Jelang Olimpiade 2022, Aktivis Nilai Ini 'Permainan Genosida'

Hal ini didasarkan atas perjuangan membela kaum Uighur

San Fransisco, IDN Times - Menjelang dihelatnya pergelaran pesta olahraga musim dingin Olimpide Beijing 2022, para kelompok aktivis menilai ini merupakan "permainan genosida". Hal ini didasarkan sebagai bentuk solidaritas atas pembelaan terhadap kaum Muslim Uighur. Bagaimana awal ceritanya?

1. Para aktivis menuliskan sebuah surat kepada perusahaan-perusahaan sponsor yang meminta untuk menampilkan peristiwa penganiayaan di Xinjiang, Tiongkok

Jelang Olimpiade 2022, Aktivis Nilai Ini 'Permainan Genosida'Para pekerja pabrik kapas asal kaum Muslim Uighur di Xinjiang, Tiongkok. (Twitter.com/KenRoth)

Dilansir dari The Guardian, para aktivis telah berjuang melawan penindasan terhadap kaum Muslim Uighur di Tiongkok dengan menargetkan perusahaan swasta yang mensponsori kompetisi musim dingin Olimpiade Beijing 2022 dalam upaya membujuk mereka untuk menggunakan pengaruh mereka dengan pemerintah Tiongkok. Para aktivis Uighur yang tersebar di 10 negara ini berkumpul untuk menulis surat kepada perusahaan-perusahaan yang meminta mereka menggunakan platform mereka untuk mendidik dan menginformasikan dunia tentang penganiayaan yang sedang berlangsung di provinsi Xinjiang, Tiongkok.

Kali ini yang menjadi sasaran para aktivis adalah CEO Airbnb, Brian Chesky, dan menilai kompetisi musim dingin Olimpiade Beijing 2022 sebagai "permainan Genosida" serta kelompok aktivis meminta Airbnb menarik sponsornya. Sebelumnya, pihak Airbnb telah mendapatkan sponsor sebesar 500 juta poundsterling atau setara dengan Rp9,53 triliun untuk Olimpiade. Kampanye digital tersebut akan mencakup foto-foto bersamaan dari akomodasi tipikal yang tersedia untuk pelanggan Airbnb dan yang tersedia untuk orang Uighur yang dianiaya yang ditahan di kamp-kamp penahanan. 

Tujuan dari kampanye ini adalah untuk membujuk perusahaan multinasional besar bahwa mereka akan membayar harga komersial jika mereka tidak menggunakan kekuatan lunak mereka yang luar biasa untuk membujuk Tiongkok agar memikirkan kembali pendiriannya.

2. Menurut Human Rights Watch, penindasan yang dilakukan Tiongkok terhadap kaum Muslim Uighur bisa mengancam status tuan rumah Olimpiade Musim Dingin

Jelang Olimpiade 2022, Aktivis Nilai Ini 'Permainan Genosida'Situasi di Xinjiang yang dijaga ketat oleh para tentara Tiongkok. (Twitter.com/FaisalShafi_7)

Baca Juga: Olimpiade Tokyo Dibayangi Lonjakan Kasus COVID-19

Menurut Human Rights Watch, penindasan yang dilakukan oleh pemerintah Tiongkok terhadap kaum Muslim Uighur mengancam status Tiongkok sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Dingin dan telah mengirimkan surat kepada Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), Thomas Bach. Pihak Human Rights Watch merinci keprihatinan ekstensif mengenai iklim HAM untuk menjadi tuan rumah pertandingan di Tiongkok. Ini termasuk kurangnya kebebasan media dan internet, penahanan 1 juta Muslim Uighur di kamp "pendidikan politik di Xinjiang, kurangnya transparansi dalam rantai pasokan tenaga kerja, serta peningkatan pembatasan kebebasan berbicara di Hong Kong. 

Pihak IOC harus segera melakukan uji tuntas HAM yang kuat seputar persiapan Olimpiade Beijing 2022 dan menjelaskan upayanya untuk mengelola resiko HAM yang terkait dengan Olimpiade pada bulan Februari 2021 ini. Direktur Inisiatif Global di Human Rights Watch, Minky Worden, mengatakan tindakan keras pemerintah Tiongkok yang semakin intensif merusak hak-hak dasar yang penting untuk menjadi tuan rumah Olimpiade. Ia juga menambahkan IOC perlu menjelaskan bagaimana perlindungan HAM akan dipenuhi.

Sebelumnya pada bulan Desember 2020, Komite Olimpiade Internasional menerbitkan sebuah laporan "Rekomendasi untuk Strategi Hak Asasi Manusia IOC", sebuah peta jalan penting untuk mengadopsi HAM di seluruh operasinya. Human Rights Watch merekomendasikan agar IOC segera melakukan dan mempublikasikan uji tuntas HAM secara menyeluruh seputar persiapan Olimpiade Beijing 2022 dan menjelaskan bagaimana rencananya untuk mengatasi resiko HAM yang terkait dengan Olimpiade pada bulan Februari 2021 ini, setahun sebelum digelar Olimpiade Musim Dingin. Tindakan tersebut akan selaras dengan langkah-langkah yang ditetapkan dalam Prinsip-Prinsip Panduan PBB mengenai Bisnis dan HAM dan dengan pekerjaan IOC yang sedang berlangsung untuk membangun kerangka kerja strategis mengenai HAM.

3. Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 akan menggelar 15 olahraga musim dingin

Jelang Olimpiade 2022, Aktivis Nilai Ini 'Permainan Genosida'Ilustrasi logo Olimpiade. (Pixabay.com/diego_torres)

Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing, Tiongkok akan digelar pada tanggal 4 Februari 2022 hingga 20 Februari 2022 ini serta menggelar 15 olahraga musim dingin. Sebelumnya, untuk kategori musim dingin telah digelar di Pyeongchang, Korea Selatan, pada tahun 2018 lalu dan saat ini masih belum menggelar Olimpiade Musim Panas di Tokyo, yang kabarnya akan digelar tahun 2021 ini. Sebelumnya, kota Beijing juga pernah menggelar Olimpiade Musim Panas tahun 2008 lalu dan keluar sebagai juara umum pada saat itu.

Dengan status tuan rumah Olimpiade Musim Dingin di Beijing berpeluang bagi Tiongkok untuk bisa keluar sebagai juara umum di depan publiknya sendiri. Pada Olimpiade Musim Dingin 2018 lalu, Norwegia keluar sebagai juara umum dengan perolehan 14 medali emas, 14 medali perak, serta 11 medali perunggu sedangkan Tiongkok sendiri hanya memperoleh 1 medali emas, 6 medali perak, dan 2 medali perunggu dengan berada di peringkat ke-16 saat itu.

Baca Juga: Indonesia Lamar Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2032, Ini Perintah Jokowi

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya