UNHCR: Satu Juta Orang Tinggalkan Ukraina dalam Sepekan

Rumah-rumah warga sipil di Kharkiv terus-menerus dibombardir

Jakarta, IDN Times - Sebanyak satu juta orang telah meninggalkan Ukraina dalam sepekan setelah Rusia menyerang negara itu. Hal tersebut disampaikan Kepala Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) Filippo Grandi dalam cuitannya di Twitter.

“Hanya dalam tujuh hari, kami sudah menyaksikan eksodus satu juta pengungsi dari Ukraina ke negara-negara tetangga,” kata Grandi dalam cuitannya dikutip dari ANTARA, Kamis (3/3/2022).

“Bagi jutaan orang lainnya di dalam Ukraina, sudah waktunya bagi senjata untuk diam, sehingga bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan jiwa dapat diberikan,” katanya.

1. Permukiman warga sipil di Kota Kharkiv, Ukraina, terus-menerus dibombardir

UNHCR: Satu Juta Orang Tinggalkan Ukraina dalam SepekanSeorang pria memeriksa jendela rusak, setelah Rusia meluncurkan operasi militer besar terhadap Ukraina, di Kyiv, Ukraina, Sabtu (26/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Valentyn Ogirenko.

Sebelumnya, rumah-rumah warga sipil di Kota Kharkiv, Ukraina, terus-menerus dibombardir dan terkena dampak dari serangan misil yang dilancarkan Rusia ke kota tersebut.

"Kami terus-menerus dibombardir dengan sedikit jeda. Mereka mengebom rumah-rumah sipil secara acak untuk menimbulkan ketakutan," kata Volodymyr Yuriyovych Yurchenko (24) kepada ANTARA melalui aplikasi Telegram.

Yurchenko adalah seorang mahasiswa di Institut Politeknik Kharkiv yang juga tinggal di kota Kharkiv, yang pada Selasa (1/3/2022) mendapat serangan misil dari Rusia.

Baca Juga: Resolusi Majelis Umum PBB, Rusia Didesak Tarik Pasukan dari Ukraina

2. Warga Ukraina bertahan di ruang bawah tanah maupun stasiun kereta bawah tanah

UNHCR: Satu Juta Orang Tinggalkan Ukraina dalam SepekanSeorang anak duduk di ayunan di depan gedung tempat tinggal yang hancur, setelah Rusia meluncurkan operasi militer besar terhadap Ukraina, di Kyiv, Ukraina, Jumat (25/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Umit Bektas.

Menurut Yurchenko, warga Ukraina di Kharkiv didorong untuk tinggal di tempat-tempat penampungan.

Selain itu, seluruh sistem kereta bawah tanah di kota itu juga beralih fungsi sebagai tempat perlindungan di mana orang-orang membawa semua barang yang dibutuhkan, tetapi banyak stasiun dalam kondisi kapasitas penuh.

"Saya, ibu saya, saudara laki-laki saya, dan orang-orang dari apartemen kami duduk di ruang bawah tanah. Di sini dingin tapi kami masih bisa bertahan ... kami menyeret balok kayu dari jalan, kursi, dan segala yang kami bisa untuk membuat tempat ini nyaman. Kami sudah tahu akan ada perang sehingga kami memiliki cukup makanan untuk saat ini," ujarnya.

3. Jepang menyatakan siap menampung pengungsi Ukraina

UNHCR: Satu Juta Orang Tinggalkan Ukraina dalam SepekanSeorang pria mengucapkan selamat tinggal kepada putrinya melalui jendela bus selama evakuasi penduduk lokal ke Rusia, di kota Donetsk yang dikuasai pemberontak, Ukraina, Sabtu (19/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Alexander Ermochenko.

Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyatakan bahwa pihaknya siap untuk menampung pengungsi Ukraina.

“Untuk melanjutkan solidaritas dengan rakyat Ukraina, kami akan melanjutkan untuk menerima mereka yang mencari perlindungan di negara ketiga,” kata Kishida setelah sambungan telepon tersebut.

Dia menambahkan bahwa fokus awal adalah kepada orang-orang dengan kerabat atau teman di Jepang.

“Untuk mendukung Ukraina dengan kuat, kami akan memperkuat koordinasi dengan G7 (Kelompok Tujuh negara-negara industri utama) dan masyarakat internasional,” katanya kepada awak media.

Baca Juga: Zelenskyy Bebaskan Visa Bagi Pasukan Asing yang Ingin Bela Ukraina

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya