Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Kolombia
ilustrasi bendera Kolombia (unsplash.com/gustavo0351)

Intinya sih...

  • Petinggi militer ditugaskan memberikan jaminan perlindungan kepada pemimpin FARC.

  • Intelijen Kolombia akan buka investigasi soal kasus ini.

  • Petro sebut tidak dukung Maduro, tapi tolak invasi di Venezuela.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Kolombia, Gustavo Petro mengungkapkan bahwa intelijen Amerika Serikat (AS), Central Intelligence Agency (CIA) ada di balik kabar hoaks soal hubungan antara petinggi militer dan faksi pecahan FARC. Tindakan ini disebut sebagai upaya mendiskreditkan pemerintahan Petro. 

“Sejumlah jurnalis menyebut bahwa CIA memiliki sifat untuk menyebarkan kabar bohong soal hubungan tersebut untuk memperburuk citra pemerintahan Kolombia di dalam negeri maupun di luar negeri,” terangnya pada Senin (24/11/2025), dikutip dari EFE.

Dalam beberapa bulan terakhir, AS dan Kolombia terlibat perseteruan imbas penolakan pengiriman tentara di Laut Karibia. Petro juga menolak keras dugaan rencana invasi militer AS ke Venezuela. 

1. Petinggi militer ditugaskan memberikan jaminan perlindungan kepada pemimpin FARC

Menurut investigasi jurnalis, Petinggi Militer Kolombia, Juan Miguel Huertas ditugaskan untuk memberikan perlindungan kepada pemimpin pemberontak FARC. Perlindungan ini untuk memfasilitasi perundingan perdamaian. 

Sementara itu, Petro menyebut sejumlah geng kriminal yang berada di tubuh tentara Kolombia sudah memanipulasi laporan tersebut. Menurutnya, CIA sudah terjebak dalam kesalahan tersebut. 

“Terdapat anggota geng kriminal di tubuh tentara Kolombia yang berada di bawah Huertas. CIA juga tertipu oleh kesalahan tersebut karena mereka tidak tahu bahwa penyelundupan narkoba juga menginfiltrasi kekuatan politik di Kolombia,” ujarnya.

2. Intelijen Kolombia akan buka investigasi soal kasus ini

Direktur Badan Intelijen Kolombia (DNI), Jorge Lemus menyebut bahwa akan ada investigasi dugaan hubungan pemimpin faksi FARC, EMBF dan petinggi militer Kolombia. DNI masih mencari bukti soal kebenaran kasus ini. 

“Sejujurnya, saya baru menemukan ini pada malam lalu. Saya mulai melihat bukti dari misi ini, jika ini memang ada. Namun, saya tidak menemukan jejaknya. Saya tidak tahu apa yang terjadi, saya tidak tahu jika ini terjadi, tapi kami akan menginvestigasi ini,” katanya, dikutip dari Colombia Reports

Komandan Militer Kolombia, Admiral Hernando Cubides meminta seluruh tentara untuk bekerja sama dengan Kantor Kejaksaan Kolombia terkait investigasi ini. Ia meminta agar persekutor dapat menjalankan tugasnya dengan transparan. 

3. Petro sebut tidak dukung Maduro, tapi tolak invasi di Venezuela

Pada saat yang sama, Petro menyebut, tidak mendukung pemerintahan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. Namun, ia tidak ingin adanya invasi militer di negara tetangganya tersebut.  

“Saya tidak mendukung Maduro. Saya ingin sebuah solusi politik dan damai di Venezuela. Namun, sekali lagi, saya tidak pernah mendukung sebuah invasi ke Venezuela,” tuturnya. 

Petro menyebut, terdapat kemungkinan ancaman militer dari AS ke Venezuela menyusul penerjunan militer AS ke Laut Karibia. Menurutnya, Washington memiliki kepentingan ekonomi di Venezuela, terutama untuk mendapatkan minyak. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team