Diplomasi Aktif, Diplomat RI Gali Potensi Kota Probolinggo

- Pusdiklat Kementerian Luar Negeri RI dan LAN menggelar program Visitasi Kepemimpinan Nasional di Kota Probolinggo, Jawa Timur.
- Final Project mengidentifikasi keunggulan Probolinggo dalam tiga kluster utama, termasuk penguatan daya saing UMKM dan program bahasa Mandarin untuk pramuwisata.
- Rencana tindak lanjut dari Final Project antara lain pelatihan bahasa Mandarin untuk pramuwisata bulan Agustus 2024 dan kerja sama Pemkot Probolinggo dengan Google Indonesia.
Jakarta, IDN Times - Pusdiklat Kementerian Luar Negeri RI dan Lembaga Administrasi Negara (LAN) menggelar program Visitasi Kepemimpinan Nasional (VKN) di Kota Probolinggo, Jawa Timur, pada 3-7 Juni 2024. Acara ini mengusung tema “Penguatan Transformasi Tata Kelola Pemerintahan untuk Mendukung Diplomasi yang Aktif dan Efektif.”
Dalam kunjungan ini, peserta diklat Sekolah Staf dan Pimpinan Kementerian Luar Negeri (Sesparlu) Angkatan 74-Diklat PKN II melaksanakan Final Project yang mengembangkan potensi Kota Probolinggo di bidang ekonomi, lingkungan hidup, dan sumber daya.
“Hasil dari proyek ini harus menghasilkan atau memberikan dampak langsung dan ada tindak lanjut nyata bagi Kota Probolinggo,” kata Kapusdiklat Kemlu RI, Mohammad K. Koba, dikutip dari keterangan Kemlu RI, Jumat (7/6/2024).
1. Identifikasi keunggulan Kota Probolinggo

Final Project mengidentifikasi keunggulan Probolinggo dalam tiga kluster utama yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sinergi perdagangan dan investasi, memperkuat diplomasi hijau untuk mengatasi perubahan iklim, dan mengembangkan tata kelola sumber daya yang inovatif untuk mendukung misi diplomasi Indonesia.
Di kluster ekonomi, penguatan daya saing UMKM dilakukan melalui kerja sama dengan Disporapar dan DKUMP Pemkot Probolinggo. Sekitar 45 UMKM setempat juga diberi training dari Google untuk menguatkan kapasitas digital promosi usaha.
Program bahasa Mandarin untuk pramuwisata juga diluncurkan oleh ASEAN China Center, dihadiri oleh Duta Besar RI untuk China, Djauhari Oratmangun, yang mendukung langkah ini untuk menarik wisatawan China ke Probolinggo.
2. Memperkenalkan teknologi pengelolaan sampah dari Belanda

Di kluster lingkungan hidup, Dinas Lingkungan Hidup Pemkot Probolinggo dipertemukan secara daring dengan perusahaan Stellio Projects asal Belanda dalam business matching pemanfaatan teknologi untuk pengolahan sampah.
Duta Besar RI untuk Belanda, Mayerfas juga menyoroti keunggulan teknologi Belanda yang dapat dimanfaatkan Indonesia. Pemkot Probolinggo juga berjejaring dengan PUM Netherlands dan Netherlands Business Support Office yang berbasis di Surabaya.
Sementara itu, di kluster sumber daya, bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan, dilakukan Lokakarya ‘Probolinggo Goes Global: Business Matching and Network Development'. Duta Besar RI untuk Australia, Siswo Pramono, hadir secara virtual dan menekankan peran Pemda dalam diplomasi ekonomi Indonesia.
3. Belajar Bahasa Mandarin untuk pramuwisata Probolinggo

Rencana tindak lanjut dari Final Project ini antara lain kelanjutan pelatihan bahasa Mandarin untuk pramuwisata bulan Agustus 2024 dan dimulainya kerja sama Pemkot Probolinggo dengan Google Indonesia, komitmen transaksi antara buyer dengan petani dan pengusaha perikanan, serta tindak lanjut kerja sama pemanfaatan teknologi pengolahan sampah melalui kunjungan Stellio ke Kota Probolinggo pada akhir Juli 2024.
Kota Probolinggo yang terkenal dengan karakteristik Bayuangga (angin, anggur, dan mangga) di Provinsi Jawa Timur, dikenal sebagai pusat perdagangan dan industri dengan sektor utama seperti perikanan, pertanian, dan pariwisata.
Kota ini juga merupakan pintu masuk menuju destinasi wisata unggulan Gunung Bromo. Dengan infrastruktur yang terus berkembang, Probolinggo terus berupaya meningkatkan daya saing serta daya tarik bagi wisatawan dan investor.