Para Pemimpin G20 Berjanji Distribusi Vaksin COVID-19 Dilakukan Adil

Mereka mengakui peran imunisasi sebagai barang publik global

Riyadh, IDN Times - Para pemimpin dunia yang tergabung dalam G-20 berjanji akan secara adil dalam distribusi vaksin COVID-19 sebagai bentuk pengendalian virus COVID-19 yang sudah terjangkit di seluruh dunia sejak awal tahun ini. Mereka juga telah mengakui imuniasi vaksin COVID-19 merupakan barang publik secara global. Bagaimana awal ceritanya?

1. Baik Tiongkok maupun Rusia menawarkan untuk pemberian vaksin buatannya kepada beberapa negara di dunia

Para Pemimpin G20 Berjanji Distribusi Vaksin COVID-19 Dilakukan AdilSuasana saat pertemuan para pemimpin dunia di G20 yang berlangsung di Riyadh, Arab Saudi. (Twitter.com/g20org)

Dilansir dari Aljazeera.com, para pemimpin dunia yang tergabung dalam G20 berjanji pada hari Minggu, 22 November 2020, untuk memastikan distribusi vaksin COVID-19 dilakukan secara adil serta obat-obatan di seluruh dunia. Mereka juga tidak akan menyisihkan upaya untuk memastikan akses mereka yang terjangkau dan setara bagi semua orang, sesuai dengan komitmen untuk mendorong adanya inovasi. Pandemi COVID-19 telah membawa ekonomi global ke dalam resesi tahun ini dan upaya untuk memulihkan perekonomian global pada tahun 2021 menjadi agenda utama dalam pembahasan G20 kali ini.

Presiden Tiongkok, Xi Jinping, telah menawarkan kerjasama dalam vaksin dan menawarkan bantuan serta dukungan kepada negara-negara berkembang lainnya. Tak hanya itu saja, pihaknya juga bekerja keras untuk membuat vaksin menjadi barang publik yang dapat digunakan dan dibeli oleh warga dari semua negara yang ada di dunia. Begitu juga dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang juga ikut menawarkan untuk pemberian vaksin Sputnik V ke negara-negara lain.

Sementara itu, Presiden Perancis, Emmanuel Macron, mengatakan perlunya menghindari dengan cara apapun skenario dunia di mana hanya untuk kalangan orang-orang kaya yang dapat melindungi diri dari virus dan dapat memulai kembali hidup normal seperti sedia kala.

2. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, akhirnya turut berpartisipasi dalam G20 kali ini

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, akhirnya ikut berpartisipasi dalam G20 pada hari Sabtu, 21 November 2020, waktu setempat meski melewatkan konferensi virtual pada sesi yang berfokus pada pandemi COVID-19. Itu merupakan langkah yang tepat bagi Trump menjelang akhir kepemimpinannya meski sebelumnya merasa tidak begitu senang sebelumnya karena beberapa pertemuan serupa sebelumnya seperti merasa diserang oleh para pemimpin dunia lainnya.

Akan tetapi, kini pengaruh Trump di panggung global sudah mulai surut setelah kalah dari Pemilu Presiden beberapa pekan lalu. Trump akan dijadwalkan mengikuti sesi G20 lainnya pada hari Minggu, 22 November 2020, waktu setempat sesuai dengan jadwal yang disampaikan oleh pihak Gedung Putih. Trump sendiri tidak pernah berpihak pada pertemuan puncak, bahkan ketika pertemuan itu tidak diadakan secara virtual atau pertemuan secara langsung.

Baca Juga: Pengujian Vaksin Sinovac Tetap Berlanjut saat Vaksin AstraZeneca Terhenti

3. Uni Eropa mendesak para pemimpin G20 untuk segera menutup kekurangan dana dalam proyek global vaksin COVID-19

Para Pemimpin G20 Berjanji Distribusi Vaksin COVID-19 Dilakukan AdilIlustrasi pembuatan vaksin. (Pexels.com/chokniti-khongchum-1197604)

Pihak Uni Eropa telah mendesak para pemimpin yang tergabung di G20 untuk menutup kekurangan dana sebesar 4,5 miliar dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp63,8 triliun dalam proyek global vaksin, tes, serta terapi yang dikenal dengan Access to COVID-19 Tools (ACT) Accelerator dan fasilitas COVAX untuk mendistribusikan vaksin. Jerman sudah menyumbang lebih dari 500 juta euro atau setara dengan Rp8,4 triliun untuk upaya itu seperti yang disampaikan oleh Kanselir Jerman, Angela Merkel. 

Sedangkan untuk negara-negara G20 telah menyumbangkan lebih dari 21 miliar dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp297,8 triliun untuk memerangi pandemi COVID-19, di mana sampai saat ini sudah menginfeksi sebanyak 56 juta orang di seluruh dunia yang menyebabkan 1,3 juta orang tewas. Tak hanya itu, mereka juga menyuntikkan dana sebesar 11 triliun dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp15.600 triliun untuk melindungi ekonomi dunia yang sudah dihantam COVID-19.

Tetapi para pemimpin G20 juga menghadapi tekanan yang meningkat untuk membantu mencegah kemungkinan gagal bayar kredit di negara berkembang. Presiden Bank Dunia, David Malpass, memperingatkan bahwa G20 yang gagal memberikan keringanan utang yang lebih permanen ke beberapa negara sekarang justru dapat menyebabkan meningkatnya kemiskinan dan terulangnya gagal bayar yang tidak teratur seperti yang terjadi pada tahun 1980an lalu.

Untuk mengatasi hal ini, G20 akan mendukung rencana untuk memperpanjang pembekuan pembayaran utang oleh negara-negara termiskin hingga pertengahan tahun 2021 dan mendukung pendekatan umum untuk menangani masalah utang di luar itu.

Baca Juga: Percepat Pengembangan Vaksin, Jokowi Bentuk Tim Nasional Vaksin COVID

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya