Dubes Malaysia Bicara soal Prabowo, Sawit, PMI, hingga Palestina

Intinya sih...
- Hubungan Indonesia-Malaysia semakin erat dan menguntungkan kedua negara serta ASEAN
- Relasi antar kedua negara mencakup berbagai aspek, termasuk perdagangan, pendidikan, wisata, pertahanan, dan isu transnasional
- Kedua negara bersatu dalam mendukung Palestina dengan menekankan pentingnya Two State Solution dan gerakan boikot produk terhubung dengan Israel
Jakarta, IDN Times - Hubungan Indonesia dan Malaysia bisa dibilang sangat dekat, pun kadang pasang surut. Kedua negara bahkan memiliki akar budaya yang serumpun.
Selain itu, banyak Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Malaysia. Negeri Jiran mengakui, jumlah pekerja migran dari Indonesia sangat membantu pembangunan mereka.
Kepada IDN Times, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Dato Syed Mohamad Hasrin Tengku Hussin menjabarkan relasi antara Indonesia dan Malaysia, yang kini dinilai semakin menguat dan erat.
“Penempatan dua kali di Indonesia, saya seperti pulang kampung,” kata Hasrin, sambil tertawa.
Berikut wawancara lengkap IDN Times dengan Dubes Malaysia untuk Indonesia:
1. Menhan RI sekaligus presiden terpilih Prabowo Subianto sempat ke Malaysia beberapa waktu lalu dan diterima Perdana Menteri Anwar Ibrahim. Kira-kira seperti apa nanti Malaysia melihat hubungan dua negara di bawah administrasi Prabowo?
Saya rasa hubungan kita ini memang sudah dekat, saat ini berada dalam di dalam tahap yang sangat baik. Dengan kedekatan PM Anwar dan Pak Prabowo, presiden terpilih ini, kita berharap hubungan dua negara bisa lebih erat serta berkembang untuk kita bisa berikan manfaat kepada masyarakat kedua negara, dan juga ASEAN. Malaysia juga akan jadi Ketua ASEAN 2025 nanti.
2. Tapi PM Anwar memang dekat dengan Prabowo secara personal?
Sepertinya begitu, ya. Mereka berkomunikasi itu sudah pasti. Tapi mungkin di belakang layar juga mungkin komunikasi mereka sudah bagus. Mereka sudah kenal satu sama lain, jadi memudahkan untuk berinteraksi soal hubungan dua negara ini.
Selepas Oktober nanti, kami harap hubungan kita ini makin erat di berbagai aspek. Tidak hanya antarpemerintah tapi juga antarmasyarakat-nya.
3. Kira-kira bidang kerja sama apa yang perlu ditingkatkan antardua negara ini?
Hubungan relasi antara Malaysia dan Indonesia ini komprehensif dan menjangkau berbagai aspek. Dari antarpemerintah itu kita punya banyak mekanisme. Yang paling dekat nanti ada pertemuan tahunan antarkepala negara Malaysia dan Indonesia. Lalu di tingkat menteri juga ada, antara menteri luar negeri, menteri pertahanan dan menteri yang lain lagi. Mekanismenya tentu sedang berjalan.
Contohnya soal pertahanan, kita ada sering adakan patroli bersama, pertukaran personel militer dan ini juga bukan di pertahanan saja, di custom juga, coast guard.
Soal perdagangan saja, Indonesia ini menempati posisi ke-7 mitra dagang terbesar Malaysia, jumlahnya sampai 24 miliar dolar AS. Kita harap bisa naik sampai 30 miliar dolar AS. Padahal pada 2022 itu sempat di angka 29 miliar, tapi turun karena kondisi dunia juga tidak menentu.
Kalau dari aspek masyarakat, kita lihat banyak pelajar Indonesia sekolah di Malaysia, itu ada 11 ribu orang. Ada banyak pelajar Malaysia juga belajar di Indonesia, sekitar 2 ribu orang. Dari segi wisata, turis Malaysia ini sepertinya nomor satu di Indonesia, hampir 2 juta orang Malaysia ke Indonesia tahun lalu, dan ada 3,1 juta orang Indonesia ke Malaysia tahun lalu.
Ada satu lagi isu yang menarik adalah CPO. Kita dua negara bisa bekerja sama untuk mengadang diskriminasi CPO ini, padahal kita juga bersaing sebagai negara pengekspor sawit terbesar. Tapi kita bisa sama-sama melawan diskriminasi CPO agar tidak berdampak kepada petani sawit kita. Ini yang harus kita banggakan.
4. Indonesia sedang membangun Ibu Kota Nusantara. Bagaimana Malaysia menanggapi ini dan apakah ada investasi Malaysia di sana?
Kami merespons positif soal IKN ini, termasuk badan-badan perusahaan di Sabah dan Sarawak karena mereka lebih dekat ya ke Kalimantan. Malaysia salah satu negara yang banyak Letter of Intent untuk IKN. Ada beberapa perusahaan kami juga yang sudah bernegosiasi di tahap akhir. Kita harap putusannya bisa dicapai secepat mungkin agar perusahaan kita bisa berinvestasi di sana, mendukung pemerintah Indonesia membangun IKN.
