Soal Serangan Kimia di Suriah, Bashar Al Ashad Peringatkan Negara Barat

Pemerintah Suriah menuding mereka membuat kabar bohong

Damaskus, IDN Times - Beberapa waktu lalu, negara-negara Barat menuding Suriah telah melakukan serangan kimia. Akan tetapi, Presiden Suriah, Bashar Al Ashad, menuding negara-negara Barat telah membuat kabar bohong dan memperingatkan mereka. Bagaimana awal ceritanya?

1. Penggunaan senjata kimia telah menarik perhatian negara-negara Barat dalam konflik Suriah

Soal Serangan Kimia di Suriah, Bashar Al Ashad Peringatkan Negara Barattwitter.com/yesnbsa

Dilansir dari CNN, Presiden Suriah, Bashar Al Ashad memberi peringatan kepada negara-negara Barat untuk menyerang Suriah. Pasalnya, pemimpin Suriah menuding mereka membuat kabar bohong mengenai serangan kimia yang terjadi di Suriah serta menyangkal tanggung jawab atas mereka perbuat. Perdana Menteri Inggris, Theresa May, diperkirakan akan menguraikan argumennya yang mendukung aksi militer pada pertemuan darurat kabinet Kamis lalu. Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan sebelumnya bahwa setiap serangan Prancis akan menargetkan fasilitas kimia yang di bangun atas serangan yang terjadi pada Sabtu lalu di kota Douma, Suriah.

"Setiap tindakan yang mungkin hanya akan menyebabkan lebih banyak ketidakstabilan di kawasan itu dan mengancam keamanan dan perdamaian internasional," ungkap stasiun televisi pemerintah Suriah yang mengutip pernyataan Bashar Al Ashad yang dikutip dari CNN. Penggunaan senjata kimia ini diduga telah menarik kembali Barat ke dalam konflik tujuh tahun Suriah. Namun ada kekhawatiran, bahwa intervensi internasional lebih lanjut berisiko konfrontasi antara Rusia dan Amerika Serikat. Rusia telah menyediakan Assad dengan dukungan militer yang kuat.

2. Perancis memiliki bukti yang kuat atas dugaan serangan kimia oleh pemerintah Suriah

Soal Serangan Kimia di Suriah, Bashar Al Ashad Peringatkan Negara Baratfacebook.com/EmmanuelMacron

Presiden Perancis, Emmanuel Macron, mengatakan pihaknya memiliki bukti bahwa rezim Suriah telah menggunakan klorin sebagai senjata, dan mengatakan kepada saluran TV Prancis TF1 bahwa ia sedang berdiskusi dengan Trump. "Ya, setiap hari sejak awal pekan ini, tim kami bekerja sama dengan erat dan kami akan memiliki keputusan untuk dibuat ketika saatnya tiba, ketika kami akan menilai itu berguna dan efektif," ungkap Macron.

Macron mengatakan awal pekan ini bahwa Perancis siap untuk menyerang "lkapabilitas kimia" dari rezim Assad. Di London, tidak jelas apakah May akan mencari dukungan parlemen untuk keterlibatan Inggris. May tidak diwajibkan oleh hukum untuk berkonsultasi dengan House of Commons, tetapi dengan konvensi, anggota Parlemen berharap untuk dikonsultasikan.

Pada tahun 2013, Perdana Menteri David Cameron kehilangan suara pada serangan udara di Suriah, menggagalkan upaya yang kemudian oleh Presiden Barack Obama untuk menyerang rezim Assad. Pada hari Rabu, pemimpin Partai Buruh oposisi Jeremy Corbyn mendesak May untuk mengingatkan kepada parlemen, yang sedang dalam masa reses, untuk mengadakan pemungutan suara sebelum mengambil tindakan apa pun. Setiap potensi serangan terhadap Suriah dapat dilakukan oleh aset militer AS dan Inggris yang sudah ada di kawasan itu, termasuk dua perusak Angkatan Laut AS yang dipersenjatai dengan rudal jelajah Tomahawk. 

3. Presiden Turki mengutuk serangan kimia yang terjadi di Suriah

Soal Serangan Kimia di Suriah, Bashar Al Ashad Peringatkan Negara Baratfacebook.com/RecepTayyipErdogan

Serangan kimia yang terjadi di Suriah ini mendapatkan perhatian dari Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Ia sendiri sangat mengecam atas aksi serangan kimia yang menyerang anak-anak tak berdosa di Suriah serta memperingatkan mereka agar tidak menggunakan negara Suriah sebagai ajang kekuatan militer. "Perkembangan di Suriah menyebabkan krisis keamanan regional dan di seluruh dunia. Kami sangat tidak nyaman tentang fakta bahwa beberapa negara yang memiliki keyakinan pada kekuatan militer mereka menggunakan Suriah sebagai ajang kekuatan militer," ungkap Erdogan.

Erdogan sendiri berencana akan menbahas masalah ini dengan bertemu Presiden Amerika Serikat, Donald Trump pada hari Rabu depan, serta bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin, keesokan harinya. Organisasi Kesehatan Dunuia (WHO) mencatat sebanyak 500 orang terkena dampak dari serangan kimia yang terjadi di Douma, Suriah. Dalam sebuah pernyataan Rabu lalu, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, meminta Dewan Keamanan untuk mencapai kesepakatan tentang "penggunaan senjata kimia terus menerus" di Suriah dan memperingatkan situasi tersebut.

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya