Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi topan di Jepang (Japan Meteorological Agency, CC BY 4.0 CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)
ilustrasi topan di Jepang (Japan Meteorological Agency, CC BY 4.0 CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)

Intinya sih...

  • Sekitar 1.500 orang terdampar di pelabuhan Bicol.

  • Pihak berwenang memperingatkan adanya risiko tinggi gelombang badai setinggi 3 meter.

  • Ribuan orang masih mengungsi setelah Topan Super Ragasa melewati ujung utara Filipina.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Filipina kembali bersiaga menghadapi badai baru hanya beberapa hari setelah Topan Super Ragasa menewaskan sembilan orang di kepulauan tersebut. Pada Kamis (25/9/2025), sekolah-sekolah ditutup dan penerbangan dibatalkan.

Badai Tropis Bualoi diperkirakan akan meningkat menjadi topan pada Jumat (26/9/2025) dan kemudian menghantam bagian selatan pulau terbesar Filipina, Luzon. Daerah-daerah pegunungan akan berisiko mengalami banjir dan tanah longsor.

1. Sekitar 1.500 orang terdampar di pelabuhan Bicol

Dilansir dari CNA, pihak berwenang memperingatkan adanya risiko tinggi gelombang badai setinggi 3 meter yang mengancam jiwa. Penjaga Pantai Filipina mengatakan, sekitar 1.500 orang terdampar di pelabuhan Bicol, wilayah yang diperkirakan akan dilanda topan.

Menurut badan meteorologi, bagian luar Bualoi juga dapat membawa hujan ke wilayah utara Filipina.

“Hujan ini bersifat terus-menerus dan bisa memicu banjir baru serta tanah longsor, terutama di daerah yang sudah jenuh air,” kata Administrator Pertahanan Sipil, Harold Cabreros, pada Rabu (24/9/2025) malam.

Presiden Filipina, Ferdinand Marcos, menyatakan bahwa makanan, obat-obatan, dan bantuan lainnya telah disiapkan di daerah-daerah yang diperkirakan akan dilintasi Bualoi.

2. Tujuh nelayan tewas setelah perahu dihantam gelombang besar

Ribuan orang masih mengungsi setelah Topan Super Ragasa melewati ujung utara Filipina pada Senin (22/9/2025) dan menewaskan sedikitnya sembilan orang. Tujuh nelayan tewas setelah perahu mereka terbalik dihantam gelombang besar di provinsi Cagayan, sementara seorang lainnya meninggal tertimpa pohon tumbang. Tanah longsor yang dipicu topan juga menewaskan seorang pria berusia 74 tahun dan melukai sedikitnya tujuh orang di provinsi Benguet.

Di Taiwan, Topan Super Ragasa membuat sebuah danau meluap dan menewaskan sedikitnya 14 orang pada Selasa (23/9/2025). Sementara itu, lebih dari 100 orang terluka dan sekitar 1.000 penerbangan dibatalkan akibat badai di Hong Kong. Kota itu berada di bawah peringatan topan tertinggi hampir sepanjang Rabu.

Di China, pihak berwenang mengevakuasi hampir 2 juta penduduk di provinsi Guangdong, di mana badai tersebut menumbangkan lebih dari 50 ribu pohon dan memaksa sekolah dan tempat usaha tutup, dilansir dari DW.

3. Filipina dilanda sekitar 20 badai dan topan setiap tahun

Filipina rata-rata dilanda sekitar 20 badai dan topan setiap tahunnya. Kondisi tersebut membuat jutaan orang yang tinggal di wilayah rawan bencana terjebak dalam kemiskinan yang berkepanjangan. Para ilmuwan memperingatkan bahwa badai kini semakin kuat seiring dengan pemanasan global yang dipicu oleh perubahan iklim akibat ulah manusia.

Dilansir dari The Guardian, Filipina hanya menyumbang kurang dari 0,4 persen terhadap krisis iklim, sementara negara-negara di belahan bumi utara bertanggung jawab atas 92 persen. Namun, Filipina yang harus menanggung akibat dari masalah yang dihasilkan di utara.

Pada 2019, Filipina membuat pernyataan tegas kepada dunia dengan mengirim kembali 1.500 ton sampah yang dibuang secara ilegal ke Kanada.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team