Tanggapi Protes Besar-Besaran, Macron Janjikan Kenaikan Upah

Macron mengakui banyak orang yang protes kenaikan pajak

Paris, IDN Times - Presiden Perancis, Emmanuel Macron, akhirnya menemukan solusi yang tepat untuk menanggapi para demonstran gerakan "rompi kuning". Macron menjanjikan kenaikan upah untuk para pekerja di Perancis. Ia juga mengakui banyak sekali orang-orang Perancis keberatan dengan keputusan kenaikan pajak yang dibuatnya. Bagaimana awal ceritanya?

1. Upah akan naik 100 euro per bulan yang dimulai tahun 2019

Tanggapi Protes Besar-Besaran, Macron Janjikan Kenaikan Upahtwitter.com/mycountryeurope

Dilansir dari BBC, Emmanuel Macron telah menjanjikan kenaikan upah minimum dan konsensi pajak sebagai tanggapan atas protes besar-besaran yang dilakukan oleh gerakan "rompi kuning". Selama 4 minggu terakhir ini, Perancis telah dilanda unjuk rasa besar-besaran menyusul keputusan pemerintah Perancis yang menaikkan pajak bahan bakar serta biaya hidup yang dihadapi oleh sebagian besar warga Perancis. Melalui pidato yang disiarkan melalui televisi setempat pada tanggal 10 Desember 2018, Macron tak lupa mengutuk tindakan anarkisme, akan tetapi kemarahan para demonstran dinilai merupakan hal yang sah.

Kabarnya, upah minimum akan naik sekitar 100 euro atau setara dengan Rp 1,65 juta per bulan yang akan dimulai pada tahun 2019 nanti. Peningkatan pajak yang direncanakan untuk pensiunan berpenghasilan rendah akan dibatalkan, upah lembur juga tidak akan dikenakan pajak, serta para pengusaha didorong untuk membayar bonus akhir tahun bebas pajak kepada karyawan.

"Kami berada di momen bersejarah bagi negara kami. Kami akan menanggapi urgensi ekonomi dan sosial dengan langkah-langkah yang kuat, dengan memotong pajak lebih cepat, dengan menjaga pengeluaran pada kontrol, tetapi tidak secara bergiliran," ungkap pernyataan Macron melalui pidatonya seperti yang dikutip dari Independent.co.uk.

2. Sebelum berpidato, Macron bertemu beberapa tokoh untuk mendengarkan keprihatinan warga Perancis

Tanggapi Protes Besar-Besaran, Macron Janjikan Kenaikan Upahtwitter.com/newsbreakngr

Sebelum melakukan pidato, Macron telah bertemu dengan para politisi lokal dan nasional serta serikat pekerja dan para pengusaha untuk mendengarkan keprihatinan yang dirasakan oleh sebagian besar warga Perancis, namun tidak ada satupun perwakilan dari gerakan "rompi kuning" yang telah melakukan protes selama 4 minggu. Perwakilan dari para pebisnis menengah berurusan dengan perusahaan ritel dan perusahaan lainnya menjelang puncak belanja musim Natal.

Menteri Keuangan Perancis, Bruno Le Maire, mengatakan Macron harus bekerja fokus membantu para pekerja Perancis. "Kami siap melakukan gerakan apa pun. Yang penting sekarang adalah mengakhiri krisis dan menemukan kedamaian dan persatuan di negara itu lagi," ungkap pernyataan Bruno Le Maire seperti yang dikutip dari Independent.co.uk.

Selama protes besar-besaran berlangsung, Macron mengakui selalu bersikap low profile dan selama 40 tahun terakhir ini telah terjadi kelesuan yang berasal dari lingkungan dimana fasilitas publik semakin berkurang sehingga kondisi di sana semakin memburuk. Banyak sekali orang-orang dengan statusnya inilah belum cukup dikenal.

"Saya menganggap saya merupakan bagian dari situasi ini, saya mungkin telah memberi anda perasaan yang diliputi kekhawatiran dan prioritas lain. Saya tahu beberapa dari anda telah dirugikan oleh kata-kata saya," ungkap pernyataan tambahan Macron yang dikutip dari BBC.

3. Lawan politik Macron menilai keputusan tersebut tidaklah cukup

Tanggapi Protes Besar-Besaran, Macron Janjikan Kenaikan Upahtwitter.com/euronews

Meski sudah mengambil solusi yang tepat, lawan politik dari Macron justru mengkritik keputusan tersebut yang dinilai belum cukup. "Emmanuel Macron mengira dia bisa memberikan sejumlah uang tunai untuk menenangkan pemberontakan warga yang telah meletus," ungkap pihak oposisi, Jean Luc Melenchon, pemimpin La Enise seperti yang dikutip dari Aljazeera.com.

Tak hanya di situ saja, salah satu anggota dari gerakan "rompi kuning" justru meragukan keputusan ini. "Dalam hal substansi, ini adalah setengah ukuran. Kita dapat merasakan bahwa Macron punya lebih banyak untuk diberikan," ungkap salah seorang demonstran, Benjamin Cauchy, seperti yang dikutip dari Aljazeera.com.

Sebelumnya, Macron dikritik banyak pihak karena keputusan yang kontroversial ini dan banyak yang menilai Macron cenderung berpihak kepada orang kaya ketimbang orang-orang biasa. 

Baca Juga: Tuntut Macron Mundur, Demonstran Dihujani Gas Air Mata

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya