Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

TikTok Beroperasi Lagi di AS Usai Trump Janji Tunda Larangan 

ilustrasi logo TikTok. (unsplash.com/Solen Feyissa)
ilustrasi logo TikTok. (unsplash.com/Solen Feyissa)

Jakarta, IDN Times - TikTok kembali beroperasi di Amerika Serikat (AS) pada Minggu (19/1/2025), setelah sempat terhenti selama 12 jam. Pemulihan layanan ini terjadi menyusul janji Presiden terpilih AS Donald Trump yang akan mengeluarkan perintah eksekutif untuk menunda larangan federal terhadap aplikasi tersebut.

TikTok mengumumkan pemulihan layanannya bagi 170 juta pengguna di AS setelah Trump menyatakan rencananya melalui akun Truth Social. Trump berjanji akan menandatangani perintah eksekutif sehari setelah pelantikannya pada Senin (20/1/2025).

Aplikasi berbagi video pendek milik ByteDance ini sempat tidak bisa diakses pada Sabtu malam waktu AS. Pengguna yang mencoba membuka aplikasi hanya melihat pesan bahwa TikTok sedang offline dan diminta untuk menunggu perkembangan selanjutnya.

1. Google dan Apple telah hapus aplikasi TikTok

Apple dan Google telah menghapus TikTok dari toko aplikasi digital mereka pada Sabtu malam untuk mematuhi undang-undang federal. Penghapusan ini mengakibatkan pengguna baru tidak bisa mengunduh aplikasi tersebut di AS.

Undang-undang yang disahkan pada April 2024 mewajibkan ByteDance menjual operasi TikTok di AS atau menghadapi larangan total. Peraturan ini mendapat dukungan luas dari dua Republik-Demokrat di Kongres AS karena kekhawatiran keamanan nasional terkait kepemilikan China.

Mahkamah Agung AS telah mengukuhkan undang-undang tersebut pada Jumat (17/1/2025). Regulasi ini mengancam perusahaan teknologi yang memfasilitasi akses TikTok dengan denda hingga 5 ribu dolar AS (sekitar Rp81 juta) per pengguna, dilansir NPR.

"TikTok beruntung memiliki dukungan presiden yang benar-benar memahami platform kami, seseorang yang telah menggunakan TikTok untuk mengekspresikan pemikiran dan perspektifnya sendiri, terhubung dengan dunia dan menghasilkan lebih dari 60 miliar tampilan kontennya dalam prosesnya," ujar CEO TikTok Shou Chew, dilansir CNN.

2. Rencana Trump untuk TikTok

Trump mengusulkan pembentukan usaha patungan di mana AS memiliki 50 persen kepemilikan TikTok. Proposal ini bertujuan menyelesaikan kebuntuan antara ByteDance dan pemerintah AS soal nasib aplikasi tersebut.

Trump menunjukkan perubahan sikap drastis terkait TikTok. Saat menjabat presiden periode pertamanya, dia berupaya keras melarang TikTok di AS. Namun, kini Trump justru berjanji menyelamatkan aplikasi yang telah menjadi platform favorit kaum muda Amerika tersebut.

Mike Waltz, calon penasihat keamanan nasional Trump, menyatakan pemerintahan baru AS masih membuka peluang TikTok tetap dimiliki perusahaan China.

"Kami bisa memiliki aplikasi yang dinikmati warga AS, namun sekaligus melindungi data mereka dari pengaruh luar," ujarnya, dilansir Al Jazeera. 

Shou Chew dijadwalkan menghadiri pelantikan Trump pada Senin. Seperti beberapa platform lainnya, TikTok tampak ingin menjalin hubungan baik dengan pemerintahan baru AS.

3. Beberapa perusahaan mulai incar TikTok

Beberapa investor telah mengajukan tawaran untuk mengambil alih operasi TikTok di AS. Perplexity AI, startup yang didukung pendiri Amazon, Jeff Bezos, mengusulkan penggabungan dengan TikTok AS.

Konsorsium yang dipimpin investor Kanada Kevin O'Leary dan miliarder Frank McCourt juga menawarkan pembelian senilai 20 miliar dolar AS (sekitar Rp327 triliun). McCourt menyatakan kesediaan membangun ulang aplikasi tanpa algoritma ByteDance.

Sementara itu, Senator Tom Cotton dan Pete Ricketts menentang perpanjangan operasi TikTok. Kedua senator Partai Republik ini mendesak pemutusan total hubungan TikTok dengan China sebagai satu-satunya solusi melindungi keamanan warga AS.

Platform pesaing seperti Instagram Reels dan YouTube Shorts berpeluang mendapat keuntungan dari potensi larangan TikTok. Namun, Xiaohongshu, aplikasi asal China lainnya, malah menjadi aplikasi paling banyak diunduh di toko aplikasi Apple AS pekan ini.

ByteDance sejauh ini menolak menjual operasi TikTok di AS. Algoritma TikTok dinilai terlalu berharga untuk dilepas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us