5. Soal Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia, terutama pekerja domestik. Seperti kita tahu ada sistem One Channel System (OCS), ini seperti apa kelanjutan mekanismenya? Dan masih banyak juga ratusan PMI di detensi migrasi di Malaysia.
Utamanya, seperti PM Malaysia sebut bahwa kita sangat menghargai sumbangan Indonesia, PMI, untuk pembangunan ekonomi negara Malaysia, terutama di domestic worker. Kita juga sudah teken MoU soal OCS ini. Tentu mekanisme ini berjalan.
Tapi kita tahu juga banyak PMI yang masuk ke Malaysia lewat jalur ilegal, untuk menangani isu jalur ilegal ini kerja sama Malaysia dan Indonesia sangat penting, antarpemerintah, karena ada sindikat-sindikat yang beroperasi di belakang fenomena ini.
Yang penting, mereka harus diberi perlindungan sesuai UU malaysia, kalau mereka ilegal ini, mereka pasti rentan. Kita ingin kasus-kasus seperti yang sudah-sudah itu terjadi. Memang ya sebaiknya kita harus ikut jalur legal. Kita akui memang ada demand, ada supply dari pihak-pihak tak bertanggung jawab untuk mengeksploitasi jalur-jalur ilegal ini. Isu transnasional ini memang tidak bisa bergerak sendiri tapi harus bekerja sama, salah satunya kerja sama coast guard dan intelijen.
6. Kalau dari Malaysia sendiri, pencegahannya seperti apa?
Kalau dari Malaysia ini kita ada patroli wilayah, untuk kami mencegat mereka. Sindikat-sindikat ini memang ada di dua negara, maka kami buka pertukaran informasi intelijen dengan Indonesia.
Kita juga lakukan penguatan hukum di Malaysia, kalau tidak ada dokumen kita tahan dan kita kerja sama dengan KBRI untuk kita antar pulang. Supaya mereka tidak tereksploitasi dengan pihak-pihak tak bertanggung jawab.
7. Indonesia dan Malaysia ini kan satu rumpun, tapi kadang kita suka berdebat di media sosial soal saling klaim, misalnya soal baju dan makanan. Bagaimana Dato menanggapinya?
Yang penting bagi saya, banyak kesamaan dari masyarakat kita ini lebih baik kita perjuangkan bersama-sama dari pada berdebat soal perbedaan, apa punya siapa. Seperti contoh, kalau batik ya sama-sama kita perjuangkan di dunia, bahkan bahasa kita juga mirip kan. Di PBB itu hanya tiga negara yang berbicara bahasa, tidak sama tapi beda, tapi kita mengerti satu sama lain, ya Malaysia, Indonesia dan Brunei.
Isu-isu kebudayaan seperti ini juga kita perjuangkan karena pengaruhnya juga cukup besar di dunia.
8. Beralih ke isu global. Malaysia ini salah satu negara yang paling keras memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Seberapa penting kemerdekaan Palestina untuk Malaysia?
Sangat penting sekali. Kita juga dulu bebas dari penjajahan, Indonesia juga. Ini salah satu isu yang amat penting di dunia dan Malaysia serta Indonesia. Kami juga pendiriannya sama, lantang soal Palestina. Isu ini hampir seusia dengan PBB, jadi saat saya dulu penempatan di New York, saya sering ucapkan bahwa PBB ini tampak tidak relevan karena usai konflik Palestina.
Isu Palestina ini bukan masalah isu suku, ras, agama, tapi soal kemanusiaan. Saya kira kalau ada tuduhan bahwa Malaysia dan Indonesia keras soal Palestina karena agama ini salah besar. Ini juga isu hukum internasional karena tidak bisa satu negara menjajah negara lain, illegal statement. Ada hak bangsa Palestina untuk kembali ke tanahnya sendiri. Kami harap Dewan Keamanan PBB segera bisa merefleksikan resolusi-resolusi yang sudah dibuat untuk mengakhiri jajahan Israel. Kadang-kadang kita ini frustasi ya, tapi kalau kita berhenti bicara, no justice untuk bangsa Palestina.
9. Menurut Dato, Solusi Dua Negara masih relevan?
Untuk saya, Two State Solution (Solusi Dua Negara) ini paling didukung dan masih relevan. Karena kalau kita ada paham yang baru, khawatir ini akan jadi distraksi isu yang berlangsung di sana. Two State Solution ini yang paling diterima banyak negara, dari segi pemungutan suara di PBB juga mayoritas negara mendukung. Saya pikir ini masih relevan. Yang penting kita rakyat dunia ini harus menghentikan kekejaman sekarang dan illegal occupation dari Israel.
Gencatan senjata di Gaza ini amat penting. Konflik bersenjata harus berhenti dulu. Bantuan kemanusiaan bisa masuk terus menerus ke Gaza. Jadi Two State Solution ini masih relevan.
10. Soal boikot produk-produk terafiliasi Israel ini cukup kencang di Malaysia?
Sangat kencang sekali. Banyak dukungan untuk boikot produk-produk terhubung dengan Israel. Rakyat juga mulai cari jalan lain untuk bisa mendukung perjuangan rakyat Palestina. Saya juga salah satunya.
Gerakan boikot ini cukup kuat di negara kami. Anak-anak muda juga sudah mulai aware dengan isu ini dan di sosial media cukup kencang.