Jakarta, IDN Times - Mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert, mengungkapkan penyesalan mendalam atas tewasnya putra pemimpin Hamas dalam serangan Tel Aviv di Doha. Tindakan tersebut dinilai menyebabkan kerusakan politik dan moral yang signifikan.
Putra pemimpin Hamas Khalil al-Hayya, Hamam, termasuk di antara enam orang yang tewas dalam serangan Israel di ibu kota Qatar pada 9 September. Namun, kelompok Palestina itu mengklaim bahwa para pemimpin seniornya berhasil selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Serangan itu menuai kecaman internasional, dengan para pemimpin dunia mengutuk tindakan Israel serta menyatakan solidaritas dan dukungan bagi Qatar.
“Seorang anak seharusnya tidak menjadi korban, dan istrinya juga terluka. Kita sedang memerangi teror, dan mereka akan dihukum pada waktunya, tetapi keluarga adalah hal yang berbeda," kata Olmert, dikutip dari The New Arab.