Rusia Geram Ekuador Kirim Senjata ke Amerika Serikat

Jakarta, IDN Times - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, pada Jumat (2/1/2024), mengecam keputusan Ekuador yang bersedia menukarkan senjata ke Amerika Serikat (AS). Ia menuding senjata tersebut akan dikirimkan AS untuk membantu militer Ukraina.
Dalam beberapa pekan terakhir, hubungan Rusia-Ekuador terus memanas di tengah rencana penukaran senjata buatan Rusia ke AS. Moskow menganggap tindakan tersebut sebagai langkah tidak bersahabat.
1. Ekuador dituding melanggar kontrak jual beli senjata dengan Rusia
Zakharova menegaskan, tindakan Ekuador menyerahkan senjata buatannya ke AS sebagai kecerobohan. Ia menekankan bahwa aksi tersebut melanggar kontrak jual beli senjata antara kedua negara.
"AS sudah mengatakan bakal mengirimkan senjata yang didapat dari Ekuador ke Ukraina untuk membantu militer di medan perang melawan Rusia. Ini adalah keputusan ceroboh dari Ekuador yang mendapat tekanan dari pihak asing," ungkapnya, dilansir Reuters.
"Rekanan kami tahu betul apa yang tertulis dalam kontrak yang meliputi obligasi menggunakan persenjataan untuk tujuan tertentu, dan tidak dikirimkan kepada pihak ketiga tanpa mendapat persetujuan dari Rusia," sambungnya.
Sebagai informasi, persetujuan militer AS-Ekuador dalam melawan teror geng kriminal meliputi penukaran senjata buatan Rusia senilai 200 juta dolar AS (Rp3,1 triliun) dengan senjata canggih baru buatan AS.
2. Rusia sebut ada kontaminasi pisang ekspor dari Ekuador

Pada hari yang sama, Badan Pengawas Peternakan dan Fitosanitasi Rusia mengungkapkan adanya kandungan berbahaya dalam pisang yang diekspor dari Ekuador.
"Dalam deteksi dini, terdapat kandungan berbahaya dalam pisang asal Ekuador imbas infeksi lalat Megaselia scalaris. Saat ini, pisang tersebut sudah dikarantina dan tidak dipasarkan," terangnya, dikutip TASS.
"Kami meminta Menteri Pertanian Ekuador Franlin Danilo Palacios untuk menangguhkan sertifikasi pisang dari lima eksportir pisang asal Ekuador yang melakukan sejumlah pelanggaran mulai 5 Februari," sambungnya.
Pihaknya menambahkan, sampai saat ini belum ada langkah tegas yang diambil dari Ekuador. Akan ada langkah tegas dari Rusia jika masih ditemukan lalat berbahaya tersebut dalam pisang.
3. Zelenskyy undang Noboa dalam perumusan perjanjian perdamaian
Ketika berkunjung ke Argentina, Presiden Ekuador Daniel Noboa mengadakan pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Keduanya setuju meningkatkan kerja sama bilateral dalam bidang digitalisasi, pertanian, dan keamanan.
Dilansir Odessa Journal, Noboa sudah menyatakan dukungan kepada Ukraina dalam penyelesaian konflik dengan Rusia. Zelenskyy juga menawarkan Noboa ikut dalam perumusan perjanjian perdamaian yang diusung Ukraina dan mendukung penarikan pasukan Rusia.
"Dukungan dan persatuan suara kuat dari negara-negara Amerika Latin untuk mendukung rakyat Ukraina dalam memperjuangkan kebebasan dan demokrasi benar-benar penting bagi kami," tuturnya.