Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PM Thailand Selamat dari Mosi Tidak Percaya  

ilustrasi bendera Thailand. (unsplash.com/Markus Winkler)
ilustrasi bendera Thailand. (unsplash.com/Markus Winkler)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Thailand, Paetongtarn Shinawatra, berhasil lolos dari mosi tidak percaya di parlemen pada Rabu (26/3/2025). Hasil pemungutan suara menunjukkan 319 anggota parlemen mendukung Paetongtarn, sementara 162 anggota menolak, dan tujuh anggota abstain dari total 488 anggota yang hadir.

Mosi tidak percaya ini diajukan oleh partai oposisi utama, People's Party, dan telah dibahas dalam debat selama dua hari. Oposisi mengkritik kemampuan Paetongtarn dalam mengelola ekonomi, keamanan nasional, dan juga mempertanyakan pengalamannya yang minim.

Paetongtarn menjabat sebagai PM setelah pendahulunya, Srettha Thavisin, dicopot melalui putusan pengadilan tahun lalu. PM berusia 38 tahun ini merupakan putri dari Thaksin Shinawatra, mantan PM yang kontroversial. Ia juga menjadi PM wanita kedua Thailand setelah bibinya, Yingluck Shinawatra.

"Semua suara, baik yang mendukung maupun menentang, akan menjadi kekuatan yang mendorong saya dan kabinet untuk terus bekerja keras bagi rakyat," kata Paetongtarn, dilansir CNA

1. Oposisi tuduh Paetongtarn dikendalikan ayahnya

Selama debat, partai oposisi menuding Paetongtarn hanya menjadi boneka ayahnya, Thaksin Shinawatra. Thaksin sendiri baru kembali ke Thailand pada 2023 setelah 15 tahun mengasingkan diri dari negara tersebut.

Rangsiman Rome, anggota parlemen dari People's Party, secara terbuka menuduh Paetongtarn membuat perjanjian khusus untuk ayahnya.

"Anda membuat kesepakatan, kesepakatan iblis, agar ayah Anda mendapatkan perlakuan istimewa dibanding tahanan lainnya. Ayah Anda tidak akan berada di penjara sehari pun," ujar Rangsiman dalam sidang parlemen.

Tuduhan ini berkaitan dengan fakta bahwa Thaksin hanya menjalani beberapa bulan dari hukuman penjara delapan tahun atas kasus korupsi di rumah sakit kepolisian. Dia kemudian mendapat pengampunan dari raja Thailand sehingga memicu rumor adanya kesepakatan di balik layar.

Paetongtarn membantah tuduhan tersebut dengan alasan dia baru menjabat PM beberapa bulan setelah ayahnya mendapat pengampunan. Oposisi juga meragukan keterangan Paetongtarn tentang kondisi kesehatan ayahnya yang katanya sakit parah sehingga dirawat di bangsal khusus alih-alih di penjara.

2. Rendahnya kepercayaan publik terhadap PM Paetongtarn

Mosi ini muncul saat kepercayaan publik terhadap pemerintahan Paetongtarn sedang rendah. Survei dari lembaga National Institute of Development Thailand menunjukkan hanya 38,55 persen masyarakat yang percaya pemerintahannya mampu menyelesaikan masalah nasional.

Thailand saat ini menghadapi tantangan ekonomi berat. Pertumbuhan PDB negara itu pada 2024 hanya 2,5 persen, terendah di antara negara-negara ASEAN-6. Indeks saham SET Thailand juga anjlok lebih dari 15 persen sejak awal tahun ini, dilansir CNBC.

Partai oposisi mengklaim pemerintahan Paetongtarn belum mengatasi masalah utama seperti tingginya biaya listrik tinggi dan rendahnya harga hasil pertanian. Mereka juga mengkritik program bantuan langsung tunai yang dianggap tidak efektif untuk menggerakkan ekonomi, dilansir Bangkok Post.

Kontroversi lain yang dihadapi adalah pemulangan 40 warga Uyghur ke China pada akhir Februari. Tindakan ini mendapat kecaman internasional dan membuat Amerika Serikat menjatuhkan sanksi berupa larangan visa bagi beberapa pejabat Thailand.

Oposisi juga menuduh Paetongtarn menghindari pajak terkait kepemilikan tanah resor golf keluarga dan menerima saham bernilai miliaran baht tanpa membayar pajak hadiah.

3. Oposisi meminta diadakan penyelidikan

Dari 319 suara pendukung Paetongtarn, lima di antaranya berasal dari Partai Thai Sang Thai yang sebenarnya berada di kubu oposisi. Pemimpin partai tersebut, Khunying Sudarat Keyuraphan, mengkritik kelima anggotanya yang membelot. Tujuh anggota parlemen yang abstain termasuk empat anggota dari Partai Demokrat yang merupakan bagian dari koalisi pemerintah.

Meski lolos dari mosi tidak percaya, perjuangan Paetongtarn belum berakhir. Pemimpin Oposisi Natthaphong Ruengpanyawut menyatakan akan meminta lembaga independen menyelidiki berbagai isu yang muncul dalam debat mosi tidak percaya.

"Pemerintah harus mempersiapkan pembelaannya dengan baik, karena tidak mungkin perdana menteri akan mampu menjawab banyak informasi yang kami miliki," kata Natthaphong.

Pengaruh keluarga Shinawatra masih cukup kuat dalam politik Thailand. Thaksin tetap populer di kalangan rakyat miskin yang merasa sejahtera selama pemerintahannya tahun 2001-2006. Namun, elite konservatif Thailand menganggapnya sebagai politisi korup dan manipulatif.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us