Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pada 19 Maret 2016, Donald Trump mengadakan rapat umum di Fountain Park, Fountain Hills, Arizona. (Gage Skidmore, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mengumumkan darurat energi nasional untuk menekan biaya di pidato pelantikannya pada Senin (20/1/2025). Langkah ini akan memberi pemerintah lebih banyak wewenang untuk meningkatkan produksi minyak dan gas dalam negeri.

Trump menargetkan pemotongan biaya energi hingga setengahnya dalam satu tahun. Ia juga akan menandatangani perintah eksekutif untuk mempercepat produksi energi di Alaska.

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan Alaska memiliki peran penting dalam keamanan nasional dan ekspor gas alam ke Asia Pasifik.

1. Kebijakan diprediksi tidak akan signifikan

Seorang analis energi mengatakan undang-undang darurat memberi presiden keleluasaan dalam kebijakan energi. Ia juga menilai pengadilan kemungkinan besar tidak akan menghalangi kebijakan ini karena terkait keamanan nasional.

Meski begitu, CEO Exxon dan Chevron menyatakan bahwa produksi minyak lebih dipengaruhi oleh kondisi pasar.

CEO Chevron Mike Wirth mengatakan produksi minyak dalam negeri mungkin tidak meningkat signifikan karena ladang minyak yang ada sudah mulai mencapai batas produksinya. 

CEO Exxon Darren Woods juga mengatakan produksi minyak di AS tidak mengalami hambatan di bawah pemerintahan Joe Biden. Ia mengatakan keputusan produksi lebih bergantung pada faktor ekonomi daripada kebijakan politik, dilansir dari CNBC Internasional.

2. Alaska jadi target ekspansi energi Trump

Editorial Team

EditorRama

Tonton lebih seru di