Tenggak Alkohol Bajakan untuk Tangkal COVID-19, 44 Warga Iran Tewas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ratusan orang dirawat, serta puluhan lainnya meregang nyawa di Iran setelah meminum alkohol bajakan. Seperti diberitakan IRNA, para korban miras bajakan ini beranggapan bahwa dengan minum alkohol akan efektif mencegah dan mengobati diri dari paparan virus corona atau COVID-19.
Kantor Berita Republik Islam atau IRNA milik pemerintah Iran, melaporkan pada Selasa (10/3) lalu bahwa di tengah ketakutan COVID-19, 44 orang tewas setelah menenggak alkohol bajakan. Tetapi Mehr News Agency yang semi-independen, melaporkan angka kematian yang lebih rendah yakni 27 orang.
1. Ratusan orang dirawat dan puluhan tewas akibat alkohol bajakan
Juru bicara Universitas Kedokteran Universitas Ahwaz mengatakan kepada Mehr News Agency bahwa lebih dari dua ratus orang dirawat di rumah sakit di provinsi barat daya Khuzestan, Iran, setelah meminum alkohol bajakan.
Menurut IRNA, sebagian besar kematian akibat alkohol terjadi di wilayah Khuzestan. Sementara itu, 18 orang tewas akibat COVID-19 di wilayah yang sama.
Baca Juga: [VIDEO] Ahli Medis Iran Ungkap Akibat Cara Cuci Tangan yang Salah
2. Alkohol menjadi barang terlarang di Iran kecuali untuk non-Muslim
Editor’s picks
Dilansir dari Fox News, Iran melarang warganya untuk minum, menjual atau membeli alkohol, kecuali untuk beberapa minoritas non-Muslim. Iran telah memberlakukan aturan tersebut sejak berdirinya pemerintah Republik Islam pada tahun 1979 pasca-Revolusi Islam.
Orang-orang yang dilaporkan meninggal ini karena kedapatan minum alkohol bajakan yang terbuat dari metanol. Metanol sendiri biasa ditemukan dalam antibeku, pelarut, dan bahan bakar. Dan jelas saja, metanol jauh lebih beracun daripada etanol, jenis alkohol yang aman untuk diminum.
3. Iran menempati urutan ketiga dari 115negara terdampak COVID-19
Kementerian Kesehatan Iran mengumumkan pada Selasa (10/3) lalu, total ada 8.042 kasus virus corona atau COVID-19 di Iran. Dengan jumlah tersebut, kini Iran menempati urutan ketiga setelah Tiongkok dengan 80.000 lebih kasus, serta Italia dengan lebih dari 10.000 kasus COVID-19.
Ia juga menambahkan, ada 54 orang tambahan meninggal akibat virus tersebut pada Selasa. Meningkatkan jumlah kematian di Iran menjadi 291. Sementara itu, 2.731 orang di Iran kini telah pulih dari virus corona.
Baca Juga: Korban Jiwa Akibat COVID-19 di Italia dan Iran Naik Drastis