Produksi AstraZeneca Ingatkan UE Masalah Pasokan Vaksin

Uni Eropa telah dibuat kebingungan atas masalah ini

London, IDN Times - Produksi vaksin AstraZeneca telah memperingatkan Uni Eropa akan masalah pasokan vaksin COVID-19. Hal ini membuat pihak Uni Eropa dilanda kebingungan dalam mengatasi masalah yang satu ini. Bagaimana awal ceritanya?

1. Masalah produksi berarti volume awal akan lebih rendah dari yang diantisipasi

Produksi AstraZeneca Ingatkan UE Masalah Pasokan VaksinIlustrasi vaksin COVID-19. (Pexels.com/artempodrez)

Dilansir dari BBC, produsen obat Inggris, AstraZeneca, mengatakan masalah produksi berarti volume awal akan lebih rendah dari yang diantisipasi. Komisi Eropa sedang berusaha mendapatkan informasi lebih banyak informasi mengenai ini. Hal ini terjadi diakibatkan oleh penghentian vaksinasi di beberapa bagian Eropa karena pengurangan pengiriman vaksin Pfizer-BioNTech.

Pihak AstraZeneca, yang mengembangkan vaksin COVID-19 dengan Oxford University, mengatakan situasi tersebut dalam sebuah pernyataan, tetapi memberikan sedikit rincian. Seorang pejabat Uni Eropa yang tidak disebutkan identitasnya mengatakan bahwa pihak perusahaan telah memberitahu Uni Eropa bahwa mereka akan mengurangi menjadi 31 juta dosis atau sekitar 60 persen, jumlah dosis yang dapat diberikan pada kuartal pertama tahun 2021 ini.

Sebelumnya, AstraZeneca telah menandatangani kesepakatan dengan Uni Eropa untuk menyediakan setidaknya 300 juta dosis vaksin. Meski demikian, AstraZeneca belum mendapatkan persetujuan dari regulator obat Uni Eropa, yang diharapkan bisa dilakukan pada akhir Januari 2021 ini. 

2. Penghentian pengiriman vaksin Pfizer-BioNTech dapat menimbulkan masalah hukum

Produksi AstraZeneca Ingatkan UE Masalah Pasokan VaksinIlustrasi vaksin COVID-19. (Pexels.com/n-voitkevich)

Sementara itu, beberapa wilayah di Jerman dan Italia terpaksa menunda pemberian suntikan vaksin pertama, sementara vaksinasi untuk tenaga kesehatan di Madrid, Spanyol juga telah dihentikan. Pihak Pfizer sendiri harus menghentikan pengiriman sementara karena lonjakan kasus COVID-19 di negara-negara Eropa melonjak drastis. Bahkan, masalah ini bisa berujung pada pelaporan hukum, seperti yang dilakukan oleh Italia dan Polandia dalam menanggapi pengurangan vaksin.

Perusahaan Pfizer mengatakan pekan lalu pihkanya telah menunda pengiriman selama beberapa pekan ke depan karena pekerjaan untuk meningkatkan kapasitas di pabrik pemrosesan di Belgia. Uni Eropa telah memesan sebanyak 600 juta dosis dari Pfizer dan juga telah mengesahkan vaksin buatan Moderna. Menanggapi penundaan tersebut, Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, mengatakan Uni Eropa harus mengambil tanggung jawab karena lambatnya persetujuan vaksin Oxford-AstraZeneca, yang mungkin akan datang pada akhir pekan depan.

Hungaria juga sebelumnya telah mencapai kesepakatan dengan perusahaan asal Rusia, Sputnik V, dalam jumlah yang sangat besar meskipun belum menerima persetujuan Uni Eropa. Begitu juga dengan Menteri Kesehatan Austria, Rudolf Anschober, yang mengatakan penundaan tersebut benar-benar tidak dapat diterima. Sebelumnya, Austria dikabarkan hanya menerima 600 ribu dosis dari 2 juta dosis AstraZeneca yang dijanjikan pada akhir Maret 2021 ini dan sisanya sekitar 1,4 juta dosis akan tiba pada bulan April 2021 ini.

Baca Juga: India Setujui Vaksin COVID-19 dari AstraZeneca

3. Para pemimpin Uni Eropa sepakat menjaga perbatasan internal di negara mereka

Produksi AstraZeneca Ingatkan UE Masalah Pasokan VaksinIlustrasi peta negara-negara Eropa. (pexels.com/anthonybbeck)

Pada hari Kamis, 21 Januari 2021, waktu setempat, para pemimpin negara-negara Uni Eropa sepakat untuk menjaga perbatasan internal mereka tetap terbuka meski memperingatkan bahwa pembatasan perjalanan yang tidak penting mungkin diperlukan untuk mencegah penyebaran virus COVID-19. Pemerintah Prancis akan memberlakukan pembatasan perjalanan yang lebih ketat untuk kedatangan dari negara-negara Eropa lainnya mulai Minggu, 24 Januari 2021, malam waktu setempat yang membutuhkan tes PCR negatif dalam 3 hari perjalanan.

Menteri Kesehatan Prancis, Olivier Veran, telah mengimbau orang-orang untuk berhenti menggunakan masker kain buatan sendiri dan pejabat kesehatan setempat merekomendasikan agar menggunakan masker medis sebagai gantinya. Pemerintah Belgia melarang perjalanan yang tidak penting bagi penduduk setempat dari akhir Januari 2021 hingga 1 Maret 2021 ini, selain bagi orang-orang yang tinggal di daerah perbatasan untuk berbelanja. Begitu juga dengan di Denmark di mana pemerintah setempat telah menangguhkan penerbangan dari Uni Emirat Arab selama 5 hari ke depan serta mewajibkan semua penumpang pesawat menjalani tes PCR COVID-19 dalam 24 jam sebelum penerbangan.

Baca Juga: Indonesia Beli 100 Juta Dosis Vaksin dari AstraZeneca dan Novavax

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya