Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pemimpin negara-negara anggota CSTO. (odkb-csto.org)
Pemimpin negara-negara anggota CSTO. (odkb-csto.org)

Jakarta, IDN Times - CSTO (Collective Security Treaty Organization), pada Senin (1/4/2024), menyatakan dukungannya pada pengakuan perbatasan resmi Armenia dari negara tetangganya. Pernyataan ini disampaikan karena khawatir soal ancaman pembekuan keanggotaan Armenia di aliansi CSTO.

Dalam beberapa tahun terakhir, Armenia mengaku kecewa terhadap keputusan aliansi pimpinan Rusia itu yang tidak membelanya dalam melawan Azerbaijan. Alhasil, Yerevan mulai berpaling ke Uni Eropa (UE) untuk membantunya menyelesaikan masalah perbatasan. 

1. CSTO tekankan kedaulatan Armenia atas wilayahnya

CSTO mengatakan bahwa Armenia harus memiliki kedaulatan di dalam wilayahnya sendiri dan perbatasannya diakui oleh seluruh negara, termasuk negara tetangganya. 

"Kata terkait zona tanggung jawab sebenarnya cukup rumit dan ini bertujuan menarik perhatian terhadap situasi di Republik Armenia dibanding hanya mendapatkan jawaban yang objektif, seperti dalam kesepakatan tahun 2010 soal prinsip kerja sama yang ditandatangani oleh anggota CSTO," terangnya, dikutip RFE/RL.

Pada 2010, dokumen kesepakatan tersebut menyetujui status pembentukan pasukan dan menunjukkan bahwa CSTO adalah sistem keamanan kolektif. 

"Area tanggung jawab CSTO berakhir ketika perbatasan negara dilintasi yang sudah diatur antara Armenia dan negara-negara tetangganya sesuai dengan dasar hubungan bilateral," sambungnya. 

2. Rusia sebut Armenia jadi objek permainan geopolitik AS

ilustrasi bendera Rusia (unsplash.com/sampowl)

Dewan Komite Luar Negeri Rusia, Grigory Karasin, mengatakan bahwa Armenia sedang menjadi objek geopolitik dari Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat. 

"Saya berpikir bahwa dalam konteks konfrontasi dengan Rusia, Armenia hanyalah menjadi sebuah objek permainan geopolitik yang dicetuskan oleh AS dan seluruh negara Barat, ungkap Karasin, dikutip News AM.

"Ini sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kerusakan tidak hanya hubungan antara Yerevan dan Moskow, tapi juga pengaruh Armenia dan prospek di lingkup regional dan dunia," tambahnya. 

3. Armenia sebut keanggotaan NATO tidak masuk agendanya

Menteri Luar Negeri Armenia, Ararat Mirzoyan, mengatakan bahwa Yervean telah menentukan ke arah demokrasi dan memperkuat institusinya. Ia pun menyebut Armenia menggandeng AS dan UE sebagai rekan utamanya. 

"Kami adalah negara demokratik dan kami ingin memperkuat institusi demokratik di Armenia. Kami melihat bahwa AS dan UE adalah rekan utama kami. Kami juga melihat bahwa UE bersedia mengirimkan misi sipil ke Armenia dan bersedia memperbaiki situasi di perbatasan," ujarnya. 

Ia menambahkan, tidak bisa dimungkiri bahwa terdapat masalah antara Armenia dan Rusia dalam beberapa tahun terakhir. 

"Keinginan bergabung dengan NATO, maka jawabannya tidak. Ini tidak ada dalam agenda Armenia hari ini. Soal UE, saya dapat mengatakan Armenia punya aspirasi Eropa yang besar dan saya ingin menekankan Armenia ingin lebih dekat dengan UE," sambungnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team