Jakarta, IDN Times - Otoritas imigrasi Thailand pada Rabu (9/4/2025) mencabut visa seorang laki-laki Amerika Serikat (AS) yang ditahan sehari sebelumnya atas tuduhan pencemaran nama baik kerajaan.
Laki-laki tersebut bernama Paul Chambers, yang merupakan akademisi dan telah menghabiskan lebih dari satu dekade mengajar politik Asia Tenggara di Naresuan University. Ia ditangkap pada 8 April dan didakwa menghina monarki, setelah permintaan jaminannya ditolak oleh pengadilan di provinsi Phitsanulok.
Kasusnya ini merupakan contoh langkah tentang warga negara asing yang melanggar hukum lese-majeste terketat di dunia, yang melindungi Raja Maha Vajiralongkorn dan keluarga dekatnya dari kritik apa pun dan dapat menyebabkan hukuman penjara selama puluhan tahun, The Straits Times melaporkan.