Jakarta, IDN Times - Presiden Kolombia, Gustavo Petro mengungkapkan bahwa intelijen Amerika Serikat (AS), Central Intelligence Agency (CIA) ada di balik kabar hoaks soal hubungan antara petinggi militer dan faksi pecahan FARC. Tindakan ini disebut sebagai upaya mendiskreditkan pemerintahan Petro.
“Sejumlah jurnalis menyebut bahwa CIA memiliki sifat untuk menyebarkan kabar bohong soal hubungan tersebut untuk memperburuk citra pemerintahan Kolombia di dalam negeri maupun di luar negeri,” terangnya pada Senin (24/11/2025), dikutip dari EFE.
Dalam beberapa bulan terakhir, AS dan Kolombia terlibat perseteruan imbas penolakan pengiriman tentara di Laut Karibia. Petro juga menolak keras dugaan rencana invasi militer AS ke Venezuela.
