Tiga Dokter Belgia Hadapi Proses Pengadilan Terkait Kasus Euthanasia

Ini merupakan kasus pertama sejak disahkan tahun 2002 lalu

Brussels, IDN Times - Untuk pertama kalinya, kasus euthanasia disidangkan dengan melibatkan 3 orang dokter. Seperti yang diketahui, euthanasia pertama kali disahkan oleh pemerintah Belgia pada tahun 2002 lalu. Bagaimana awal ceritanya?

1. Pihak keluarga menuding para dokter melakukan euthanasia dengan cara amatir

Tiga Dokter Belgia Hadapi Proses Pengadilan Terkait Kasus EuthanasiaSaudara dari Tine Nys, Sophie dan Lotte, saat diwawancarai media. (VRT via BBC)

Dilansir dari The Guardian, kasus euthanasia yang menggemparkan di Belgia ini telah memulai proses persidangan di pengadilan yang terletak di kota Ghent, Belgia, setelah 3 dokter yang terlibat dituduh secara tidak sah meracuni seorang pasien, yang di mana pasien tersebut telah mengajukan permintaan euthanasia. Kedua saudari kandungnya, Sophie dan Lotte, berpendapat proses euthanasia yang dilakukan para dokter tersebut dilakukan secara amatir.

Proses pengadilan selanjutnya akan dilakukan pembacaan dakwaan oleh jaksa pada hari Jumat, 17 Januari 2020, serta selanjutnya akan memberikan kesempatan kepada ketiga dokter tersebut pada hari Senin, 20 Januari 2020, ini.

2. Kasus ini berawal dari salah diagnosa dokter

Tiga Dokter Belgia Hadapi Proses Pengadilan Terkait Kasus EuthanasiaIlustrasi dokter saat memeriksa pasien. Pixabay/ckstockphoto

Kasus yang menimpa pria bernama Tine Nys ini terjadi pada tahun 2010 lalu dan pada saat itu telah menderita masalah kejiwaan yang parah dan sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya sendiri saat masih berusia muda. Kedua saudaranya tersebut menilai dia tidak mengalami sakit yang tidak dapat disembuhkan, melainkan stres karena putusnya hubungan. Mereka menambahkan dia juga belum menjalani perawatan psikiatrik selama 15 tahun.

Nys sendiri telah mendapatkan diagnosis autisme 2 bulan sebelum meninggal dan saat itu belum menerima perawatan. Kasus yang dihadapi ini bertumpu pada "penderitaan konstan dan tak tertahankan", menurut kunci hukum yang berlaku di Belgia. Mereka juga menuding para dokter tersebut memberikan suntikan mematikan kepada Nys dan menyamainya dengan hewan peliharaan yang mengalami sakit parah.

3. Pengacara para dokter mengeluh kliennya diperlakukan seperti pelaku pembunuhan

Tiga Dokter Belgia Hadapi Proses Pengadilan Terkait Kasus EuthanasiaSuasana pengadilan di kota Ghent, Belgia. CNA/Shutterstock

Sedangkan dari pihak para dokter melalui pengacaranya mengakui keluhkan kliennya diperlakukan seperti pelaku pembunuhan. Padahal, menurut pengacaranya hal itu dilakukan berdasarkan itikad baik dan permintaan pasien. Kedua saudara dari Tine Nys juga menekankan bahwa euthanasia diperlukan dalam beberapa kasus tetapi hukum yang mengatur euthanasia harus diperjelas kembali.

Baca Juga: Kalian Tahu Apa Itu Euthanasia? Ini 7 Faktanya Secara Medis

4. Aturan euthanasia yang berlaku di Belgia

Tiga Dokter Belgia Hadapi Proses Pengadilan Terkait Kasus EuthanasiaIlustrasi palu pengadilan. Pixabay/succo

Menurut hukum yang berlaku di Belgia, aturan euthanasia bisa dilakukan ketika seorang pasien harus kompeten secara hukum dan sadar pada saat berusaha mengakhiri hidupnya. Permintaan euthanasia harus dilakukan secara sukraela serta dipertimbangkan kembali dengan baik. 

Penyakit-penyakit yang bisa dilakukan euthanasia meliputi penyakit yang menderita secara fisik atau mental yang terus-menerus serta tak tertahankan, akibat gangguan serius dan tidak dapat disembuhkan yang disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan. Ketika seorang pasien tidak diharapkan untuk meninggal, dokter harus berkonsultasi dengan dokter lainnya dan mengizinkan tindakan euthanasia setidaknya 1 bulan dari permintaan euthanasia.

5. Atlet terkenal Belgia pada tahun 2019 lalu mengajukan permintaan euthanasia

Tiga Dokter Belgia Hadapi Proses Pengadilan Terkait Kasus EuthanasiaMarieke Vervoort selfie bersama temannya. instagram.com/wielemie.marieke.vervoort

Pada bulan Oktober 2019 lalu, atlet paralimpik Belgia, Marieke Vervoort, memilih mengakhiri hidupnya melalui euthanasia 11 tahun setelah menandatangani surat-surat untuk mengizinkan seorang dokter mengakhiri hidupnya. Sebelumnya, ia menderita penyakit otot degeneratif yang tidak dapat disembuhkan yang menyebabkan nyeri, kejang, dan kelumpuhan yang konstan di bagian kakinya. Semasa hidupnya, ia berhasil meraih 1 medali emas dan 1 medali perak di ajang Paralimpik London tahun 2012 lalu.

Baca Juga: 7 Fakta Euthanasia, Menghentikan Rasa Sakit Berlebihan dengan Kematian

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya