Keiko Fujimori Tuding Rivalnya Curang di Pilpres Peru

Rivalnya hanya unggul selisih sekitar 0,2 persen suara 

Lima, IDN Times - Calon Presiden Peru, Keiko Fujimori, menuding rivalnya, Pedro Castillo, telah berbuat curang dalam Pemilu Presiden Peru pada hari Senin, 7 Juni 2021, waktu setempat. Setelah 96 persen suara masuk secara keseluruhan, rivalnya telah unggul hanya selisih 0,2 persen dari Fujimori. Bagaimana awal ceritanya?

1. Pengamat antar-Amerika mengatakan bahwa surat suara itu lolos sesuai dengan standar internasional 

Keiko Fujimori Tuding Rivalnya Curang di Pilpres PeruCalon Presiden Peru, Pedro Castillo, menyapa para pendukungnya di Lima, Peru setelah unggul tipis atas rivalnya dalam Pemilu Presiden Peru 2021 hari Senin, 7 Juni 2021, waktu setempat. (Instagram.com/pedrocastillopresidente2021)

Dilansir dari The Guardian, Fujimori telah menuding Castillo berbuat curang dan ada yang tidak beres dalam proses penghitungan suara Pemilu Presiden Peru ketika Castillo unggul tipis. Sebuah misi pengamat antar-Amerika tidak melaporkan adanya penyimpangan dan mengatakan bahwa surat suara itu lolos dengan benar, sesuai dengan standar internasional. Dengan lebih dari 96 persen suara resmi yang dihitung, calon dari sayap kiri ini unggul tipis sekitar 0,2 persen atas Fujimori dengan keunggulan hampir 100 ribu suara.

Tetapi pada konferensi pers yang digelar hari Senin, 7 Juni 2021, waktu setempat, Fujimori mengklaim telah terjadi serangkaian penyimpangan yang mengkhawatirkan pihaknya dan ia berpikir itu penting untuk disorot. Dia menuduh partai dari Castillo, Peru Libre, menggunakan strategi untuk mendistorsi dan menunda hasil yang mencerminkan kehendak rakyat dengan menantang penghitungan suara yang dia duga telah menguntungkan partainya, Fuerza Popular. Di hari yang sama, Castillo bericara kepada kerumunan besar pendukungnya di pusat kota Lima dan meminta mereka untuk mempertahankan demokrasi yang diekspresikan dalam setiap suara di dalam dan di luar Peru.

2. Pernyataan Fujimori justru menuai kritik dari tokoh politik dan analis 

Keiko Fujimori Tuding Rivalnya Curang di Pilpres PeruCalon Presiden Peru, Keiko Fujimori, menuding rivalnya, Pedro Castillo, berbuat curang dalam Pemilu Presiden Peru kali ini. (Instagram.com/keikofujimorih)

Baca Juga: Lawan Krisis Pandemik, Peru Setujui Penarikan Dana Pensiun

Apa yang disampaikan oleh Fujimori dalam pernyataannya justru menuai kritikan dari tokoh politik dan analis yang menggambarkannya sebagai tindakam putus asa karena ia tampaknya akan kehilangan putaran ketiga pemilihannya dalam 10 tahun. Seorang Profesor Ilmu Politik di Pontifical Catholic University di Lima mengatakan bahwa sangat disayangkan ketika hasilnya tidak menguntungkan, calon tersebut berbicara mengenai penipuan dan itu menurutnya mengerikan. Ia menambahkan mereka berbicara tentang penipuan karena tidak ingin menghormati hasil akhirnya.

Fujimori sendiri sebelumnya telah mencalonkan diri sebagai Presiden Peru dalam dua Pemilu Presiden sebelumnya, yakni kalah tipis dalam putaran kedua tahun 2011 lalu atas Ollanta Humala dengan selisih 3 persen suara dan kalah dari Pedro Pablo Kuczynski pada tahun 2016 lalu dengan selisih yang lebih tipis. Sebagai calon Presiden Peru, ayahnya yang tak lain adalah Alberto Fujimori (yang pernah menjalani hukuman 25 tahun penjara atas kasus korupsi dan pembunuhan) serta rekornya sendiri sebagai politisi bermain melawannya.

Begitu juga dengan Fujimori sendiri yang saat ini dituduh menerima lebih dari 17 juta dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp242,5 miliar yang merupakan dana kampanye ilegal serta memimpin organisasi kriminal dan ia bisa menghadapi hukuman penjara selama 30 tahun jika terbukti bersalah. Dia sendiri justru membantah tuduhan itu dan menuding itu merupakan motif politik.

3. Analis menilai hasil yang ketat dapat diperebutkan di tengah tuduhan penipuan

Keiko Fujimori Tuding Rivalnya Curang di Pilpres PeruIlustrasi Pemilihan Umum. (Pixabay.com/mohamed_hassan)

Sebelum proses penghitungan suara dimulai, seorang analis Amerika Latin dan Karibia di Economic Intelligence Unit, Nicolas Saldias, memperkirakan hasil yang ketat dapat diperebutkan di tengah tuduhan penipuan. Menurut Saldias, siapapun yang memenangkan pemilihan akan memiliki mandat pemilihan yang sangat lemah yang akan membuat pemerintahan menjadi sangat sulit karena baik Castillo maupun Fujimori tidak memiliki mayoritas legislatif.

Pemungutan suara di negara yang juga dilanda COVID-19 ini telah membagi negara itu antara Andes yang ekonomi kurang, pedesaan, dan pantai utara serta ibukota Lima yang lebih kaya dan lebih perkotaan. Itu terjadi di tengah salah satu perlambatan ekonomi terburuk di kawasan itu, yang telah mendorong hampir sekitar 10 persen warga Peru di dalam kemiskinan, jutaan warga menjadi pengangguran, dan mendorong banyak orang lain untuk meninggalkan kota-kota besar dan kembali ke desa-desa mereka.

Seperti yang diketahui, Peru adalah pengekspor tembaga terbesar kedua di dunia dan pertambangan telah menyumbang hampir 10 persen dari PDB dan 60 persen dari ekspornya, sehingga proposal awal Castillo untuk menasionalisasi industri pertambangan negara memicu lonceng alarm di antara para pemimpin bisnis. Namun, terlepas dari siapa yang terpilih untuk menggantikan Francisco Sagasti sebagai Presiden Peru pada tanggal 28 Juli 2021 ini, para investor akan tetap gelisah dengan situasi tersebut.

Baca Juga: Skandal Vaksin, Eks Presiden Peru Divonis Positif COVID-19

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya