Parade militer tersebut memperlihatkan tontonan koreografi yang menampilkan presisi, kekuatan, dan patriotisme. Ribuan tentara memamerkan peralatan mereka pada 3 September, dan mendemonstrasikan program modernisasi militer China.
Di antara senjata baru yang dipamerkan, terlihat senjata laser, serigala robotik, hingga drone nuklir bawah air raksasa. Selain itu, China juga memamerkan drone serang silumannya yang dijuluki 'loyal wingman' karena mampu terbang bersama pesawat tempur berawak dan membantunya dalam serangan.
Parade tersebut disaksikan sekitar 50 ribu penonton, yang semuanya telah diperiksa terlebih dahulu. Terlihat pula Presiden Xi memeriksa ribuan prajurit dari berbagai cabang militer China yang berkumpul di Changan Avenue, BBC melaporkan.
Xi mengatakan dalam parade tersebut bahwa berakhirnya Perang Dunia Anti-Fasis, sebutan China untuk Perang Dunia II, menandai kemenangan penuh pertama Negeri Tirai Bambu di zaman modern melawan invasi asing.
"China tidak takut pada kekuatan atau intimidasi, dan bertekad untuk berdiri mandiri dan kuat. Rakyat China berdiri teguh di sisi sejarah yang benar," kata Xi dari mimbar Tiananmen yang sama tempat di mana Mao Zedong memproklamasikan China pada 1949.
"Saat ini, umat manusia dihadapkan pada pilihan antara perdamaian atau perang, dialog atau konfrontasi, hasil yang menguntungkan semua pihak atau permainan yang tidak menguntungkan semua pihak," sambungnya.