Didatangi 2 Ribu Pengungsi, Siprus Umumkan Krisis Migrasi Nasional

Jakarta, IDN Times - Presiden Siprus Nikos Christodoulides, pada Rabu (3/4/2024), meminta Uni Eropa (UE) untuk turun tangan mengatasi krisis nasional imbas migrasi di negaranya.
Dalam tiga bulan pertama tahun 2024, lebih dari 2 ribu orang tiba di Siprus melalui laut. Ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu, yakni hanya 78 orang.
1. Arus migran dari Lebanon

Menurut Kementerian Dalam Negeri Siprus, para migran sebagian besar datang dari Lebanon. Beirut disebut kurang fokus membendung migrasi dalam beberapa bulan terakhir karena peningkatan aktivitas militer di perbatasan Lebanon-Israel.
"UE memberikan bantuan keuangan yang signifikan kepada Lebanon baik untuk negara itu sendiri maupun untuk menampung migran Suriah, dan saya telah meminta presiden (Komisi Eropa) sendiri untuk menghubungi pihak berwenang Lebanon," kata Christodoulides dikutip dari Politico.
Dia menambahkan, bantuan keuangan ke Lebanon tidak dapat diserahkan jika arus migran terus berlanjut dari negara itu.
Pada Selasa malam, ada dua perahu yang tiba di Siprus, membawa 263 migran. Ini meningkatkan jumlah kedatangan sejak Minggu, menjadi 761 migran.
2. Siprus lebih mudah dijangkau
Perjalanan laut dari Lebanon atau Suriah ke Siprus memakan waktu sekitar 10 jam. Selain itu, perjalanan ke Siprus juga dinilai lebih mudah.
Dilansir Reuters, Menteri Dalam Negeri Constantinos Ionnou mengatakan, para penyelundup manusia mengenakan tarif 3 ribu dolar AS (sekitar Rp47 juta) untuk menuju Siprus, dibanding menuju Italia yang lebih mahal yakni sekitar 7 ribu dolar AS (Rp111 juta).
"Situasinya semakin buruk, dan dalam beberapa hari terakhir kami telah mengalami kedatangan kapal-kapal yang rusak dan para pengungsi yang membahayakan nyawa mereka," katanya.
"Semua indikasinya menunjukkan bahwa hal ini akan terus berlanjut," tambahnya.
3. UE telah capai kesepakatan dengan Lebanon untuk bendung arus keluar migran

Menurut data UNHCR, sejak awal tahun rata-rata 30 orang per hari telah mencapai Siprus, negara-pulau paling timur blok UE.
Dilansir Al Jazeera, Siprus ingin UE mempertimbangkan wilayah Suriah sebagai wilayah aman, sehingga memungkinkan pemulangan pencari suara yang ada di negara tetangga ke negara tersebut.
Pada bulan lalu, Komisaris UE Margaritis Schinas, juga mengatakan telah mencapai kesepakatan dengan Lebanon untuk membendung arus keluar pengungsi dan pencari suaka.
Lebanon menampung sekitar 800 ribu pengungsi Suriah yang terdaftar di PBB. Tapi para pejabat memperkirakan jumlahnya antara 1,5 hingga 2 juta jiwa.