Pasukan perdamaian PBB di Mali. (Twitter.com/MINUSMA)
Pada saat yang sama, Maiga juga mengkritik pasukan perdamain PBB di Mali atau MINUSMA.
"Kita harus mengakui bahwa hampir 10 tahun setelah pendiriannya, tujuan penempatan MINUSMA di Mali belum tercapai, terlepas dari banyak resolusi Dewan Keamanan," kata Maiga.
Maiga memberikan kritikan tajam terhadap Guterres, yang baru-baru ini memberikan tanggapan bahwa pasukan Pantai Gading yang ditahan Mali bukan tentara bayaran. Maiga menegaskan bahwa mereka yang ditangkap adalah tentara bayaran.
“Karena persahabatan didasarkan pada ketulusan, saya ingin mengungkapkan ketidaksetujuan saya yang mendalam dengan penampilan media Anda baru-baru ini, di mana Anda mengambil posisi dan mengekspresikan diri Anda pada kasus 46 tentara bayaran Pantai Gading," kata Maiga, seraya menambahkan bahwa masalah itu tidak termasuk dalam kewenangan Guterres.
Maiga menyebut bahwa tentara itu merupakakan tentara bayaran dan tidak ada kaitannya dengan PBB, meski Pantai Gading sebelumnya telah membantah.
Dia mengatakan tentara itu tiba di Mali dengan membawa senjata, tapi dalam dokumen mereka menyebutkan mereka adalah pelukis dan tukang batu.Tentara itu dianggap Maiga datang dengan niat jahat untuk mengacaukan negara.
Dari 49 tentara yang ditahan, kini hanya tersisa 46. Tiga tentara wanita telah dibebaskan dengan alasan kemanusiaan, tetapi belum ada pembaruan tentang yang lain.