Ekuador-Spanyol Tangkap 30 Orang Sindikat Mafia Albania

Jakarta, IDN Times - Otoritas Ekuador dan Spanyol, pada Selasa (6/2/2024), sukses menangkap 30 orang terduga anggota mafia Albania di Ekuador. Puluhan orang itu dituding sedang melakukan operasi penyelundupan narkoba dari Ekuador ke Eropa dan pencucian uang.
Operasi gabungan ini dilakukan secara bersama-sama oleh aparat keamanan Ekuador dan Spanyol di masing-masing negara. Keduanya bekerja sama untuk meringkus jaringan penyelundupan narkoba ke Eropa yang dinakhodai oleh mafia Albania.
1. Berhasil menyita 2,4 ton narkoba dan uang senilai Rp7,8 miliar
Kepolisian Ekuador mengadakan 57 operasi di Provinsi Guayas, El Oro, Santa Elena, Cotopaxi, Pichincha, dan Azuay. Sedangkan Kepolisian Spanyol mengadakan operasi penggerebekan di Barcelona, Malaga, Marbella, Granada, Cadiz, dan Valencia.
Dilaporkan Primicias, otoritas gabungan kedua negara berhasil menyita 2,4 ton narkoba di Ekuador. Sementara di Spanyol, operasi gabungan ini sukses menyita uang senilai 500 ribu dolar AS (Rp7,8 miliar), beserta sejumlah properti, kendaraan mewah, dan produk finansial lainnya.
Dari 30 orang yang ditangkap, 18 ditangkap di Ekuador dan 12 lainnya berhasil diringkus di Spanyol. Terduga pelaku yang ditangkap dari berbagai negara, meliputi Ekuador, Spanyol, Argentina, Kolombia, dan China.
Kepolisian Spanyol dan Ekuador mengatakan bahwa barang tersebut akan dijadikan barang bukti kasus penyelundupan narkoba dan pencucian uang. Otoritas kedua negara juga masih membuka kemungkinan operasi gabungan.
2. Investigasi sudah dilakukan selama 2,5 tahun
Operasi gabungan Ekuador dan Spanyol ini dilangsungkan setelah proses investigasi selama 2,5 tahun. Otoritas keduanya sudah menyelidiki 42 properti, di mana 33 berada di Ekuador dan 9 lainnya di Spanyol yang diduga sebagai tempat persembunyian.
Polisi Nasional Ekuador mengatakan pemimpin organisasi itu adalah warga Albania, Dritan Gjika yang punya hubungan dengan pebisnis Ekuador Ruben Cherres yang tewas dibunuh tahun lalu. Setelah diselidiki, ternyata bisnisnya berhubungan dengan penyelundupan narkoba dan pencucian uang.
Dilansir EFE, Cherres diduga terlibat dalam skandal korupsi di perusahaan milik negara yang dikepalai oleh Danilo Carrera. Rupanya Carrera adalah saudara ipar mantan Presiden Guillermo Lasso yang dimakzulkan oleh parlemen pada tahun lalu.
Dalam hasil investigasi, mafia Albania itu bekerja sama dengan sejumlah laboratorium pembuat kokain di Kolombia dan mengkoordinir pengiriman ke Eropa. Ia dibantu sejumlah orang untuk menyelundupkan kokain ke perbatasan Ekuador.
3. PBB peringatkan Ekuador tetap patuhi hukum internasional
Pada Senin (5/2/2024), PBB memperingatkan pemerintah Ekuador agar tetap mengikuti aturan dalam hukum internasional dalam meringkus geng kriminal dan mengamankan negaranya dari teror kekerasan.
"Sekjen PBB Antonio Guterres sangat memperhatikan ancaman dari organisasi kriminal kepada keamanan nasional di Ekuador. Namun, kami tetap memperingatkan bahwa respons pemerintah harus berkomitmen pada hukum internasional," terang juru bicara Sekretariat Jenderal PBB Stephane Dujarric.
Dilansir CNN, UNICEF melaporkan bahwa kasus pembunuhan kepada anak-anak dan remaja di Ekuador naik signifikan hingga 640 persen dalam 4 tahun. Pada 2023, terdapat 770 kasus pembunuhan kepada anak-anak dan remaja yang tercatat. Sedangkan pada 2019, jumlahnya hanya 104 kasus.
Ratusan anak-anak dan remaja di Ekuador telah terimbas oleh rentetan kekerasan yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Pasalnya, geng kriminal kerap menargetkan anak-anak dan remaja sebagai anggota barunya.