Hassan Rouhani Kritik Kriteria Pencalonan Presiden Iran

Saat ini, pihak terkait telah membuka pendaftaran pencalonan

Teheran, IDN Times - Presiden Iran, Hassan Rouhani, dalam pernyataannya pada hari Selasa, 11 Mei 2021, waktu setempat, memberi kritikan terhadap kriteria pencalonannya sebagai Presiden Iran di periode berikutnya. Di hari yang sama, pihak KPU setempat telah membuka pendaftaran bagi yang ingin mendaftar sebagai calon Presiden Iran. Bagaimana awal ceritanya?

1. Ia bersikeras bahwa Dewan Penjaga yang beranggotakan 12 orang tidak memiliki kewenangan menetapkan kriteria baru

Hassan Rouhani Kritik Kriteria Pencalonan Presiden IranPresiden Iran, Hassan Rouhani. (Instagram.com/hrouhani)

Dilansir dari The Guardian, Hassan Rouhani telah mengkritik penyempitan kriteria kelayakan secara tiba-tiba bagi mereka yang berharap untuk menggantikannya karena pendaftaran secara resmi dibuka untuk para calon Presiden Iran yang sudah mendaftar menjelang Pemilu Iran pada bulan Juni 2021 ini. Ia juga bersikeras bahwa Dewan Penjaga, yang beranggotakan 12 orang, tidak memiliki kewenangan hukum untuk memberlakukan kriteria baru yang lebih ketat yang melarang siapapun calon Presiden Iran berusia lebih muda dari 40 tahun dan lebih tua dari 75 tahun.

Dia juga mendesak pihak Kementerian Dalam Negeri Iran, yang bertanggung jawab untuk menerima pendaftaran, mengabaikan batasan usia yang diberlakukan oleh Dewan Penjaga, mengatakan itu melampaui ketentuan dalam konstitusi Iran. Kriteria baru tersebut bagaimanapun mendapatkan dukungan dari 200 anggota parlemen Iran. Dampak langsungnya adalah menghalangi pencalonan dari Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi Iran, Mohammad Javad Azari Jahromi, yang saat ini berusia 39 tahun, untuk mencalonkan diri sebagai calon Presiden Iran.

Bahkan, jika pihak Kementerian Dalam Negeri Iran mengikuti perintah Rouhani, Dewan Penjaga memiliki kekuatan tertinggi untuk memblokir calon dengan kriteria lain, termasuk jika mereka dianggap tidak cukup saleh. Para kritikus mengatakan bahwa kekuatan ini digunakan untuk menyingkirkan kandidat yang tidak disetujui oleh pemimpin agama, yang diwakili oleh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Seorang anggota dewan Iran, Siamak Raphik, justru membela kriteria "new age", dengan mengatakan bahwa dewan tersebut adalah satu-satunya penjaga kelayakan calon serta menambahkan kohesi sangat penting untuk negara manapun dan Pemilu adalah sumber kohesi sekaligus otoritas di negara tersebut.

Baca Juga: Iran Desak Biden Bawa AS Kembali ke Kesepakatan Nuklir Iran

2. Terakhir kali, pencalonan menjelang Pemilu Iran 2017 lalu mencapai angka 1.636 orang

Hassan Rouhani Kritik Kriteria Pencalonan Presiden IranSuasana di sekitar wilayah Teheran, Iran. (Pixabay.com/mohammadshahhosseini)

Daftar calon Presiden Iran yang disetujui akan diumumkan pada tanggal 26 Mei 2021 ini setelah proses banding. Selama periode pendaftaran calon Presiden Iran selama 5 hari yang terakhir kali pada tahun 2017 lalu, total sebanyak 1.636 orang telah mencalonkan diri sebagai Presiden Iran, meningkat besar dari 686 orang pada tahun 2013 lalu. Sebagian besar pendaftar bukanlah untuk mencari ketenaran dan pada akhirnya hanya 6 orang yang disetujui oleh Dewan Penjaga untuk mencalonkan diri.

Di antara mereka yang telah didiskualifikasi pada saat itu adalah mantan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, serta pasangannya saat itu, Hamid Baghaei. Sampai saat ini, wanita masih belum berhak mencalonkan diri sebagai calon Presiden Iran dan banyak diantara mereka yang mengajukan diri, akan tetapi tidak ada wanita yang diizinkan untuk menjabat sebagai Presiden Iran dalam sejarah negaranya. 

Kampanye pada tahun 2021 ini kemungkinan akan diadakan dengan latar belakang pembicaraan di Wina, Austria, mengenai masa depan kesepakatan nuklir. Kesepakatan pada menit-menit akhir kemungkinan menjadi tembakan yang sangat dibutuhkan di tangan mereka yang mendukung keterlibatan dengan pihak Barat.

3. Beberapa calon yang dikabarkan bersedia maju dalam pemilu Iran kali ini

Hassan Rouhani Kritik Kriteria Pencalonan Presiden IranIlustrasi Pemilihan Umum. (Pixabay.com/mohamed_hassan)

Seorang ulama garis keras terkemuka sekaligus Kepala Pengadilan setempat, Ebrahim Raisi, diperkirakan akan mengumumkan pencalonannya. Sebelumnya, di hari yang sama, mantan Kepala Konstruksi dan Teknik Besar yang dimiliki oleh Pengawal Revolusi, Saeed Mohammed, juga dikabarkan mendaftarkan untuk mencalonkan diri sebagai calon Presiden Iran. Tetapi, Mohammed dan beberapa kelompok garis keras lainnya mengatakan mereka akan menarik pencalonan mereka jika Raisi memutuskan untuk mencalonkan diri.

Pengamat dari Barat menilai banyak yang salah ketika berbicara mengenai pentingnya pergelaran Pemilu Iran dengan alasan bahwa Pemilu kali ini berpotensi membentuk masa depan Iran dan menentukan arah kebijakan luar negeri Iran. Alasannya, peran Presiden Iran justru tidak sekuat yang dibayangkan oleh kebanyakan orang selama ini. Secara historis, Presiden Iran memiliki pengaruh yang sangat kecil baik terhadap kebijakan domestik maupun luar negeri, sehingga dia tidak bisa membuat perubahan dan dampaknya, Presiden Iran memiliki kekuasaan yang terbatas dengan gelar yang mengesankan.

Baca Juga: Jatuh Dari Gedung, Diplomat Swiss di Iran Meninggal Dunia

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya