Kecam Putusan Jepang, Korsel Eksplorasi Petisi ke Pengadilan

Jepang membuang lebih dari 1 juta ton air terkontaminasi

Seoul, IDN Times - Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, telah memerintahkan para pejabat untuk mengeksplorasi keputusan yang diambil oleh Jepang terkait pembuangan air dari pembangkit nuklir di Fukushima, Jepang ke Pengadilan Internasional. Jepang telah mengambil sebuah keputusan dengan membuang sebanyak 1 juta ton air yang terkontaminasi. Bagaimana awal ceritanya?

1. Pemerintah Korsel memanggi Duta Besar Jepang untuk Korsel atas masalah ini

Kecam Putusan Jepang, Korsel Eksplorasi Petisi ke PengadilanPresiden Korea Selatan, Moon Jae-in. (Instagram.com/moonjaein)

Dilansir dari Aljazeera.com, orang nomor satu di Korea Selatan mengatakan para pejabat harus mencari cara untuk merujuk langkah Jepang ke Pengadilan Internasional untuk Hukum Laut, termasuk memberikan perintah. Pemerintah Korea Selatan juga memanggil Duta Besar Jepang untuk Korea Selatan, Koichi Aiboshi, serta mengadakan pertemuan darurat antar-lembaga untuk menyusun tanggapannya. Moon juga menyatakan keprihatinan tentang keputusan tersebut saat Aiboshi menunjukkan identitasnya, setelah tiba di Korea Selatan dalam jabatannya sebagai Duta Besar Jepang untuk Korea Selatan pada bulan Februari 2021 lalu.

Pihak Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengeluarkan pernyataan yang mengatakan pihaknya telah menyampaikan kekhawatiran serupa dengan Amerika Serikat. Mereka juga mengatakan pihaknya menyampaikan penyesalan yang kuat dan kekhawatiran serius tentang rencana pelepasan air dalam konferensi virtual pada hari Rabu, 14 April 2021, waktu setempat dengan para pejabat Tiongkok tentang masalah maritim. Serangkaian protes terhadap langkah politisi, para pejabat, nelayan, serta para aktivis lingkungan berlangsung di Korea Selatan pada hari yang sama, termasuk di Kedutaan Besar Jepang di Seoul, Korea Selatan serta konsulat di kota pelabuhan Busan dan Pulau Jeju.

2. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok meminta Wakil PM Jepang untuk minum air yang terkontaminasi

Kecam Putusan Jepang, Korsel Eksplorasi Petisi ke PengadilanJuru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian. (Twitter.com/zlj517)

Tak hanya Korea Selatan, pemerintah Tiongkok melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian, meminta Wakil Perdana Menteri Jepang, Taro Aso, untuk meminum air yang terkontaminasi dalam pernyataannya pada hari Rabu, 14 April 2021, waktu setempat. Ia menegaskan bahwa laut bukanlah tempat sampah Jepang dalam menanggapi keputusan yang diambil oleh pemerintah Jepang. Sebelumnya, Zhao menyangkal pada hari Selasa, 13 April 2021, lalu di mana Tiongkok sendiri berada dalam situasi yang sebanding ketika melepaskan air radioaktif yang diolah dari pembangkit listrik ke laut.

Catatan Tiongkok menunjukkan pembangkit listrik lokal seperti Daya Bay di Shenzhen juga telah melepaskan tritium dalam jumlah besar ke laut. Zhao mengatakan air dari Fukushima berbeda dari air yang dilepaskan oleh pembangkit nuklir lain ke laut. Ia juga mengangkat kasus penyakit Minamata di Jepang yang disebabkan oleh air yang tercemar bahan merkuri yang dibuang ke laut oleh sebuah perusahaan kimia pada pertengahan abad ke-20 dengan menyerukan Jepang agar tidak melupakan tragedi ini.

Baca Juga: Rencana Jepang Buang Air Terkontaminasi Nuklir ke Laut Tuai Protes 

3. Menurut pemerintah Jepang, air akan diolah dan diencerkan sehingga tingkat radiasi dibawah yang ditetapkan

Kecam Putusan Jepang, Korsel Eksplorasi Petisi ke PengadilanIlustrasi air. (Pixabay.com/congerdesign)

Pemerintah Jepang telah menyetujui rencana untuk melepaskan lebih dari 1 juta ton air yang terkontaminasi dari pembangkit listrik Fukushima yang hancur ke laut pada hari Selasa, 13 April 2021, lalu. Air tersebut akan diolah dan diencerkan sehingga tingkat radiasi dibawah yang ditetapkan untuk air minum, akan tetapi industri perikanan lokal sangat menentang langkah tersebut. Pihak pemerintah Jepang sendiri mengatakan pekerjaan untuk melepaskan air yang digunakan untuk mendinginkan bahan bakar nuklir akan dimulai dalam waktu sekitar 2 tahun.

Persetujuan akhir datang setelah perdebatan selama bertahun-tahun dan diperkirakan membutuhkan waktu puluhan tahun untuk menyelesaikannya. Bangunan reaktor di pembangkit listrik Fukushima rusak akibat ledakan hidrogen setelah gempa bumi dan tsunami yang melanda wilayah Fukushima pada tahun 2011. Bencana tsunami telah melumpuhkan sistem pendingin pada reaktor, di mana 3 diantaranya sudah meleleh.

Lebih dari 1 juta ton air telah digunakan untuk mendinginkan reaktor yang meleleh. Saat ini, air radioaktif telah diolah dalam proses penyaringan kompleks yang menghilangkan sebagian besar unsur radiokatif, tetapi beberapa tetap ada, termasuk tritium, yang dianggap berbahaya bagi manusia dalam dosis yang sangat besar.

Baca Juga: Hadapi Tiongkok, Jepang Ajak Jerman Latihan Militer Gabungan

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya