Jakarta, IDN Times - Pemimpin sayap kanan Prancis, Marine Le Pen berjanji tidak akan mundur. Ia sebelumnya dilarang memegang jabatan publik selama lima tahun.
"Saya tidak akan mundur," ujar Le Pen dalam unjuk rasa yang digelar partainya, National Rally di Paris, dilansir dari Anadolu, Senin (7/4/2025).
Le Pen menggambarkan vonisnya sebagai perburuan politik dan perburuan penyihir. Menurut Le Pen, putusan itu menginjak-injak supremasi hukum dan demokrasi.
"Saya tetap percaya bahwa politik bukanlah seperti yang diinginkan sebagian orang—permainan menyimpang untuk menganiaya lawan, mengriminalisasi musuh, dan berusaha menghancurkan partai oposisi, dengan satu-satunya tujuan untuk mempertahankan kekuasaan sambil membawa negara ke dalam kehancuran dan kekacauan," katanya.