Hari Pertama Jadi Presiden, Biden Cabut Kebijakan Donald Trump

Ia juga menandatangani 15 perintah eksekutif setelahnya

Washington, D.C, IDN Times - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, langsung mencabut beberapa kebijakan utama yang dibuat oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, usai dilantik pada hari Rabu, 20 Januari 2021, waktu setempat. Setelahnya, ia juga langsung menandatangi 15 perintah eksekutif. Bagaimana awal ceritanya?

1. Tujuannya untuk meningkatkan tanggapan federal terhadap penanganan virus COVID-19

Hari Pertama Jadi Presiden, Biden Cabut Kebijakan Donald TrumpPresiden Amerika Serikat, Joe Biden. (Facebook.com/joebiden)

Dilansir dari BBC, Biden telah mencabut beberapa kebijakan utama yang diluncurkan oleh Trump beberapa jam setelah dilantik serta perintah lain membalikkan sikap administrasi Trump tentang perubahan iklim dan imigrasi. Biden mulai bekerja di Oval Office dan resmi menjadi Presiden Amerika Serikat ke-46. Tujuan penandatanganan eksekutif yang dilakukan Biden untuk meningkatkan tanggapan federal terhadap krisis virus COVID-19.

Serangkaian tindakan akan diberlakukan untuk mengatasi pandemi COVID-19 yang telah merenggut nyawa sebanyak 415.984 orang di Amerika Serikat. Tak hanya itu saja, Biden juga akan memberlakukan aturan wajib menggunakan masker dan mempraktikkan jaga jarak di semua tempat pemerintah federal. Sebuah kantor baru akan didirikan untuk mengoordinasikan tanggapan terhadap pandemi COVID-19 dan Amerika Serikat akan menghentikan proses penarikan diri dari keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Menurut juru bicara Biden, Stephane Dujarric, langkah untuk kembali terlibat dengan WHO disambut oleh Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, yang mengatakan itu sangat penting untuk tanggapan global yang lebih terkoordinasi.

2. Perintah lain yang ditandatangani oleh Biden adalah memprioritaskan kesetaraan rasial

Hari Pertama Jadi Presiden, Biden Cabut Kebijakan Donald TrumpPresiden Amerika Serikat, Joe Biden. (Facebook.com/joebiden)

Perintah lain yang ditandatangani oleh Biden adalah menginstruksikan agen federal untuk memprioritaskan kesetaraan rasial dan meninjau kebijakan yang memperkuat rasisme sistemik. Masalah rasisme di era Trump memang sudah seringkali terjadi, bahkan sampai muncul gerakan "Black Lives Matter" di mana saat peristiwa penembakan terhadap pria kulit hitam bernama George Floyd oleh polisi berkulit putih pada pertengahan tahun 2020 lalu. Langkah-langkah itu dan lainnya akan diikuti oleh lusinan lainnta dalam 10 hari ke depan .

Biden berupaya mengarahkan kembali negara itu tanpa harus melalui Senat yang dikontrol oleh Demokrat dengan margin kecil serta akan segera beralih ke persidangan pemakzulan terhadap Trump, yang dianggap menghasut pemberontakan di luar gedung Capitol beberapa pekan lalu. Partai Republik mengisyaratkan bahwa Biden akan menghadapi oposisi sengit di beberapa bagian agendanya. Menurut juru bicara Komite Senator Nasional Republik, Chris Hartline, mengatakan rencana imigrasi yang dilakukan Biden untuk melindungi para migran dari deportasi akan mengarah pada siklus permanen imigrasi ilegal dan amnesti yang akan merugikan pekerja keras dari Amerika Serikat sendiri serta jutaan imigran legal yang bekerja melalui proses imigrasi resmi. 

Baca Juga: [BREAKING] Joe Biden Ucapkan Terima Kasih pada Presiden AS Pendahulunya

3. Rencana Trump dalam membangun tembok perbatasan raksasa Amerika Serikat-Meksiko telah dicabut oleh Biden

Hari Pertama Jadi Presiden, Biden Cabut Kebijakan Donald TrumpPembangunan tembok raksasa perbatasan Amerika Serikat-Meksiko yang dibuat oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Twitter.com/us_mexico)

Salah satu rencana yang diandalkan oleh Trump saat masih memimpin Amerika Serikat adalah pembangunan tembok raksasa perbatasan antara Amerika Serikat-Meksiko dan Biden telah mencabut rencana tersebut. Biden mengeluarkan pernyataan resmi yang dikeluarkan di hari yang sama untuk mengakhiri deklarasi darurat nasional yang digunakan Trump untuk mengalihkan dana ke pembangunan tembok. Sebagai gantinya, pemerintah Amerika Serikat akan menyediakan RUU dalam penyediaan dana untuk teknologi baru demi mengamankan perbatasan serta lebih banyak pendanaan dan pelatihan untuk agen perbatasan.

RUU itu juga akan meningkatkan bantuan asing ke El Salvador, Guatemala, dan Honduras, bergantung pada kemampuan mereka dalam memberantas korupsi, kekerasan, serta faktor kemiskinan yang menyebabkan sebagian besar penduduknya meninggalkan negara asalnya demi mencari kehidupan yang lebih layak. Tiga Presiden Amerika Serikat sebelumnya yang dimulai dari George Bush, Barack Obama, dan Donald Trump beberapa kali mencoba dan berakhir gagal melalui reformasi imigrasi besar-besaran. Kaum progresif telah mendorong Biden untuk mengambil sebuah tindakan cepat terhadap imigrasi, tetapi dia akan menghadapi perlawanan kuat dari partai Republik di Kongres.

Baca Juga: Kenalan Yuk dengan Keluarga Presiden AS Joe Biden

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya