "Person of the Year" dalam majalan TIME sekaligus menjadi orang termuda sepanjang sejarah penghargaan ini dimulai pada tahun 1927 lalu. Tahun 2018 lalu, Greta melakukan aksi mogok lingkungan dengan melewatkan pelajaran sekolah setiap hari Jumat untuk melakukan protes di luar gedung parlemen Swedia. Hal itulah yang memicu adanya gerakan dengan tagar #FridayForFuture sehingga sebagian besar siswa sekolah di seluruh dunia melakukan aksi serupa.

Greta juga pernah dipercaya membawakan sebuah pidato pada Konferensi Iklim PBB pada bulan September 2019 lalu karena mengandalkan anak-anak muda sebagai jawaban atas perubahan iklim. Saat berkunjung ke Brazil, Greta sempat melihat kondisi di sekitar Amazon dan merasa prihatin atas kejadian pembunuhan penduduk asli Brazil di sana, bahkan sampai Presiden Brazil, Jair Bolsonaro, menyebut Greta sebagai "anak nakal". Tak hanya dengan orang nomor satu di Brazil saja, Greta juga pernah berselisih dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dengan mempertanyakan ilmu iklim serta membatalkan banyak sekali undang-undang yang berkaitan dengan iklim.

Baca Juga: Selain Greta Thunberg, 7 Kisah Aktivis Cilik Ini Bikin Kagum

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya