Pengacara Adukan Putra Presiden Uganda ke Pengadilan ICC

Jaksa ICC telah meninjau laporan yang dibuat oleh Bobi Wine

Kampala, IDN Times - Putra dari Yoweri Museveni (Presiden Uganda), Muhoozi Kainerugaba, telah dilaporkan oleh seorang pengacara yang mewakili keluarga korban penculikan pada hari Minggu, 2 Mei 2021, waktu setempat ke Pengadilan Pidana Internasional (ICC). Pihak Kejaksaan di ICC juga sebelumnya telah meninjau laporan dari pesaing Yoweri Museveni di Pemilu Uganda lalu, Bobi Wine. Bagaimana awal ceritanya?

1. Dalam laporan tersebut menjelaskan kronologi ratusan penculikan yang terjadi

Pengacara Adukan Putra Presiden Uganda ke Pengadilan ICCPutra dari Yoweri Museveni (Presiden Uganda), Muhoozi Kainerugaba. (Twitter.com/kamukamafredie)

Dilansir dari BBC, pengacara yang bertindak mewakili para korban penculikan dan penyiksaan oleh pasukan keamanan di Uganda telah menuding komandan militer senior, yang tak lain merupakan putra dari Presiden Uganda, Muhoozi Kainerugaba, serta melaporkannya ke Pengadilan Pidana Internasional (ICC). Kejaksaan ICC juga meninjau pengajuan sebelumnya dari Bobi Wine yang menggambarkan pelanggaran HAM yang meluas sebelum Pemilu Uganda yang diadakan pada bulan Januari 2021 lalu.

Pengaduan tersebut menjelaskan rincian sebanyak ratusan kasus penculikan. Beberapa tahanan mengalami rasa sakit atau alat kelaminnya dipukul menggunakan kabel, disundut dengan rokok, atau kuku jarinya robek. Tak hanya itu saja, satu tahanan dipastikan tewas dalam tahanan, meskipun jumlah kematian diperkirakan jauh lebih tinggi serta banyak dari mereka yang diculik menderita luka fisik, psikologis yang signifikan, dan berpotensi bertahan lama.

2. Juru bicara militer Uganda berulang kali telah membantah tuduhan tersebut

Pengacara Adukan Putra Presiden Uganda ke Pengadilan ICCPutra dari Yoweri Museveni (Presiden Uganda), Muhoozi Kainerugaba. (Facebook.com/hkashillingi)

Juru bicara militer Uganda, Mayor Jimmy Omara, telah berulang kali membantah bertanggung jawab atas pelanggaran apapun dan Museveni dalam pidatonya di bulan Februari 2021 lalu menepis tuduhan bahwa pasukannya telah menahan warga sipil secara ilegal, dengan mengatakan bahwa tentara adalah “kekuatan yang disiplin” dan partainya “tidak membunuh” lawan-lawannya. Namun, dalam sebuah surat tertanggal 23 Februari 2021 lalu menjelaskan bahwa Museveni menyebutkan bahwa militer Uganda telah menahan lebih dari 50 warga sipil tanpa dakwaan sejak November 2020 lalu.

Museveni mengatakan mereka yang ditahan telah bersama militer Uganda dengan membantu mereka mengungkapkan seluruh skema kriminal dari unsur-unsur oposisi, ditambah pendukung lokal dan asing mereka. Presiden berusia 76 tahun itu mengakui bahwa ia telah memperkuat keamanan menjelang Pemilu Uganda dengan mengerahkan pasukan khusus yang membunuh beberapa orang yang ia sebut sebagai teroris.

Pada tanggal 4 Maret 2021 lalu, Menteri Dalam Negeri Uganda, Jend. Jeje Odongo, mengatakan kepada parlemen Uganda bahwa 177 orang ditahan atas tuduhan militer dan tahanan militer.

Baca Juga: Pemimpin Oposisi Uganda Ajak Rakyat Protes Hasil Pemilu

3. Bulan Maret 2021 lalu, pihak Human Rights Watch meminta Uganda menghentikan serangkaian penculikan pihak oposisi

Pengacara Adukan Putra Presiden Uganda ke Pengadilan ICCMiliter Uganda. (Pixabay.com/Nambasi)

Sebelumnya pada bulan Maret 2021 lalu, pihak Human Rights Watch meminta pemerintah Uganda harus menghentikan penculikan pendukung oposisi dan membebaskan mereka yang telah ditahan secara ilegal. Hal ini justru menambah tekanan pada Museveri untuk mengakhiri tindakan keras terhadap para pembangkang. Dalam beberapa bulan sebelumnya, ratusan pendukung yang ditangkap diketahui merupakan pendukung Bobi Wine dan mereka mendapat siksaan selama ditahan.

Kelompok HAM mengatakan para saksi menjelaskan kepada penyelidik bagaimana orang-orang bersenjata tidak berseragam mengambil orang-orang dari jalan-jalan dan rumah-rumah dan mendorong mereka ke dalam van tanpa pelat nomor. Beberapa korban mengatakan pelaku penculik mereka memukuli dan menahan mereka di gedung tak bertanda karena memarahi afiliasi politik dan keterlibatan mereka dalam protes. Amerika Serikat pada saat itu mengatakan sedang menjajaki cara untuk menghukum pasukan keamanan Uganda yang terlibat dalam tindakan keras sementara parlemen Uni Eropa juga menyerukan pemberian sanksi.

Baca Juga: AS Batal Pantau Pemilu Uganda yang Sarat Kekerasan

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya